Sebelum baca, ada baiknya follow wattpad Holi dulu, biar ada notifikasi masuk. holipehh28
Absen dulu yuk!
Tulis Hadir disini ➡️
Kalian baca jam berapa bab ini ➡️
Udah rekomendasiin cerita ini ke temen-temen kalian?
Kalau mau posting tentang Pangeran Pesantren di media sosial jangan lupa paka hastag, ya. #PangeranPesantren
Note: Vote dulu sebelum baca
Dan komentar di setiap paragraf🙍♀️🍁HAPPYREADING🍁
****
Suara adzan subuh terdengar dengan jelas di pendengaran Ayla, perlahan Ayla membuka matanya, ia terbangun dari tidurnya. Ayla melihat kesekelilingnya, tetapi apa yang ia cari tidak ada. Ya, sudah seharian dari kemaren Ray tak kunjung kembali.
Ayla meneteskan air matanya.
Kemana perginya suaminya itu?
Clek!
Suara pintu terbuka, dengan langkah gontai dan wajah lesunyanya suami yang Ayla tunggu akhirnya kembali. Ya, Ray telah kembali.
"Dari mana saja kamu, mas?" tanya Ayla.
Ray menatap Ayla dengan tajam, seakan-akan ia ingin menerkamnya. "Bukan urusan lo!"
"Bapa nanyain kamu," kata Ayla.
"Bilang aja sih, gue pulang ke rumah gue dulu, ribet amat hidup lo!" Ketus Ray.
"Iya, kemaren aku udah bilang kayak gitu, mas."
"Ya, terus kenapa nanya gue lagi? Caper lo sama gue?!" Ray tersenyum dengan sinis.
"Bukan begitu maksud aku, mas. Tapi--"
"Gak usah banyak ngomong, ngerti lo?!" Timpal Ray, ia memberi peringatan tegas terhadap Ayla.
Ray menidurkan tubuhnya di atas kasur, isi kepalanya masih memikirkan Agnes yang terbaring lemah di rumah sakit, andaikan tidak di ingatkan oleh Nando untuk pulang, mungkin ia masih menemai Agnes disana.
Ray menatap Ayla dengan penuh kebencian, Rasa bencinya terhadap Ayla semakin meningkat, rasanya ia ingin Ayla mendapatkan hal yang setimpal, seperti apa yang Ayla lakukan terhadap Agnes.
"Mas nggak sholat?" tanya Ayla.
"Duluan aja, gue gak sudi jadi imam buat lo! Ketus Ray.
Perkarataan Ray membuat Ayla tidak mengeluarkan suara lagi, itu seperti tamparan keras untuk Ayla, jika memang Ray tidak menginginkannya sebagi istri.
Akhirnya Ayla Sholat tanpa di imami suaminya sendiri, padahal bisa saja ia sholat di masjid berjamaah, tetapi ia tidak ingin suaminya terlihat buruk di halayak umum.
"Ya allah... luaskanlah sabar hambamu ini... tagarkan lah hati hamba menghadapi kerasnya suamiku... Aku tahu sebenarnya Mas Pangeran orang baik, aku ikhlas menjadi istrinya..." doa Ayla di sujudnya.
Ray menatap layar ponselnya, ia terus mengirimi Nando pesan, agar memberi tahu setiap detik perkembangan Agnes. Ya, Ray tidak ingin sedetikpun terlewati tentang keadaan Agnes.
Ray kembali menatap Ayla yang telah selesai melaksanakan ibadah sholatnya, ia mempunyai ide licik agar Ayla menerima balasan atas kecelakaan yang Agnes alami.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN PESANTREN (PART MASIH LENGKAP DAN SUDAH TERBIT)
Teen FictionNovel Pangeran Rayhaan (Pangeran Pesantren) sudah terbit dan tersedia di TBO dan GRAMEDIA seluruh Indonesia **** "SOK CANTIK LO! DITOLONGIN JUAL MAHAL!" Perempuan itu lansung menundukan pandangannya. "Maaf, bukan mahram.. permisi, Assalamualaikum." ...