Sebelum baca, ada baiknya follow wattpad Holi dulu, biar ada notifikasi masuk. holipehh28
Holi open dm dan info hanya
Di instagram yaa
@holipehh
@tulisanholipehhAbsen Hadir disini ➡️
Note: kalau yang lupa alur, baca dulu bab sebelumnya yaa, biar langsung konek hhee
Vote sebelum baca,
Komentar sebanyak-banyaknyaa-HAPPYREADING-
****
Ray terdiam sembari duduk bersandar pada pohon belakang halaman pesantren, ia masih memikirkan konspirasinya mengenai hubungan kematian almarhum pak kyai, kecelakaannya Agnes dan pembicaraan papanya dengan seseorang misterius yang mengatas namakan pesantren.
Husain bersamaan dengan Iqbal, datang menghampiri Ray.
"Kenapa kamu, Ray? Kenapa bisa berantem sama Novan?" Tanya Husain.
"Harusnya ralat cen, Ray yang mukulin Novan tanpa alasan." Timpal Iqbal membenarkan perkataan Husain.
"Eh, gue punya alesan yang jelas ya! Dia itu licik, tapi ya Mau gue jelasin sampai mulut gue berbusa pun, gue yakin lo semua pada belain si Novan!" Kata Ray dengan ketusnya.
"Ray istigfar, kamu harus ingat kalau nuduh orang tanpa bukti itu namanya fitnah." Husain mencoba mengingatkan.
"Eh cen, gue tau lo paham agama. Tapi, urusan gue sama Novan lo gak berhak ikut campur, apalagi bawa-bawa agama. Gue gak fitnah dia, gue denger sendiri dia jelek-jelekin gue depan bang komar!"
"Kan, lo emang-- uppsss" iqbal tidak melanjutkan pembicarannya.
"Bal, kamu jangan memperkeruh suasana." Tegor husain terhadap iqbal.
"Canda saya cen, canda ya Ray, canda..." iqbal membentuk jarinya Viss sembari menahan tawanya, padahal tidak ada yang lucu sama sekali.
Ray mengepakan tangannya, lama-lama tingkah Husain dan iqbal membuatnya muak, bukannya membela dirinya kedua orang tersebut malah membela Novan. Padahal Ray sangat yakin jika Novan bermuka dua, ia berjanji terhadap dirinya sendiri akan membuktikan kelicikan Novan.
Dari kejauhan Ayla keluar dari kelasnya, sepertinya pembelajaran di kelas santriwati hari ini telah selesai, dengan cepat Ray berlari menghampiri Ayla.
Dikerumunan para santriwati, Ray menarik tangan Ayla, membawanya ke dalam rumah peninggalan pak Kyai.
"Mas, kenapa tadi mas masuk melewati batas? Mas tahu kalau itu--" ucapan Ayla terpotong.
"Ay, gue gamau debat masalah batas santri dan santriwati. Oke, gue minta maaf karena udah melewati batas dan gue narik-narik lo, tapi.."
"Tapi, apa mas?" Tanya Ayla, ia penasaran dengan ucapan Ray selanjutnya.
Ray memeluk Ayla.
"Kenapa gak ada yang percaya sama gue, Ay? Kenapa semua orang nyalahin gue?" Ray bertanya balik, suaranya sangat pelan.
"Mas memangnya kenapa?" Ayla bertanya lagi.
Ray melepaskan pelukannya, ia duduk di pinggir kasur. "Kalau gue cerita, lo mau belain gue atau justru malah nyalahin gue?"
"Kan, mas pangeran belum cerita."
Ray terkekeh pelan, ia mengacak-ngacak rambutnya sendiri. "Iya, juga, ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN PESANTREN (PART MASIH LENGKAP DAN SUDAH TERBIT)
Teen FictionNovel Pangeran Rayhaan (Pangeran Pesantren) sudah terbit dan tersedia di TBO dan GRAMEDIA seluruh Indonesia **** "SOK CANTIK LO! DITOLONGIN JUAL MAHAL!" Perempuan itu lansung menundukan pandangannya. "Maaf, bukan mahram.. permisi, Assalamualaikum." ...