Sejak kecil Ivory memiliki hubungan yang erat dengan keluarga sully. Mereka bermain bersama dan selalu ada untuk satu sama lain. Namun lama kelamaan Neteyam mulai memandang Ivory dengan cara yang berbeda. Sayangnya kemanisan di antara mereka diperta...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Terik matahari tak menghentikan anak-anak sully untuk menghabiskan waktu diluar Marui. Lo'ak dan Tuk bermain dengan makhluk laut di air, Neteyam hanya duduk-duduk di batu pantai, sementara tak jauh darinya Kiri sedang mengumpulkan kerang-kerang.
Setiap kali tatapan Kiri bertemu dengan tatapan Neteyam, gadis itu akan memutar bola matanya, membuat Neteyam terkekeh. Mereka sedang tak akur seperti hubungan saudara pada biasanya.
Neytiri memberitahu Kiri tentang Neteyam dan Ivory yang bisa bertukar pesan lewat Seze. Kiri pun dengan gembira meminta Neteyam untuk membantunya bertukar pesan juga dengan Ivory. Namun Neteyam menolak karena dia dan Ivory saja sudah kesulitan melakukannya.
Setelah mengumpulkan cukup kerang, Kiri duduk di sebelah Neteyam. "Aku akan membuat gelang persahabatan untukku dan Ivory. Hal yang tidak bisa kau lakukan."
Neteyam tersenyum geli. Dia menarik gelang di tangan Kiri. "Kalau begitu, kembalikan gelang yang kau curi dariku ini. Kau tidak membutuhkannya lagi 'kan?"
Itu adalah gelang yang Tuk buat untuk Neteyam dan Ivory. Namun untuk meredakan amarah Kiri ketika mereka ketahuan berpacaran, Neteyam merelakan gelang itu untuk Kiri sehingga Kiri dan Ivory yang gelangnya berpasangan.
"Aku tidak mencuri. Ini milikku." Kiri menepis tangan Neteyam. Kemudian wajahnya kembali membuat ekspresi sombong. "Dan aku yakin kau tidak memiliki foto Ivory seperti aku."
Neteyam memang tidak pernah memiliki foto Ivory sehingga ucapan Kiri cukup mempengaruhinya. Dia ingin melihat foto itu juga. Namun karena masih ingin melihat upaya Kiri pamer, Neteyam tak menunjukkan rasa penasarannya.
"Ah, foto tak ada apa-apanya dibanding dengan menontoni sendiri apa yang terjadi pada Ivory." Dengan sengaja Neteyam menghela nafas dengan riang. "Beruntungnya aku dan Ivory memiliki Seze."
Kiri dengan cepat menoleh ke arah Neteyam, tak percaya pemuda itu menyinggung hal yang merupakan penyebab ketidakakuran mereka saat ini. Dengan geram Kiri menarik rambut Neteyam hingga empunya meringis.
"Kiri, mawey!" seru Neteyam. Setelah Kiri akhirnya melepaskan terkamannya, Neteyam tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dengan bangga. "Woah, kau kuat lebih dari dugaanku."
Kiri menyilangkan tangannya di dada dengan bersungut. Kepalanya menunduk memandangi pasir. "Kau pikir kau saja yang rindu dengan Ivory? Aku dan dia ada untuk satu sama lain sejak kami kecil. Rindu yang kutanggung jauh lebih besar darimu. Seharusnya kau mengerti perasaanku."
Pernyataan Kiri bisa saja benar andaikan Neteyam dan Ivory belum mating. Namun tentu saja sekarang bukan waktu yang tepat untuk memberitahu Kiri mengenai hal itu.
Menyadari situasi meningkat menjadi serius, Neteyam dengan tenang bergeser lebih ke dekat ke sebelah Kiri.
"Aku bukannya tidak mau membantumu, tapi aku tidak bisa. Interaksiku dengan Ivory lewat Seze tidak semudah kedengarannya." Neteyam terdiam sesaat. "Tapi aku bisa menitipkan gelang buatanmu untuk Ivory pada Seze dan aku akan dengan senang hati memberitahumu apa saja yang Ivory bagikan padaku. Yah, untuk sekarang Ivory belum mengirim pesan apa-apa, terakhir kali aku memberikan kalung padanya."