Sejak kecil Ivory memiliki hubungan yang erat dengan keluarga sully. Mereka bermain bersama dan selalu ada untuk satu sama lain. Namun lama kelamaan Neteyam mulai memandang Ivory dengan cara yang berbeda. Sayangnya kemanisan di antara mereka diperta...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Siang ini keluarga sully akan pulang ke hutan untuk mengemasi barang-barang mereka. Tapi karena Kiri ingin menghabiskan hari ini dengan Ivory, jadi dia memutuskan untuk mengemasi barang-barangnya di pagi hari ditemani Ivory.
Suasana hutan sepi. Cahaya matahari ada dimana-mana, kicauan hewan-hewan menguasai hutan, bahkan suara Kiri dan Ivory terdengar jelas ketika mereka berbicara. Hutan terasa ganjil tanpa kehadiran Na'vi.
Kiri membawa dua tas. Sementara Ivory menyusun tas yang berisi pakaian dan aksesoris, Kiri mengisi tas satu lagi dengan barang-barang kenangan dan hiburan.
"Bisa kau bayangkan? Lingkungan baru, kebiasaan baru, orang-orang baru." Kiri berdecak. "Hidup kami benar-benar terbalik sekarang."
Ocehan Kiri terdengar samar-samar di telinga Ivory yang suasana hatinya kini sedang dikuasai oleh awan mendung.
"Lihat, aku menemukan mainan Toruk yang dulu kita buat." Kiri memasukkan benda itu ke dalam tasnya. "Mengerikan, tapi mengingatkanku dengan hari-hari baik."
Keduanya sama-sama fokus mengemas barang. Hanya saja Kiri sambil mengoceh, sedangkan Ivory sambil tenggelam dalam pikirannya sendiri.
"Foto kita!" Kiri menemukan foto masa kecilnya bersama Ivory yang difoto oleh Norm. "Ya ampun, kau ompong di sin—" Kiri sontak berhenti saat matanya menangkap Ivory sedang melamun. "Hei!"
Ivory berjengit saat Kiri menyenggol bahunya. "Eh, iya? Kenapa?" tanyanya, menyadari dia melewatkan sesuatu dari ekspresi cemberut Kiri.
"Aku berbicara sendiri daritadi." Kiri memberikan foto di tangannya pada Ivory. "Sedang melamuni apasih?"
Ivory tersenyum melihat foto itu. Dia membawa foto itu ke dalam pelukannya. "Aku hanya tidak menyangka kalian akan meninggalkan hutan. Hanya kalian yang kupunya dan kalian semua akan pergi." Suaranya gemetaran.
Wajah Kiri perlahan menjadi sendu. Dan saat pandangan mereka bertemu, mereka langsung berpelukan. Selama ini mereka selalu bersenang-senang bersama, belum pernah membayangkan perpisahan akan datang secepat ini.
Tangisan mereka pecah—persis seperti dulu ketika mereka tidak diizinkan bermain bersama karena hari sudah malam. Bedanya tangisan mereka kali ini membuat siapapun yang mendengarkan tahu bahwa hati mereka retak.
"Ya ampun, aku baru sadar aku ternyata sangat menyayangimu." Kiri mengusap-usap kepala Ivory dalam pelukannya. "Jangan lupakan aku."
"Tidak mungkin." Ivory mengusap-usap punggung Kiri dalam pelukannya. "Aku lebih pilih sendirian daripada bermain dengan orang lain selain dirimu."
Kiri menarik diri dari pelukan. "Ini, kita perlu kenangan." Dia membelah foto mereka menjadi dua. Kiri menyimpan foto Ivory dan Ivory menyimpan foto Kiri.
"Sekarang aku menyesal kita malas-malasan saat ayahmu dan Norm ingin memoto kita," ungkap Ivory.