Bagi beberapa orang, keluarga mungkin adalah tempat ternyaman untuk mencurahkan semua perasaan. Tetapi, untuk gadis bertubuh sedikit gempal, berkulit sawo matang, berkaca mata bulat bernama Oydis Arisha Lamont, semua itu hanyalah tipu daya manusia.
Ia sangat benci untuk mengakuinya. Namun, realita yang membuatnya seperti ini.
Oh iya, matanya yang mengalami Heterochromia ikut membuatnya menjadi gadis yang tak di harapkan oleh semua orang. Ah … sudah beberapa kali ia mendapatkan semuanya itu.
“Dasar anak yang nggak diharapkan!”
“Kenapa aku yang harus mengalami ini semua? Apakah yang dikatakan semua orang itu benar?” Gadis itu kembali bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
Plakk!!
Tamparan keras kembali mendarat pada pipinya, caci-maki menghunjamnya, membuat dadanya sesak hingga tercekat.
“Dasar anak pembawa sial! Buat apa kamu hidup!”
Tubuhnya makin melemas, sudah tak ada gunanya lagi melawan. Melawan hanya membuatnya ingin mati.
“Kenapa aku harus dihadapkan dengan kehidupan seperti ini? Bolehkah aku meminta agar secepatnya tak merasakan semuanya lagi? Aku hanya ingin merasa bahagia! Apakah sesusah itu hanya untuk bahagia?”
Gadis itu membantin dalam-dalam, air bening menghangatkan kelopak matanya, diujung lengkungan itu terlihat jelas bulir jernih yang siap jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oydis' Story [END]
Teen FictionBagi beberapa orang, keluarga mungkin adalah tempat ternyaman untuk mencurahkan semua perasaan. Tetapi tidak untuk gadis yang bernama Oydis Arisha Lamont, ia benar-benar tak percaya, bahwa keluarga adalah tempat ternyaman dalam hidup, dan malah kelu...