Bab 19

758 115 3
                                    

Ini tidak seperti yang diduga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini tidak seperti yang diduga. Saat Ivory membuat ikatan dengan Seze, bukannya suara Neteyam yang didapatkannya, melainkan kilas balik dari hal-hal yang baru saja terjadi di kehidupan pemuda itu. Ivory tidak tahu ternyata sistemnya seperti itu.

Sisi baiknya adalah Ivory mendapat gambaran jelas akan apa saja yang Neteyam alami, begitu juga sebaliknya.

Sisi buruknya adalah Ivory dan Neteyam mengira Seze akan merekam suara mereka sehingga mereka tetap bisa berkomunikasi walau berjarak jauh, nyatanya tidak seperti itu.

Sekarang Ivory mengerti mengapa Neteyam butuh waktu lama untuk mengiriminya pesan, pastilah pemuda itu mengalami kesulitan saat mencoba Seze karena sistemnya tak seperti yang mereka kira.

Hari itu Ivory sedang bersama Mo'at.

Sambil menggiling tanaman yang merupakan salah satu bahan racikan herbal penyembuh, Ivory bercerita pada Mo'at tentang bagaimana dia dan Neteyam berinteraksi lewat Seze, lalu apa saja kilas balik yang diperlihatkan padanya.

Mulai dari awal kedatangan keluarga sully yang disambut tak ramah oleh Suku Metkayina hingga bagaimana Neteyam dan saudara-saudaranya terlihat bahagia saat menyelami lautan terlepas dari kesulitan yang mereka hadapi selama di sana.

"Jadi, mereka baik-baik saja kan?" Moat meletakkan tangannya di pundak Ivory dengan ramah. "Kalau mereka bisa, kau juga bisa."

Gerakan tangan Ivory yang sedang menggiling menjadi lambat. "Aku juga baik-baik saja kok."

Mo'at menggumamkan sesuatu yang terdengar seperti cibiran. "Ah, kau tahu kau sama sekali tidak."

Padahal itu percakapan singkat, namun menguasai pikiran Ivory mulai dari detik itu hingga sekarang dia berbaring di hammock-nya di malam hari. Bahkan melodi alam terdengar samar-samar karena kepala Ivory sudah diblokir oleh ucapan Mo'at.

Ivory ingat bahwa Neteyam selalu tersenyum di kilas balik yang ditunjukkan Seze padanya tadi. Awalnya Ivory merasakan perasaannya menghangat melihat Neteyam gembira. Namun setelah dipikir lagi, itu artinya Ivory sedih sendirian.

Jadi, Mo'at benar. Kekasihnya dan para sahabatnya baik-baik saja, mereka aman dan bahkan bahagia. Tapi Ivory tidak, hanya dia yang berlarut-larut dalam kesedihan.

Padahal tidak seharusnya seperti itu. Selama ini Ivory hanya memikirkan yang terburuk. Sedih karena peperangan memisahkan mereka. Sedih karena entah kapan mereka akan bertemu lagi. Sedih karena sendirian.

Ivory lupa untuk memikirkan yang terbaik. Seperti, setidaknya tak satupun dari mereka yang terluka parah, setidaknya kini mereka sudah bisa menjalani hari-hari seperti biasanya lagi.

Dan jika ada kemungkinan mereka tak bertemu lagi, maka juga ada kemungkinan mereka akan bersama lagi, hanya Eywa yang tahu mana yang akan terjadi. Menjelang jawabannya tiba, kenapa memilih mencemaskan kemungkinan buruk ketimbang mengharapkan kemungkinan baik?

The Last Letter | NeteyamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang