Sekitar pukul 4 pagi, Yuri merasa tidurnya terusik. Ya dia tiba - tiba bangun dengan penuh keringat. Yuri mencoba mengatur nafasnya dan segera minum.
Setiap ia tidur, pasti mimpi buruk itu terus menghantuinya. Sebuah mimpi yang membuat Yuri tidak nyaman dan tidak ingin tidur. Bahkan sempat beberapa kali Yuri memutuskan untuk tidak tidur semalaman sambil mengerjakan tugas kuliahnya yang bahkan baru di beri pada hari itu.
Ya, Yuri selalu bermimpi buruk. Mimpi itu seperti mendorongnya ke masa lalu yang membuatnya tersiksa, bahagia, menangis, dan akhirnya tersiksa kembali.
Yuri benar - benar tidak ingin mengingat itu lagi, ia merasa menjadi beban banyak orang, seperti tiga sahabat kesayangannya, teman - temannya, bahkan mamanya. Ia tidak ingin kembali mengingatnya karena itu akan membuatnya kembali menjadi orang yang lemah dan selalu berharap.
.
.
.
Di parkiran sudah terlihat Junkyu dan Jeongwoo baru saja memarkirkan mobil. Seperti biasa Jeongwoo numpang di mobil Junkyu dengan alasan biar irit bensin motornya. Iya dia irit tapi bestie-nya jadi tekor.
"ck males banget gue hari ini jadwal mata kuliahnya dosen killer yang palanya botak licin,"Jeongwoo.
"perasaan tiap hari lo ngeluh dosen killer ye, pas itu dosen killer kacamata, terus dosen killer perut buncit, sekarang dosen killer botak licin,"Junkyu.
"jurusan gue nih dosennya melebihi kata mantep, saking mantepnya gue kena mental tiap hari,"
"siapa suruh milih ilmu fisika, udah dibilang ikut gue aja di teknik komputer atau ikut asahi di arsitektur,"
"ya kan gue pengen coba bang mumpung nilai gue juga bagus,"
"eh noh si yuri dateng,"ucap Junkyu sambil mengarahkan dagunya ke Yuri yang menaiki motornya menuju parkiran.
"samperin kuy,"Jeongwoo.
"oii ri,"seru Jeongwoo.
Yuri melirik dua orang tersebut sambil melepas helmnya.
"dih kebiasaan nggak pake salam,"Yuri.
"assalamualaikum dek Yuri yang cantik,"Junkyu.
"selamat pagi sayangku,"Jeongwoo.
"dih najis,"ucap Yuri sambil melenggang pergi.
Keduanya pun menyusul Yuri dan berjalan bersama.
Tak lama, mereka berpencar menuju kelas masing - masing. Oh iya, Yuri ini ambil jurusan akuntansi bersama Yena. Ingat Yena kan teman sekelas Yuri di SMA.
Selesai jam kuliah, Yuri diajak Junkyu dan Jeongwoo ke kafe yang lagi hits di dekat kampus. Katanya, mau ketemu sama Haruto.
Yap, Haruto tidak lagi tinggal di Indonesia, tapi di Jepang bersama orang tua dan adiknya. Haruto akan datang ke Indonesia jika sempat. Karena Haruto juga kuliah disana, namun sekarang ia sedang libur meskipun hanya tiga hari.
Sampai di kafe, Yuri langsung saja memeluk tubuh tinggi Haruto dengan erat guna melepas rasa rindunya. Menghirup wangi yang membuatnya tenang. Haruto pun mengelus dan mencium pucuk kepala Yuri.
Kalau kalian menganggap mereka menjalin hubungan, itu salah. Status mereka tetap sama, yaitu sahabat dan tidak akan pernah berubah.
"oi bestie, kita tidak peluk juga apa,"protes Jeongwoo.
"iya nih, malah yuri yang dipeluk, awas aja lo sampe keenakan,"sahut Junkyu.
Yuri pun melepas pelukannya dan menatap tajam ke arah dua sahabatnya yang kelewat bawelnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
LONG LOVE WITH PARK JIHOON
Teen Fiction"aku nggak mau putus sama kamu ji, apapun alasannya. Aku sayang sama kamu,"ucap Yuri