Bukan hanya Zhao Liying saja yang memiliki janji untuk pergi bersama Wang Yueji. Xiao Zhan juga sama, namun dengan Tuan Zhao.
Ketukan pintu terdengar dari luar, Xiao Zhan mengizinkan orang itu untuk masuk. Ternyata itu Yan Juan, dia datang ke kamarnya membawakan segelas susu.
Ketika Xiao Zhan sedang mematut diri di depan cermin. Yan Juan berjalan mendekat sembari ikut memandangi tubuh Xiao Zhan yang telah rapi, dia lalu bertanya kepadanya setelah menaruh segelas susu tadi ke atas meja rias.
“Berdandan rapi seperti ini, Anda ingin ke mana, Tuan?”
Tanpa menoleh, Xiao Zhan menjawab, “Aku memiliki janji dengan Tuan Zhao.”
“Wah, rupanya Anda juga dekat dengan Tuan Zhao, ya?”
Xiao Zhan berbalik. “Sudah beberapa minggu ini, jadi kami bisa di bilang cukup dekat,” jawabnya.
Yan Juan meneliti penampilan Xiao Zhan dari atas hingga ke bawah, mencoba mencari apakah ada yang kurang dari penampilan tuannya ini sebelum pergi. Ia lalu melihat pada rambut Xiao Zhan yang mulai sedikit memanjang.
Seulas senyum muncul di wajah Yan Juan. Dia lalu berlari kecil ke arah gantungan topi milik Xiao Zhan. Sang empu tidak marah atas kelancangan Yan Juan yang seenaknya mengambil salah satu topi miliknya.
Yan Juan membawa topi beret berwarna hitam ke arah Xiao Zhan, kemudian membantu sang tuan untuk memakaikannya.
Setelah topi itu terpasang dengan apik. Yan Juan melihat penampilan Xiao Zhan dari arah cermin yang ada di depan mereka. Bibirnya sedikit terbuka, takjub dengan keindahan di depannya.
“Sempurna! Anda sangat cantik, Tuan,” puji Yan Juan.
“Terima kasih, Juan.” Xiao Zhan kemudian teringat akan satu hal, kotak kayu berisikan kalung miliknya belum ia simpan. Xiao Zhan berjalan menghampiri kotak itu yang ada di atas nakas, berniat ingin menyimpannya di laci. Namun, Yan Juan kembali melempar tanya.
“Kotak apa itu?” Tunjuk Yan Juan pada kotak yang Xiao Zhan pegang.
Dari sekian banyak pelayan di rumah ini, sepertinya, Yan Juan satu-satunya pelayan yang bisa di percaya. Ia membuka kotak itu, memperlihatkan isinya.
“Hanya kalung peninggalan Ibuku.”
Yan Juan terdiam. Tampaknya teringat satu hal penting, Miss pernah mengatakan tentang kalung itu sebelumnya. Berarti, dia sudah sangat dekat dengan tugasnya. Di samping itu, ‘mereka’ juga sudah akrab. Yan Juan hanya perlu mematik api untuk membakar lahan kosong.
Bibir semerah delima miliknya membentuk sebuah kurva, dan matanya yang sipit tenggelam ketika dia tersenyum pada Xiao Zhan.
“Kenapa Anda menyimpannya, Tuan? Kalung itu sangat cantik, kalau Anda pakai pasti akan tambah cantik.”
“Tadinya aku berniat ingin memakai kalung ini, tapi Yibo sudah melarangku memakainya di luar rumah.”
“Melarang Anda memakainya? Sangat aneh. Bukankah ini milik peninggalan Ibu Anda?” Yan Juan tidak berhenti sampai di situ. Dia berjalan mengitari Xiao Zhan yang terdiam memikirkan ucapannya. Langkah kakinya terhenti ketika dia sudah berada di sebalik punggung Xiao Zhan dan kedua tangannya yang bebas di letakkan pada pundaknya. Yan Juan kembali memprovokasi. “Tuan besar tidak memiliki hak untuk melarang Anda memakai itu. Pakailah,” lanjutnya lagi.
Xiao Zhan menatap kalung itu sejenak. Apa yang di katakan oleh pelayannya ini memang benar adanya. Wang Yibo tidak memiliki hak untuk melarangnya menggunakan kalung ini. Lagi pula, kalung ini adalah satu-satunya identitas miliknya.
Melihat tuannya ini sudah terprovokasi, Yan Juan mengambil kalung itu untuk dikenakan pada leher Xiao Zhan yang jenjang.
“Sangat indah, Anda bahkan jauh lebih cantik dari pada Nyonya Zhao,” katanya lagi, memuji penampilan Xiao Zhan yang telah memakai kalung.
“Benarkah?”
“Ya. Lihatlah ke depan, tidak ada kecantikkan yang lebih indah dari Anda. Nyonya Zhao sama sekali bukan apa-apa.”
Xiao Zhan mematut penampilannya lagi. Benar saja, dirinya begitu cantik di dalam cermin itu. Seulas senyum terbit di wajahnya.
Hatinya masih terselip keraguan. “Bagaimana jika Yibo tahu kalau aku memakai kalung ini di luar rumah?”
“Anda bisa menyembunyikan kalung ini di sebalik pakaian Anda.”
“Oke.” Akhirnya, Xiao Zhan memilih untuk memakainya. Namun, ia menyembunyikan kalung itu di sebalik baju.
“Baiklah, Anda bisa pergi bersenang-senang. Nikmati harimu, Tuan.”
Setelah selesai bersiap-siap, Yan Juan mengantar Xiao Zhan sampai ke depan rumah. Mobil Tuan Zhao sudah tiba di pekarangan, Xiao Zhan lalu masuk ke dalam mobil. Kemudian mereka mulai pergi entah ke mana.
Yan Juan masih senantiasa berdiri di sana, memandang lurus pada badan mobil yang telah menghilang dari pandangannya.
“Tugas ke tiga, harus segera di selesaikan,” gumamnya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temporary Happiness [PDF✓]
Fanfiction[drama] [three love] [intersex] Keinginan Zhao Liying dalam menginginkan seorang anak menjadi awal mula kehancuran rumah tangganya bersama Wang Yibo, suaminya. Xiao Zhan yang hanya seorang waiter terseret dalam konflik rumah tangga mereka. Awalnya...