37

59 7 8
                                        

Yuri terbangun dari tidurnya, ia melirik jam di atas nakas, sudah jam tujuh pagi.

Ia bangun dan masuk ke kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi. Sembari menggosok gigi, Yuri memikirkan suatu hal sambil menatap pantulan dirinya di cermin.

Apa kedatangan gue kesini nggak di harapkan sama jihoon ya -batin Yuri.

Tangannya berhenti sebentar.

Apa Jihoon udah punya pacar atau malah udah nikah -batin Yuri.

Yuri berkumur dan mencuci sikat gigi nya.

"nggak mungkin rumah sebesar ini dia tempatin sendiri, kalo dia belum nikah pasti lebih milih beli apart,"monolog Yuri.

"tapi kalo udah nikah istrinya mana, semalem nggak ketemu juga,"

"ah udahlah pusing gue,"

Di dapur sudah ada pembantu untuk memasak.

Yuri menuruni tangga berniat untuk ambil minum. Saat sampai lantai bawah, Yuri menatap pintu kamar Jihoon sambil mengembungkan pipinya. Masih tertutup rapat pintunya.

Tiba - tiba pintu terbuka dan menghadirkan Jihoon yang berpakaian piyama dengan wajah khas orang bangun tidur.

Mereka saling bertatapan.

"selamat pagi,"ucap Yuri sambil tersenyum.

Namun Jihoon hanya membalasnya dengan anggukan kepala sambil tersenyum tipis. Kemudian Jihoon pergi ke dapur.

Yuri pun memutuskan untuk kembali ke kamar.

Jihoon sudah ada di sofa ruang tengah sambil meminum air putih.

Jihoon menghela nafas.

"semalem gue salah nggak ya nyuruh dia keluar,"gumamnya.

"ck harusnya gue nggak gitu, kalo gini gimana terus. Udah canggung karna lama nggak ketemu, sekarang malah tambah canggung gara - gara gue,"

Jihoon mengacak rambutnya.

.

.

.

Siang ini Yuri hanya berdiam diri di kamar. Sungguh Yuri bingung kenapa Jihoon bersikap dingin padanya.

Apalagi saat di meja makan tadi pagi.

Jihoon duduk di depannya, Yuri berniat memilih dada ayam dan meletakkan ayam tersebut ke piring Jihoon. Namun Jihoon mengembalikan ayam itu dan lebih memilih makan sayur dan ikan.

Lagi, saat Jihoon berangkat kerja. Yuri berpikir harus mengantar Jihoon ke depan. Posisinya Yuri sedang memengang gelas berisikan kopi, tapi tiba - tiba ia tersandung kakinya sendiri dan kopi panas tadi menumpahi jas milik Jihoon.

Alhasil Jihoon marah dan membentak Yuri.

'YURI, LO BISA HATI - HATI NGGAK SIH'

'GUE UDAH BILANG NGGAK USAH ANTER KE DEPAN TAPI LO NGEYEL JADI GINI KAN'

'NGGAK GUNA LO DISINI'

Yaa itu kata - kata yang keluar dari mulut Jihoon.

Setelah lama berpikir, Yuri memutuskan untuk pergi dari rumah tersebut. Ia mengemasi barangnya ke koper dan keluar dari rumah itu. Kebetulan rumah memang kosong hanya ada ia dan pembantu yang sedang mengangkat jemuran di halaman belakang.

Yuri berjalan tanpa arah, karena baru kali ini ia ke luar negeri.

Karena lelah ia pun duduk di halte. Nafasnya tersengal karena lelah jalan kaki dari rumah Jihoon ke jalan raya.

LONG LOVE WITH PARK JIHOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang