Bab 3

366 29 3
                                        

Pertemuan ketiga Saeyla dan Neteyam terjadi ketika rakyat Omatikaya berkumpul di Tree of Souls

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pertemuan ketiga Saeyla dan Neteyam terjadi ketika rakyat Omatikaya berkumpul di Tree of Souls.

Tree of Souls adalah tempat suci yang menjadi koneksi terdekat antara rakyat dan Eywa. Setiap memasukki musim baru, rakyat Omatikaya akan berkumpul di sana untuk berdoa dan menyanyikan pujian.

Saat ritual berlangsung, biasanya Saeyla duduk di barisan para rakyat. Namun malam ini dia akan berdiri di depan bersama Mo'at, Tsahik yang memimpin doa, dimana Saeyla akan mengiringi doanya dengan nyanyian.

Untuk itu Saeyla dan Mo'at datang lebih awal ke Tree of Souls.

"Mo'at, mengapa harus aku?" tanya Saeyla untuk kesekian kalinya.

"Karena penyanyi utama kita, Ninat, sedang berhalangan," jawab Mo'at untuk kesekian kalinya pula.

"Maksudku, kenapa harus anak kecil sepertiku yang menggantikannya?" Saeyla menggigit bibirnya melihat para rakyat mulai berdatangan.

"Karena hanya kau yang pantas menggantikannya." Mo'at mengelus punggung Saeyla. "Tenanglah, Nak. Kau sudah latihan, kau bisa melakukan ini."

"Bagaimana jika aku gagal?" Saeyla menatap Mo'at. "Kasihan para rakyat, nanti doa-doanya tidak diterima karena aku."

Mo'at tersenyum kecil. "Tidak ada gagal atau berhasil dalam berdoa. Kau hanya perlu memintanya dengan tulus seperti yang pernah kau lakukan sebelumnya. Bedanya saja, kali ini kau memintanya dengan bernyanyi."

Ucapan Mo'at membantu Saeyla untuk tenang. Dia akan berdoa, bukan berperang, jadi tidak ada yang harus ditakuti. Justru seharusnya dia merasa semangat karena terpilih menjadi penyanyi klan di umur yang masih begitu muda.

Akhirnya semua rakyat telah berkumpul. Seperti biasa mereka duduk dengan rapi, lalu saling berpegangan tangan dan memejamkan mata. Sedangkan Mo'at dan Saeyla yang berada di depan harus berdiri.

Angin-angin malam berhembus lembut. Suara hewan terdengar samar-samar dari kedalaman hutan. Yang paling terdengar jelas adalah suara leluhur dari Tree of Souls. Pancaran cahaya Tree of Souls membuat wajah orang-orang bersinar di tengah kegelapan malam.

Saeyla ikut memejamkan mata.

Dan saat Mo'at mulai melantunkan doa, Saeyla secara naluriah mengiringinya dengan senandungan. Seketika segala ketakutannya ditutupi oleh segala ketenangan yang disuguhkan malam ini.

Ritual berlangsung dengan khidmat hingga tak sadar sudah berakhir. Seluruh rakyat mengakhirinya dengan senyuman.

"Lihat," tandas Mo'at pada Saeyla. "Berjalan dengan lancar kan?"

"Iya." Saeyla mengangguk malu-malu. Lalu kepalanya celingak-celinguk. "Orang tuaku mana ya? Jangan sampai mereka pulang tanpa aku."

Mo'at bergegas menahan tubuh mungil Saeyla yang hendak pergi mencari orang tuanya. "Malam ini kau menginap denganku. Orang tuamu tidak pulang ke rumah, mereka harus ke tempat lain."

The Last Letter | NeteyamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang