Bab 4

1.1K 160 11
                                    

Disaat Ivory mulai menikmati kebersamaannya dengan Neteyam, Kiri datang dengan senyuman paling lebar yang pernah ia tunjukkan dan mengatakan bahwa Fei mengizinkan mereka bertukar pasangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disaat Ivory mulai menikmati kebersamaannya dengan Neteyam, Kiri datang dengan senyuman paling lebar yang pernah ia tunjukkan dan mengatakan bahwa Fei mengizinkan mereka bertukar pasangan. Sebelum sempat mereka merespon, Kiri mendorong Neteyam dan duduk di sebelah Ivory.

Untuk alasan yang tidak diketahui Ivory merasa sedikit kecewa. Namun senyuman Kiri kembali menyemangatinya, setidaknya dia dan Kiri tak lagi terpisah sehingga mereka bisa bersenang-senang bersama di perkemahan ini.

"Ngomong-ngomong, aku dan Lo'ak tadi memperhatikanmu dan Neteyam. Aku harap cuma perasaanku saja bahwa interaksi kalian tadi terlihat..." Kiri mengerucutkan bibirnya, lalu melanjutkan, "Terlihat intim."

"Apa?" Ivory menggelengkan kepalanya. "Tidak, itu perasaan kalian saja." Namun disaat yang bersamaan dia merasakan sebuah percikan saat mengingat kebersamaannya dengan Neteyam tadi.

Melihat Ivory tiba-tiba tersenyum dalam lamunannya, Kiri pun berseloroh, "Tuh kan kau senyum!"

Ivory lantas menyentuh bibirnya yang tidak dia sadari sedang senyam-senyum. "Oh tidak, aku menjadi bodoh," batinnya.

Ivory tidak tahu mengapa Neteyam memberi pengaruh seperti ini padanya. Ivory juga tidak tahu apakah dia menikmati hal ini atau justru ingin menghindarinya.

Untungnya Fei kembali membuka mulut sehingga Ivory tak perlu merespon gerutuan Kiri. Setelah berdoa, mereka makan bersama sembari mendengarkan Fei memberi arahan tentang kegiatan besok, sedangkan untuk malam ini mereka hanya perlu tidur di hammock yang telah disediakan.

"Yang sudah selesai makan, kalian boleh langsung pilih hammock kalian," tandas Fei. "Tidak perlu berebutan, ini cuma memilih tempat tidur, bukannya pemakaman."

Kiri yang belum selesai makan menyuruh Ivory yang sudah selesai untuk memilih hammock mereka di tempat yang paling nyaman sebelum diambil orang lain. Ivory pun meninggalkan Kiri dan bergabung dengan beberapa Na'vi yang mulai mencari posisi terenak.

Namun sebelum Ivory sempat memanjat ke hammock yang berada di tingkat dua dari atas, ekornya ditarik dengan kuat dari belakang hingga dia mendesis. Ivory lantas menoleh dan menemukan Tsa'rim bersama para antek-anteknya. Tak mengejutkan, mereka memang dikenal nakal.

Ivory memutar bola matanya sambil mulai memanjat. "Tinggalkan aku sendiri."

"Gadis semanismu tidak patut sendirian." Tsa'rim menarik kepangan rambut Ivory, membuatnya terjatuh hingga menimbulkan bunyi keras yang membuat mereka reflek berseru, "OUCH!"

Mata Ivory terpejam seiring rasa sakit menjalari punggung dan kakinya. Tsa'rim dan teman-temannya berdiri mengeliling Ivory sembari mengeluarkan celotehan tak sopan. Ivory berdiri dan mengirim tatapan maut pada Tsa'rim.

"Cup...cup...ingin dicium?" kata Tsa'rim dengan nada menghina.

Tawa Tsa'rim diganti oleh ringisan saat Ivory tiba-tiba menarik dan memutar-mutar telinganya tanpa ampun. Butuh semenit untuk Tsa'rim berhasil melepaskan tangan Ivory. Mata pemuda itu membara oleh amarah dan rasa malu, dia mengepalkan tangannya dan—

"Hei, Skxawng!" Sebuah suara berat menyahut.

Tsa'rim menoleh ke sumber suara dan menciut begitu melihat siapa yang datang. "Neteyam..." lirihnya sambil berharap ada celah untuk kabur.

Neteyam mendorong Tsa'rim hingga punggungnya menabrak pohon di belakangnya. "Tinggalkan dia sendiri," tegas Neteyam.

"Aku..." Tsa'rim menundukkan kepalanya dengan salah tingkah. "Aku akan meninggalkannya sendiri."

"Bagus." Neteyam manggut-manggut, lalu memandangi Tsa'rim dan para anteknya satu persatu. "Mulai sekarang aku ingin kalian semua hormati gadis ini dan jauhi dia."

Tatapan Neteyam berpindah pada Ivory. "Kau baik-baik saja?" tanyanya sambil menyapu tanah yang mengotori pundak Ivory.

Ivory mengangguk. Kemudian mereka berdua pergi, memutuskan untuk mencari hammock bersama. Neteyam baru saja ingin mencoba menggenggam tangan Ivory ketika didengarnya Tsa'rim kembali berbicara.

"Aku tebak Neteyam akan membawanya ke dalam kegelapan hutan dan menidurinya," cemooh Tsa'rim, tak sadar bahwa suaranya terdengar.

Saat merasakan Neteyam menghela nafas dengan berat, Ivory menggeleng-gelengkan kepalanya pada Neteyam. "Biarkan saja. Ayo kita pergi," mohonnya.

"Kalau begitu Neteyam beruntung, bukan? Dia gadis yang cantik, what a slut," celetuk salah satu teman Tsa'rim.

Langkah kaki Neteyam terhenti. Rahangnya mengeras dan tangannya perlahan-lahan mengepal. Ivory ingin menghentikan apapun yang ingin Neteyam lakukan, namun dia tak berani berkutik begitu melihat Neteyam. Dia tak pernah melihat pemuda itu seperti ini sebelumnya.

Detik selanjutnya pertengkaran tak terhindarkan. Neteyam dengan cekatan menyeret Tsa'rim ke dalam kegelapan hutan agar lokasi perkemahan tak terganggu. Ivory mengikuti mereka, namun langkahnya terhenti saat mendengar suara hantaman dan raungan yang menyakitkan.

"Neteyam!" panggil Ivory. Sesekali dia menoleh ke lokasi perkemahan, ragu harus meminta pertolongan atau tidak.

Tiba-tiba tak terdengar apa-apa lagi dari dalam sana. Dan selanjutnya Neteyam keluar dengan mata lebam sebelah dan mulut mengucurkan darah. Dia menggelengkan kepalanya dan tersenyum puas.

"Anak sialan itu," ucapnya sambil menengok sekilas ke dalam kegelapan hutan. Lalu Neteyam menoleh pada Ivory dan menyengir seakan tak ada yang terjadi. "Ayo Ivory, kita cari hammock yang bagus."

Mereka berdua tertawa.

Saat Ivory dan Neteyam kembali ke lokasi perkemahan, nyaris semua Na'vi sudah mengambil posisi tidur masing-masing. Dari kejauhan terlihat hammock Kiri dan Lo'ak bersebelahan, mereka sedang berbincang dengan kepala celingak-celinguk.

"Besok saja kita temui mereka." Neteyam menahan lengan Ivory yang hendak menghampiri adik-adiknya. "Aku harus bersihkan wajahku dulu."

Mereka berdua mencari hammock yang tersisa. Ivory duduk di hammock Neteyam, mengobati wajah bonyok pemuda itu sebagai tanda terima kasih karena telah membelanya.

Dalam posisi sedekat ini Ivory bisa merasakan Neteyam menatapnya dengan seksama. Ternyata, berusaha untuk tetap fokus tanpa membalas tatapan Neteyam jauh lebih sulit daripada menjinakkan seekor Ikran.

"Kau baik-baik saja?" tanya Neteyam lembut. Pertanyaannya jelas mengarah pada perbuatan Tsa'rim dan teman-temannya tadi.

"Kau yang terluka, Neteyam," kata Ivory.

"Aku tahu kau juga." Neteyam menyelipkan sehelai rambut Ivory ke belakang telinganya. "Siapapun tidak pantas diperlakukan seperti itu."

"Dan sekarang dia sudah mendapatkan ganjarannya, thanks to you." Ivory tersenyum. Seusai mengobati luka Neteyam, dia merangkak ke hammock kosong di sebelahnya dan langsung berbaring.

Sementara Ivory dan Neteyam mulai tenggelam dalam mimpi, Lo'ak dan Kiri yang daritadi terjaga karena menunggu kehadiran mereka mencak-mencak begitu mendapati mereka tidur berdekatan, bahkan sudah tertidur nyenyak!

***

lebih pilih yang mana
1. jadi pasangannya jake sully
2. jadi sahabatnya tsireya

The Last Letter | NeteyamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang