24 | Almost Caught pt.1

50 14 0
                                    

Zhao Liying buru-buru ke rumah, dia tidak ingin melewatkan makan siang kali ini. Terlebih lagi ada suaminya di rumah. Karena mereka sudah sangat jarang sekali bertemu, Zhao Liying berniat memasakkan makanan kesukaan suaminya.

Begitu sampai, ia masih belum menyadari bahwa bantalan perutnya sedikit turun ke bawah. Ruyi yang sedang mengelap pegangan tangga menoleh pada Zhao Liying yang baru saja masuk ke dalam rumah.

“Ruyi, apa Yibo sudah pulang?” Zhao Liying berjalan ke arah Ruyi.

“Belum, Nyonya,” jawab Ruyi. Matanya masih melirik pada perut Zhao Liying, “Nyonya, bantalan perut Anda ....”

“Apa?”

Ruyi menunjuk ke arah perut Zhao Liying. Zhao Liying ikut melihat ke arah tunjuk Ruyi dan ia pun terkejut. Ia sama sekali tidak menyadari bahwa bantalan perutnya sedikit merosot ke bawah.

Kapan bantalannya ini merosot? Zhao Liying jadi cemas memikirkan hal itu. Ia takut ada orang lain yang melihat ini selain orang-orang kepercayaannya.

Ruyi segera menarik Zhao Liying ke kamar utama. Pintu itu di tutup rapat dan dikunci dari dalam. “Nyonya, jangan khawatir. Tidak mungkin ada yang melihat Anda,” ujar Ruyi mencoba menenangkan Zhao Liying yang masih terlihat cemas.

“Bagaimana kalau ada yang melihat?” Zhao Liying tidak bisa mengendalikan dirinya. Ketika berbicara suaranya sedikit bergetar, jelas ada ketakutan yang tersirat di sana.

“Anda tadi dari mana saja?” tanya Ruyi.

“Hanya ke butik,” jawab Zhao Liying.

“Anda tidak berlarian, ‘kan?” Ruyi bertanya lagi, kali ini pertanyaannya tepat sasaran.

Zhao Liying mematung, tadi ia memang sempat berlarian karena saking senangnya untuk makan siang bersama Wang Yibo, sehingga ia sampai lupa kalau ia sedang berakting hamil.

“Jadi ... Anda berlarian?” Ruyi mencoba memastikan.

Zhao Liying tidak berani untuk menjawab, dia malah balas bertanya lagi pada Ruyi, “Bagaimana ini, Ruyi?”

“Sudah, jangan pikirkan lagi! Saya yakin tidak ada yang melihat Anda.”

Zhao Liying mengangguk, dia membenarkan letak bantalan perutnya kembali. Kemudian ia menghirup napas dalam-dalam, mencoba menetralkan pikirannya.

Setelah di rasa cukup, Zhao Liying kembali menatap ke arah Ruyi yang masih setia menemaninya.

“Baiklah. Ayo, kita buat makan siang.”

Ruyi mengangguk mengerti. Mereka kembali keluar dan berjalan ke arah dapur, yang lain sudah ada di sana. Mereka semua membantu Zhao Liying menyiapkan makan siang spesial untuk tuan rumah mereka yang sebentar lagi akan pulang.

•••

Two days later ... July 12st, Beijing.

Hari yang yang di tunggu-tunggu pun tiba. Wang Yueji, ibu Wang Yibo selalu menjadi wanita yang selalu dielu-elukan karena kekayaan dan kecantikannya.

Hari ini adalah acara perkumpulan para ibu-ibu sosialita sekaligus acara arisan berlian yang mereka lakukan setiap sebulan sekali.

Setelah sampai, sopir kemudian membukakan pintu untuk Yueji.

“Kamu pulang saja,” suruh Yueji pada sopirnya.

Sopir itu kemudian kembali pulang tanpa harus di suruh dua kali. Yueji masuk ke dalam gedung yang menjadi tempat perkumpulan mereka.

“Yueji, semakin hari kamu semakin cantik saja,” puji teman-temannya saat ia mulai duduk di kursi yang telah di sediakan di sana.

Yueji tersanjung, dia tersenyum seraya meletakkan tas mahal dari brand Channel. “Tidak lebih cantik dari kalian. Ngomong-ngomong, sudah pesan makanan? Aku yang traktir kali ini.”

Temporary Happiness [PDF✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang