016. Menghargai

83.3K 10.2K 4.8K
                                    

Sebelum baca, ada baiknya follow wattpad Holi dulu, biar ada notifikasi masuk. holipehh28

Absen Hadir disini ➡️

Follow instagram Rp Pangeran Pesantren biar gak ketinggalan info :

@pangeray16
@agnesia_nda
@ayla_azuhro16

Follow instagram Holi juga, ya:
@holipehh
@tulisan holipehh28

Note: Vote dulu sebelum baca
Dan komentar di setiap paragraf🙍‍♀️

🍁HAPPYREADING🍁

****

"Kenapa sih, lo narik-narik gue di ruang rapat sampai kesini?" Tanya Ray.

Ya, Ray sangat kesal dengan Ayla, karena Ayla malah membawanya masuk ke dalam kamar, padahal ia belum selesai beradu mulut dengan Novan.

"Malu mas, sama pengurus-pengurus pesantren," Jawab Ayla.

Ray menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Ay, lo jadi orang jangan lembek dong! Masa lo mau pesantren pendirian bapak lo diambil alih gitu aja sama Novan?"

"Novan emang pantes jadi pemimpin Pesantren, dia lulusan al-azhar, Mas."

"Lo itu bego atau emang gak ngotak sih, Ay?!"

Kalau saja Ayla bukan wanita, sudah pasti Ray akan menjedotkan kepala Ayla ke tembol, biar Ayla sadar kalau Novan bisa saja akan mengambil alih kepemilikan pesantren.

"Jangan suudzon mas,"

Ya, sebenernya Ayla paham akan maksud Ray. Tetapi, ia berusa menghilangkan perasangka buruk yang ada pada diri Ray.

"Lo susah banget sih dengerin omongan suami lo? Argghhhht!"

Ayla menghela nafasnya. "Mas, saya belum pantes jadi pemimpin pesantren."

Ray memang menyarankan jika Ayla yang seharusnya menjadi pemimpin pesantren, menggantikam bapaknya. Tetapi, Ayla malah manarik Ray dari rapat.

Membuat Ray emosi.

"Tapi, lo itu anaknya bapak lo, pendiri pesantren ini. Ya, mau gamau lo harus lanjutin perjuangan bapak lo!" Bentak Ray.

"Mas tapi, kan--"

"Lo itu batu banget sih, Ay? Heran gue, kenapa gue harus punya istri modelan kayak lo, gak pernah mau nurut apa kata suami!" Ray menghembuskan nafasnya. "Inget Ay, surga lo itu ada di gue!"

Ray mengganti pakaiannya, ia bahkan tidak malu telanjang dada di depan istrinya.

Ayla menutup matanya, ia masih tidak biasa melihat Ray telanjang dada.

"Kamu mau kemana, Mas?" Tanya Ayla ketika melihat Ray melucuti pakainnya dan mengganti pakainnya.

Ray melirik Ayla sekilas, tanpa menjawab pertanyaan Ayla.

"Mas Pangeran.." lirih Ayla memanggil Ray.

"Bawel banget sih lo, Ay!" Ketus Ray, sembari memakai sepatu.

"Mas aku minta maaf kalau aku salah.."   Ayla kali ini memberanikan diri menatap Ray.

"Ay kalau lo nyangkanya gue mau jadi pemimpin pesantren gantiin almarhum pak Kyai, lo salah!" Ray menatap Ayla, tatapannya begitu dalam. "Gue cuma mau lo dihargai, sebagai anaknya bapak."

PANGERAN PESANTREN (PART MASIH LENGKAP DAN SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang