Sebelum baca, ada baiknya follow wattpad Holi dulu, biar ada notifikasi masuk. holipehh28
Holi open dm dan info hanya
Di instagram yaa
@holipehh
@tulisanholipehhAbsen Hadir disini ➡️
Note: kalau yang lupa alur, baca dulu bab sebelumnya yaa, biar langsung konek hhee
Vote sebelum baca,
Komentar sebanyak-banyaknyaa-HAPPYREADING-
****
Ray masih penasaran dengan apa yang terjadi sebenarnya, ia berjalan melewati lorong-lorong bangunan asrama putra.
Ray melihat jam tangannya, sudah pukul tiga malam, ia sengaja melakukan aksinya tengah malam, menunggu para santri menyelesaikan aktifitasnya.
Tok..tok..
Ray mengetuk kamar yang ditempati Husain dengan pelan, ia tadinya ingin meminta bantuan Husain, tetapi sudah cukup lama Ray mengetuk pintunya tidak ada juga yang membukakan pintu.
Setelah menunggu hampir sepuluh menit di depan pintu kamarnya Husain, akhirnya Ray memutuskan untuk mencari tahu sendiri.
Dengan langkah yang cepat, Ray memasuki ruangan pengurus pesantren, ruang arsip data pribadi santri.
Ray menyalakan senternya, ia mencari nama Novan Januar Satyanto, cukup lama Ray mencari data tersebut, hingga akhirnya ia menemukannya.
Tiba-tiba ada yang membuka pintu ruangan.
"Ngapain lo masuk ke ruang pengurus?" Tanya seseorang tersebut yang ternyata adalah iqbal.
Ya, iqbal mengikuti Ray dari semenjak Ray mengetuk pintu kamar Husain yang juga ditempati olehnya, karena penasaran Iqbal diam-diam menguntit Ray dari belakang.
"Saya aduin kamu ke ustadz komar!" Ancam iqbal.
"Bal, lo jangan ikut campur!" Kata Ray dengan ketusnya.
Melihat seseorang dari kejauhan mau masuk ke dalam ruangan ini, Ray langsung menarik tangan Iqbal, mendekap mulut iqbal, mengajaknya bersembunyi dibawah kolong meja.
Iqbal terus memberontak, mencoba melepaskan tangan Ray dari mulutnya, namun usahanya gagal, karena tangan Ray yang kekar sehingga sulit untuk mencoba melepaskannya.
"Lah, kok gak di tutup?" Tanya Novan pada dirinya sendiri.
Ya, Novan yang masuk ke dalam ruangan ini. Sepertinya Novan mencari sedang sesuatu, membuat Ray semakin curiga akan Novan.
Drttt drttt drttt
Suara ponsel Novan bergetar, Novan menjawab panggilan telpon tersebut. Novan seorang pengajar disini, ia bahkan disebut ustadz oleh santri dan santriwati, jadi ia diperbolehkan menggunakan ponselnya dan tidak dianjurkan untuk mengumpulkannya seperti santri lainnya.
"Iya, saya sudah berhasil mendapatkan data-data lengkap mengenai pesantren, tanpa harus menjadi pemimpin menggantikan almarhum pak kyai," kata Novan.
Ray mengepalkan tangannya, ia yakin jika Novan tengah merencanakan sesuatu yang buruk terhadap pesantren al hakim mustafa.
Ray melepaskan dekapan tangannya pada mulut iqbal, ia melangkah mendekat terhadap Novan.
Dengan wajah yang memperlihatkan kebingungannya, Novan melangkah mundur karena tampang Ray terlihat seperti ingin menghabisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN PESANTREN (PART MASIH LENGKAP DAN SUDAH TERBIT)
Teen FictionNovel Pangeran Rayhaan (Pangeran Pesantren) sudah terbit dan tersedia di TBO dan GRAMEDIA seluruh Indonesia **** "SOK CANTIK LO! DITOLONGIN JUAL MAHAL!" Perempuan itu lansung menundukan pandangannya. "Maaf, bukan mahram.. permisi, Assalamualaikum." ...