018. Jangan Berhenti, Please.

110K 11.3K 7.4K
                                    

"Ada langkah yang harus dipaksakan berhenti untuk mundur, bahkan seharusnya memutar arah, walaupun sudah terlalu jauh untuk berbalik."
-Holipehh-

Sebelum baca, ada baiknya follow wattpad Holi dulu, biar ada notifikasi masuk. holipehh28

Absen Hadir disini ➡️

Follow instagram Rp Pangeran Pesantren biar gak ketinggalan info :

@pangeray16
@agnesia_nda
@ayla_azuhro16

Follow instagram Holi juga, ya:
@holipehh
@tulisan holipehh28

Note: Vote dulu sebelum baca
Dan komentar di setiap paragraf🙍‍♀️

🍁HAPPYREADING🍁

****

"Lo masak tapi gue gendong," kata Ray.

Melihat Ayla yang tak meresponnya, Ray malah langsung menggendong Ayla tanpa persetujuan Ayla.

"Mas-mas, aku takut jatoh," Ayla memeluk Ray dengan erat.

"Bilang aja lo modus, pengen peluk-peluk gue, iya kan?" Ray menggoda Ayla.

"Engga mas, aku beneran takut."

"Tapi, kenapa jatuh cinta sama gue nggak takut?"

Ayla diam.

Ayla merasa tersindir oleh kata-kata yang dilontarkan Ray, seakan menegaskan kembali jika Ray melarangnya untuk jatuh cinta terhadapnya.

Ray tertawa melihat Ayla yang bungkam. "Sekarang gue gamau ngelarang lo buat nggak jatuh cinta sama gue Ay, tapi jangan salahin gue kalau suatu saat nanti gue ninggalin lo. Gue udah ingetin berapa kali, tapi lo malah terus jatuh sama gue."

"Iya, Mas."

Terkadang Ayla juga bingung, mengapa ia harus jatuh cinta sama Ray, padahal tidak ada yang harus membuatnya jatuh sedalam itu. Walaupun awalnya ia mencintai Ray karena tugasnya seorang istri, tetapi rasa itu semakin lama semakin tumbuh.

"Ay, kita beli bubur aja ya?" Tanya Ray, sembari mendongkak kebelakang melihat wajahnya Ayla.

Ayla mengangguk pelan. "Yaudah iya, Mas."

Ray menggendong Ayla, membawanya keluar rumah, hingga seluruh santri dan santri wati yang selesai melakukan kuliah subuh melihat ke arah mereka.

Termasuk Husain yang kebetulan sedang lewat bersama dengan Iqbal.

Iqbal merangkul Husain. "Cen, terkadang memang cinta itu menyakitkan, apalagi ketika dia sudah menjadi milik orang lain, nusuk cen nusuk!"

Husain tidak menjawab, ia malah menundukan pandangannya, perasaan untuk Ayla memang masih ada, karena sekuat apapun Husain Melupakannya, Rasa itu malah semakin naik dan banyak, sehingga memang sesulit itu memaksa menghilangkan perasaan yang dulu pernah ada.

Ya, ada langkah yang harus dipaksakan berhenti untuk mundur, bahkan seharusnya memutar arah, walaupun sudah terlalu jauh untuk berbalik.

Ray lewat di depan husain, ia berhenti sejenak. "Kenapa lo pada liatin gue? Iri ya liat keromantisan gue sama istri gue?"

"Lah?" Iqbal berdecak.

"Mangkanya nikah, jangan cuma menghalu doang begituan sama cewek!!" Ray tersenyum dengan sinis.

PANGERAN PESANTREN (PART MASIH LENGKAP DAN SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang