023. Masyaallah, Bidadarinya Pangeran

82.1K 9K 6K
                                    

Sebelum baca, ada baiknya follow wattpad Holi dulu, biar ada notifikasi masuk. holipehh28

Holi open dm dan info hanya
Di instagram yaa

@holipehh
@tulisanholipehh

Absen Hadir disini ➡️

Umur berapa ➡️

Baca sambil ngapain ➡️

Note: jangan lupa Vote dan komen sebanyak-banyaknya!

-HAPPYREADING-

****

"Ay, sebelum kita pulang ke pondok, gue mau ajak lo ke suatu tempat, gapapa?" Tanya Ray.

Ayla yang sedang merapihkan pakainnya, seraya memperhatikan wajah suaminya itu.

Ayla tersenyum. "Boleh. Tapi kemana Mas?"

Ray mendekat, ia mengulurkan tangannya. "Biar bi ijah yang beresin pakaian lo, jangan capek cepek bidadarinya Pangeran."

"Mas bilang apa?"

Ray mencubit hidung Ayla, ia mendekatkan wajahnya. "Masyaallah istri gue cantik banget kayak bidadari jatuh dari pohon mangga, boleh gue cium?"

Mendengarnya ayla langsung reflek menututup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Ay, emang gue gak boleh liat wajah cantiknya istri gue, hmm?" Ray mencoba melepaskan tangan Ayla yang menutupi kecantikan wajahnya.

Dengan perlahan Ayla menurunkan tangannya dari wajahnya, ia tersenyum tanpa menatap wajah suaminya.

Ray terkekeh pelan. "Ay, jangan buat gue suka sama lo. Nanti gue bingung cara buat berhentiinnya, gue kalau udah suka sama orang itu--"

"Apa mas?" Tanya Ayla, ia memberanikan diri menatap wajah suaminya.

Ray mencubit kedua pipi Ayla. "Lo gemes banget sih Ay, lucu kayak boneka--"

"Chukky?"

Ray tertawa. "Ay, Ay, sekarang lo mengakui kalau lo itu mirip boneka chukky?"

"Kan, mas pernah bilang seperti itu sama aku."

Ray mengangguk sembari tersenyum. "Mau gue beliin boneka chukky?"

"Seribu tapi?"

"Lo mau bikin toko boneka, Ay?"

"Bukan mas, mau bikin peternakan boneka."

Ray mengelus puncak kepala Ayla, yang tertutupi oleh jilbabnya. "Selain cantik, gemes, alim, lo juga lucu. Bikin gue semakin bingung, Ay."

"Bingung kenapa, Mas?"

"Lo gak perlu tau, Ay." Ray tersenyum tipis. "Ayo ikut gue."

Dengan menggenggam tangan Ayla, Ray membawa Ayla kesuatu tempat. Dimana sewaktu kecil ia sering menghabiskan waktu dengan keluarganya, terutama almarhum mamanya.

"Mas gelap," Ayla berlindung dibawah ketiak Ray yang terus mendekapnya.

Ray yang masih menggenggam tangan Ayla, ia berbisik. "Lo gak usah takut Ay, gue sebagai suami sah lo bakalan jagain lo."

Ayla diam.

Ayla mengikuti setiap langkah kaki Ray, ia menuruni anak tangga bersama Ray, ketempat yang begitu gelap, hingga Ray menyalakan lampu dan tempat ini menjadi terang.

PANGERAN PESANTREN (PART MASIH LENGKAP DAN SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang