Jihoon merebahkan tubuhnya di kasur setelah mengantar Yuri ke lobby, Yuri baru saja pulang dengan di jemput Jeongwoo.
Jam menunjukkan pukul empat sore, Jihoon pun segera beranjak dari kasur dan menuju ke kamar mandi.
Beberapa menit setelah Jihoon selesai mandi dengan handuk kecil di lehernya, ada seseorang menekan bel.
Saat Jihoon membuka pintu, terdapat papanya berdiri dengan membawa kantong plastik. Kemudian Jihoon mempersilahkan papanya masuk dan duduk di sofa.
"papa mau minum apa,"Jihoon.
"air putih anget aja,"
Kemudian Jihoon berjalan ke dapur dan kembali lagi dengan segelas air hangat sesuai permintaan papanya.
"duduk sini, papa mau bicara,"
Jihoon pun duduk di sofa karena papanya yang memintanya.
"kamu tau kan umur papa udah nggak muda lagi, nggak mungkin sampai tua papa melakukan banyak pekerjaan, sudah seharusnya papa istirahat sambil memantau anak - anak papa,"papa Jihoon.
"contohnya perusahaan hotel papa, nggak mungkin selamanya papa kelola, kalo misal papa nggak ada gimana,"lanjut papa Jihoon.
"kenapa malah ngomong gitu sih pa,"Jihoon.
Papa Jihoon kemudian mengembuskan nafasnya pelan.
"papa mau kamu mengelola perusahaan papa, papa punya alasan kenapa papa harus melakukan ini,"papa Jihoon.
"alasan apa sih pa, lagian kan ada bang jinan, terus bisa juga kedepannya di terusin sama anaknya bang jinan kalo dia udah berkeluarga,"Jihoon.
"tapi papa tetap mau kamu jihoon yang mengelola, atau kamu mau kelola perusahaan cabang aja,"papa Jihoon.
"pa sekalinya aku nggak mau ya nggak mau, kan aku mau jadi dokter pa, papa harus bisa ngertiin aku lah,"Jihoon.
"jihoon, papa nggak mau ya harus kasar sama kamu lagi. Mau papa jelasin alasannya juga kamu nggak akan paham, jadi papa udah putusin kalo kamu kuliah di amerika di universitas dan fakultas yang sama seperti jinan,"papa Jinan.
"nggak usah bilang nggak mau kasar sama aku karna emang nyatanya papa itu kasar, dan satu lagi ya, aku bukan bang jinan atau orang lain, aku berhak punya mimpi dan raih mimpi aku terus di dukung sama orang tuanya,"Jihoon.
"papa nggak mau pusing - pusing lagi, kamu nurut aja sama papa, sekarang kamu fokus belajar buat ujian, pertahanin nilai kamu, setelah lulus kamu langsung berangkat ke amerika,"ucap papa Jihoon sambil beranjak berdiri.
"papa nggak bisa egois gini dong, papa nggak bisa seenaknya,"protes Jihoon sambil beranjak dari sofa.
"papa pulang, itu papa bawain roti sama sereal buat kamu kalo sarapan,"ucap papa Jihoon sambil berjalan keluar.
Sedangkan Jihoon hanya bisa mendengus kesal dan mendumel sendiri.
Malam ini Jihoon sudah menata apa - apa yang harus ada di tas sekolahnya. Setelah itu ia rebahan di kasur denga wajah kesal.
"ck jadi males sekolah gue gara - gara papa, argghh pusing gue,"
Kemudian ia meraih ponselnya di atas nakas dan mengirim chat ke Yuri.
Parkjihoon
Yuri☹️Yuri💕
Apa?Parkjihoon
Pengen ketemu😗Yuri💕
Kan tadi dari pagi sampe sore udah ketemu

KAMU SEDANG MEMBACA
LONG LOVE WITH PARK JIHOON
Roman pour Adolescents"aku nggak mau putus sama kamu ji, apapun alasannya. Aku sayang sama kamu,"ucap Yuri