005. Dendam Mendalam

111K 13.3K 5.5K
                                    

"Ya, Allah.. biarkan cinta itu tumbuh diantara kami, jika memang suamiku nantinya tidak bisa mencintaiku, aku ikhlas... aku akan tetap mencintai  dan menghormatinya."

-Ayla Azuhro-

Follow wattpad Holi dulu ya, biar gak ketinggalan notifikasi kalau Holi Update hehe. holipehh28

Absen dulu, yuk!

Tulis kata hadir ➡️
 
Kalian baca cerita pangeran pesantren jam berapa? ➡️

Udah promosiin cerita ini ke temen-temen kalian? ➡️

Note : Sebelum baca di harapkan untuk vote terlebih dahulu, tiggalkan jejak dengan cara komentar di setiap paragraf!

🍁HAPPYREDING🍁

****

"Tapi, aku udah jadi suami orang, Nes.." Ray berbicaran pelan seraya menatap Agnes.

Agnes menggelengkan kepalanya, ia tertawa mendengar ucapan Ray. "Maksudnya, kamu gak lagi ngeprank aku, kan?"

"Maaf." Ray memegang pergelangan tangan Agnes, ia berlutut sambil memohon.

Agnes menepis tangan Ray, tatapannya beralih terhadap Nando. "Ndo, lo tau maksud Ray apa?"

Nando diam.

Nando bingung, ia harus bagaimana menjelaskannya, karena ia juga terkejut melihat Ray yang tenyata jadi menikahi putri Kyai itu.

"Ndo, bilang sama gue!" Agnes memukul dada bidang Nando.

Nando tetap diam, ia membiarkan Agnes memukul dadanya.

Ray menarik tubuh Agnes, hingga terjatuh dalam pelukannya. Ya, Ray kembali memeluk Agnes, namun kali ini lebih Ray seakan-akan ia tidak ingin kehilangan Agnes.

"Aku janji akan menceraikan wanita itu, Please tunggu waktunya dulu," bisik Ray pelan.

Agnes menjauhkan tubuhnya dari Ray.

PLAK!

Agnes Menampar Ray.

"Kamu tidak bisa mempermainkan pernikahan kamu, Ray!" ujar Agnes.

"Tapi, aku gak mencintai dia. Aku hanya cinta sama kamu, aku juga nggak mau menyentuh wanita lain selain kamu."

Agnes menangis.

"Kamu jahat kalau gitu, Ray. Mau bagaimanapun dia itu istri kamu, kamu harus memperlakukan dia layaknya kamu memperlakukan orang yang kamu cintai."

"Tapi, aku gak cinta sama dia!" timpal Ray.

Agnes menyeka air matanya, ia menatap Ray dengan tetesan air mata yang terus mengalir di kedua bola matanya.

"Terus kenapa kamu menikah sama dia? Apa kamu telah menghamili dia? Saat kamu mabuk atau lagi gak sadar kamu lecehin dia?" tanya Agnes bertubi-tubi.

"Astaga! Aku nyentuh dia aja engga, gimana bisa aku ngehamilin dia, sayang?" Ray menarik nafas panjangnya. "Aku dijodohin sama papa."

"Terus kenapa kamu gak nolak?" tanya Agnes lagi.

"Papa ngancem mau jual rumah peninggalan bunda, aku gak bisa kalau rumah itu di jual, itu satu-satunya peninggalan bunda yang aku punya."

Agnes mengangguk. "Jadi, semudah itu kamu menerima perjodohan ini?"

PANGERAN PESANTREN (PART MASIH LENGKAP DAN SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang