004. Pernikahan

116K 14.3K 6K
                                    

"Ya Allah, maafkan saya yang terlalu mencintai hambamu... maafkan saya yang lupa dan tenggelam bahwa sebaik-baiknya cinta hanya kepada engkau, ya Allah."
-Husain Hibaturrahman-

Absen dulu, yuk!

Umur kalian berapa tahun?

Nama panggilan kalian siapa?

Udah rekomendasiin cerita Pangeran Pesantren ke temen-temen kalian, belum?

Note : Sebelum baca sempetin vote, ya. Jangan lupa komentar disetiap paragraf, biar Holi tambah rajin up nya hehe.

🍁HAPPYREADING🍁

****

"Saya terima nikah dan kawinnya Ayla Azuhro, binti Kyai haji Zainaudin Mustofa, dengan maskawin seperangkat alat sholat, serta tanah seluas seribu dua ratus hektar di bayar Tunai," ujar Ray dengan lantang.

"Gimana para saksi, sah?" tanya Penguhulu kepada seluruh tamu undangan.

"SAHHH!" ucap seluruh tamu undangan.

"Alhamdulillah," semua yang menghadiri pernikahan Ray dan Ayla mengusapkan telapak tangannya di depan wajah, mereka bersyukur karena ijab qobulnya berjalan dengan lancar.

Ya, hari ini adalah hari dimana Ray menikahi putri pemilik pesantren yang bernama Ayla Azuhro.

Ray tidak menyangka jika ia bisa selancar mengucapkan kalimat itu, padahal ia sama sekali tidak menghafalnya, karena memang dari awal Ray tidak berniat menikahi Ayla.

Pernikahan Ray dan Ayla di gelar tidak terlalu mewah, sederhana namun di hadiri oleh tamu-tamu penting, seperti para ulama, Kyai Haji, dan Pak Ustadz dari seluruh penjuru indonesia. Tak hanya itu, ada banyak rekan kerja papa nya yang menghadiri pernikhan Ray.

Tetapi, tidak ada satu pun teman dan sahabat Ray yang hadir. Ya, Ray sengaja tidak mengundang teman-temannya, ia berniat untuk merahasiakan pernikahannya, terutama dari kekasihnya.

"Baik, kalian berdua sekarang sudah sah menjadi suami istri, Ray silahkan kamu mencium istri kamu," ujar Penghulu.

Ray melihat Ayla yang duduk disebelah kanannya, ia mengakui jika Ayla terlihat cantik dan berbeda hari ini, dengan gaun putih serta polesan make up yang membuat Ray terkagum.

Cup!

Ray mencium bibir Ayla.

Seluruh tamu undangan tertawa melihatnya.

"Ray, cium kening istri kamu. Kalau cium yang lainnya nanti di kamar," kata penghulu sedikit meledek Ray.

Ray melepaskan ciumannya, ia menjadi gugup saat ini. "Ma--maaf."

"Kenapa harus minta maaf? Ayla sudah sah menjadi istri kamu, tapi sebaiknya melakukannya di kamar," ujar penghulu kembali meledek Ray.

Seluruh tamu undangan kembali tertawa, mereka beranggapan jika Ray mungkin sudah tidak tahan dengan kecantikan Ayla.

Ray tersenyum dengan paksa, padahal ia sama sekali tidak berniat untuk mencium Ayla, ia hanya reflek karna suruhan penghulu.

Apakah itu salah?

"Coba di ulang lagi, ya. Cium kening istri kamu dan berjanji dalam hati untuk tidak menyakitinya, baik lahir maupun batin," ujar Penghulu.

Ray mengangguk, ia terpaksa mencium Ayla untuk yang kedua kalinya, ia berjanji tidak akan mencium Ayla untuk yang ketiga kalinya nanti.

PANGERAN PESANTREN (PART MASIH LENGKAP DAN SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang