009. Memahami

94.1K 11.7K 3.2K
                                    

Sebelum baca, ada baiknya follow wattpad Holi dulu, biar ada notifikasi masuk. holipehh28

Absen dulu yuk!

Tulis Hadir disini ➡️

Agama kalian apa?

Tetap, saling toleransi ya🧡

Kalau mau posting tentang Pangeran Pesantren di media sosial jangan lupa paka hastag, ya. #PangeranPesantren

Note: Vote dulu sebelum baca
Dan komentar di setiap paragraf🙍‍♀️

🍁HAPPYREADING🍁

****

Ray menyipitkan matanya, ia  terbangun dari tidurnya, ia langsung melihat ke arah sampingnya. Betapa terkejutnya ia melihat Ayla tertidur dengan menggunakan hijab berwarna putih, awalnya Ray mengira itu bukan manusia.

"Lo kalau di kamar, bisa nggak usah pake hijab nggak?" Tanya Ray, terhadap Ayla yang masih tertidur.

Mendengar suara Ray, Ayla membuka matanya. "Tumben kamu bangun jam segini, mas." ia melihat jam yang ternyata sudah menunjukan hampir waktunya sholat subuh.

Ray mendekatkan wajahnya. "Nggak usah ngalihin pembicaraan, gue gak suka lo pake hijab kalau lagi di kamar. Ngerti lo?"

Ayla diam.

Senyum terukir di kedua sudut bibir Ayla, pipinya sedikit memerah, ia berfikiran jika hati Ray mungkin sudah mencair.

"Kenapa lo senyum-senyum gitu? Bukannya gue mau lihat lo cantik atau engga nya ya, pas gak pake hijab! Apa lagi lo berfikiran kalau gue mau apa-apain lo! Ya, cuma gue gerah aja liat lo pake hijab mulu!" Ketus Ray menjelaskan.

"Iya, mas. Iya," jawab Ayla tanpa memandang wajahnya Ray.

"Gue nggak mau ya, liat lo kalau tidur masih pake hijab!"

Ayla mengangguk. "Iya, Mas."

Memang beberapa hari setelah kematian pak Kyai, Ray meminta Ayla untuk tidur di sampingnya, bukan karena ia ingin memberi Ayla nafkah batin, tetapi ia hanya tidak ingin Ayla kedinginan dan sakit, jika tidur di bawah terus menerus.

"Gue mau lo ajarin gue ngaji, mulai hari ini," kata Ray sembari menatap wajahnya Ayla.

"Iya, mas. Tapi, kita sholat subuh dulu, ya." Ayla malah menundukan pandangannya.

Ray berdecak pelan. "Bisa nggak sih kalau ngomong sama gue itu tatap muka gue, Ay! Gue itu suami lo, bukan orang lain!"

Ray berkata seakan-akan menjelaskan, jika ia adalah suaminya Ayla. Membuat Ayla kembali salah tingkah, Ayla bahagia jika Ray sudah menganggapnya sebagai istrinya. Walaupun, hati dan cintanya Ray mungkin bukan miliknya.

"Iya, Mas."

"Tatap mata gue!" Ketus Ras, "Gue didepan lo, bukan dibawah lantai!"

Perlaham Ayla memberanikan diri menatap wajah suaminya itu. "Iya, Mas."

"Lain kali, kalau ngomong sama gue, lo harus natap wajah gue! Inget gue suami lo, bukan majikan lo! Paham?"

Ayla mengangguk. "Iya, Mas."

"Jangan iya, iya mulu! Lo punya kosa kata lain nggak sih, selain iya-iya?"

Ayla tertawa pelan, saat-saat begini Ray terlihat menggemaskan. "Iya, Mas."

PANGERAN PESANTREN (PART MASIH LENGKAP DAN SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang