29

51 4 6
                                        

Yuri menuju ke ruang uks untuk meminta obat.

"huh siapa tau abis ini nggak pusing,"monolog Yuri.

Ia baru saja meminum obat dan merebahkan diri sejenak. Ia juga sudah memberitahu Jeongwoo kalau dia ijin satu jam pelajaran untuk istirahat di uks, semoga saja Jeongwoo tidak lupa menyampaikan pada guru.

Baru beberapa menit ia bisa tidur, tiba - tiba pintu uks terbuka dengan kasar.

Bugh

"brengsek ya lo,"ucap orang tersebut sambil melayangkan tinju di rahang Yuri.

Yuri otomatis terkejut dan kesakitan. Ia berusaha untuk bangun dengan susah payah karena kedua lengannya di cengkram kuat oleh pelaku yang memukulnya tadi.

"dasar nggak tau diri,"ucap tersebut sambil menampar Yuri.

Sangat keras dan perih hingga pipinya merah.

"kak lo kenapa lagi sih, g-gue ada salah apa,"ucap Yuri.

Orang tersebut melepas cengkramannya dan menarik dagu Yuri.

"masih nanya salah lo apa? Heh lo mikir dong, lo harusnya malu di cap sebagai anak koruptor, lo harusnya pergi menghilang kemana kek. Ini malah menel terus sama jihoon,"ucap Karina sambil sedikit mendorong kepala Yuri.

"k-kak, oke gue minta maaf kalo kehadiran gue ganggu. Tapi gue sama jihoon udah pacaran. Nggak seharusnya lo larang gue deketan sama jihoon,"ucap Yuri membela diri.

Karina dan Ryujin tampak tertawa remeh dengan ucapan Yuri.

"lo sama jihoon emang pacaran, tapi gue nggak peduli. Intinya gue nggak terima lo bisa pacaran sama jihoon,"Karina.

"jangan - jangan lo ada kaitan sama yang di mading waktu itu ya, lo udah bongkar semua,"Yuri.

"kurang ajar lo,"ucap Karina dengan emosi yang meledak.

Karina mencengkram kembali lengan Yuri dan mengunci pergerakannya.

"ryu, sekarang,"perintah Karina.

Ryujin bergerak mendekati Yuri dan menusukkan rokok yang menyala ke tangan kanan Yuri.

"arghh sa-kit, kak tolong jangan laku-in ini,"pekik Yuri yang merasa tangannya perih dan panas.

Bagaimana tidak, Ryujin menusukkan rokoknya begitu dalam dan terus menekannya hingga Yuri berteriak kesakitan. Namun, mulut Yuri di bekap oleh Karina. Darah mengalir dari tangan Yuri bahkan hingga ke sprei.

"akhh~"

.

.

.

Yuri menangis terisak merasakan sakit di tangannya.

"sakit....hiks,"

"hiks...gue salah apa...hiks sa-kit,"

Lambat laun Yuri sesenggukan sambil membersihkan, mengobati sendiri luka nya dan menutupnya dengan perban. Kemudian ia berjalan menuju wastafel untuk mencuci mukanya agar tidak terlihat sembab.

Awalnya Yuri ijin satu jam pelajaran, kini ia ijin hingga pulang. Ya, setelah dari uks, ia duduk sendiri di tempat istirahat cleaning service. Tempat dimana jarang siswa datang, ia ingin menenangkan dirinya dahulu setelah apa yang terjadi padanya.

"neng, diminum dulu ini teh nya,"

"i-iya bu, nggak usah repot - repot sebenernya,"

"ah nggak repot neng,"

Cleaning service itu pun pergi dengan membawa alat pel. Ya, cleaning service itu membelikan teh hangat karena Yuri datang ke tempat tersebut dengan langkah gontai dan pucat.

LONG LOVE WITH PARK JIHOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang