034. Bimbang

77K 8.7K 7.8K
                                    

Sebelum baca, ada baiknya follow wattpad Holi dulu, biar ada notifikasi masuk.holipehh28

Absen Hadir disini ➡️

Udah tau kan Pangeran mau terbit?

Jadi siapkan tabungan ya wkwk

Follow akun Ig penerbitnya juga yaa @mediakita

Follow akun Ig penerbitnya juga yaa @mediakita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

"Ayla masuk rumah sakit, penyakitnya kambuh, kamu tahukan kalau Ayla mengidap penyakit Arteri koroner?"

Prang!

Prang!

Ray menjatuhkan ponselnya, ia sungguh terkujut mendengar apa yang dikatakan oleh iqbal.

Ray diam.

Ray termenung.

Bught!

Ray memukul tembok.

Membuat Agnes terkejut dan kebingungan, melihat tingkahnya Ray.

"Kamu kenapa Ray?" Tanya Agnes dengan wajahnya yang panik.

Begitupun dengan Gibs, Payo dan juga Arbin. "Lo kenapa?"

"Lo kenapa pea?" Payo bertanya lagi.

Ray menarik nafas panjangnya, kemudian ia menghembuskannya dengan kasar, ia menepuk pundak Gibs. "Gue titip Agnes."

Melihat kepergian Ray, Gibs mendekat ke Agnes, begitupun dengan Payo dan Arbin.

"Ray kenapa Gibs?" Tanya Agnes masih terlihat panik.

"Gue juga gatau itu anak kenapa Nes, tapi gue yakin dia gapapa," kata Gibs, mencoba membuat Agnes tidak terlihat panik.

Tetaoi tetap saja wajah Agnes masih terlihat sangat panik, bahkan ia mencoba untuk duduk dan membuka selang unfusannya, untung dengan cepat Arbin dan Payo menahannya.

"Nes, lo gila! Lo masih sakit, Pea!" Kata Payo.

Arbin menjitak kepala Payo. "Peak, peak, lo yang pea! Ratunya cobscrop lo bilang pea, masih mau hidup lo!"

Payo menelan salivannya. "Santai pay, santuy. Agnes sama gue mah udah abang adek, jadi gapapa ya nes gue bilang lo pea?"

"Lo berdua dari tadi gak punya otak, ini bukan waktu indonesia bagian becanda, keluar atau gue usir lo dari bumi?!" Suruh Gibs dengan penuh paksaan.

"Buset dah janganlah Gibs, nanti gak ada manusia yang ganteng lagi kayak gue." Payo membenarkan kerah bajunya, sembari tersenyum dengan menaik turunkan kedua alisnya.

Arbin menarik kerah baju Payo. "Keluar, keluar! Lama-lama gue juga ikutan gila. Ijin keluar ya Gibs, Nes, emang kudu di pentokin ke pentil motor, biar waras si Payo."

PANGERAN PESANTREN (PART MASIH LENGKAP DAN SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang