010. Di Pertemukan

95.7K 11.4K 4.3K
                                    

Sebelum baca, ada baiknya follow wattpad Holi dulu, biar ada notifikasi masuk. holipehh28

Absen dulu yuk!

Tulis Hadir disini ➡️

Sebelum baca jangan lupa Follow instagram Rp Pangeran Pesantryen, ya!
@pangeray16
@agnesia_nda
@ayla_azuhro16

Follow instagram Holi juga, ya.
@holipehh
@tulisan holipehh28

Note: Vote dulu sebelum baca
Dan komentar di setiap paragraf🙍‍♀️

🍁HAPPYREADING🍁

****

"Pak bukan saya pelakunya!" Ray turus mengotot jika ia tidak bersalah.

Ya, saat ini Ray berada di kantor polisi, ia sedang di sidang oleh dua orang polisi atau penyidik di ruangan gelap dan tertutup.

"Tolong kerja samanya, saya akan meringankan kesalahan anda. Jika anda bisa bekerjasama dengan saya!" Kata Polisi bertubuh gempal itu menawarkan.

"Saya nggak salah! Ngapain saya harus ngakuin kesalahan yang gak saya perbuat?!" Ray tetap bersikeras.

Bught!

Polisi yang bertubuh kurus menjedotkan kepala Ray ke meja dengan begitu keras, sehingga mengeluarkan suara.

Bught!

"Ngaku atau saya patahin kepala kamu?!" Ancam polisi bertubuh kurus itu, dengan mencengkram lehernya Ray.

Ray tertawa.

Ray tidak menyangka polisi yang menurut orang tegas dan berwibawa, ternyata melakukan manusia seperti binatang! Padahal tidak ada bukti yang jelas jika Ray adalah pembunuhnya, hanya karena sebuah jam yang bisa saja di taruh orang lain untuk menjebaknya.

Ray tertawa lebih keras, membuat kedua polisi itu semakin geram dengan tingkah Ray yang menurutnya seperti meledek tugas mereka.

"Apa motif kamu membunuh pak Kyai?" Tanya polisi bertubuh gempal.

"Lo polisi apa preman sih? Heran gue kenapa polisi kelakuannya kayak setan, menghakimi manusia tanpa adanya bukti, sehat lo berdua!" Ray menggebrak meja.

"Saya akan bertingkah sopan, kalau kamu juga menghormati saya!" Ujar polisi berpostur kurus tersebut.

"Emang lo siapa harus gue hormatin?" Ray tertawa dengan menyungkingkan senyumnya yang sinis. "Lo aja memperlakukan gue kayak gini, gak nerima opini gue, kenapa gue harus hormat sama lo berdua!"

Bught!

Kepala Ray kembali di hantamkan ke meja.

"Oke, kalau anda nggak bisa bekerja sama, jangan salahkan saya, jika pihak kepolisian tidak akan memberikan keringanan kepada anda!" Oceh polisi berpostur tubuh gempal itu.

Seorang perempuan masuk ke dalam ruangan tersebut, ternyata itu adalah kepala penyidik.

"Gimana mba Dira? Apakah bukti tentang kejahatan Ray sudah lengkap?" tanya Polisi berpostur tubuh gempal itu kepada kepala penyidik, yang bernama mbak dira.

"Pihak Inafis tidak menemukan sidik jarinya Ray di pisau maupun jam tangan, serta di tubuh pak Kyai juga tidak di temukan sidik jarinya Ray." Mbak Dira menyerahkan hasil otopsi tim Forensik dan pemeriksaan sidik jari tim Inafis keseluruhan terhadap polisi bertubuh gempal itu.

PANGERAN PESANTREN (PART MASIH LENGKAP DAN SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang