C.

12.1K 1K 119
                                    

Terima kasih responnya... Seneng banget baca voment nya... Lup you all... Sarangheyoooo cup cup muachhh muaccchhh😚😚😚😚😚

Triple update buat jomblowan dan jomblowati yang ngga ada yang ngapelin. Happy riding...

🐄🐄🐄🐄🐄🐄🐄🐄🐄🐄🐄🐄🐄🐄🐄

Retno membuka mata, saat merasakan kulit tangannya di goyang-goyang. Ia mencoba mengumpulkan kesadarannya dan melihat Nadya meletakkan makanan di meja yang ada dikamar. Saat Retno mencoba mengingat apa yang sedang terjadi padanya sebuah suara menyapanya.

"Ibu sudah bangun, mau mandi dulu apa mau makan dulu?" Seorang gadis yang Retno kenali sebagai adik Ibnu, mahasiswanya, sedang duduk dipinggir kasur menatapnya tidak berkedip. 

"Minum dulu, bu." Farihaa memberikan segelas air putih saat melihat Retno masih terdiam setelah bangun tidur.

"Kenapa kamu disini?" Tanya Retno setelah mengabiskan air minum yang diberikan oleh Farihaa.

"Menjemput ibu, Dua jam lagi ibu dan abah saya akan menikah. Maka dari itu saya kemari dengan baju pengantin dan MUA. Sampai disini ternyata ibu tidur, pasti ibu kelelahan setelah menyelamatkan abah. Saya ngga bisa membiarkan ibu terus tidur, bisa-bisa Abah saya nanti bunuh diri lagi gantung diri di pohon toge,  makanya saya bangunkan ibu. Sekarang ibu mau makan dulu atau mandi dulu?" Retno berusaha mencerna apa yang terjadi di otak pintarnya. Wanita itu memilih mandi terlebih dahulu, karena ia benar-benar harus menjernihkan pikirannya yang benar-benar kacau. Rencananya ia ingin tidur sejenak sebelum berfikir langkah apa yang harus diambil, siapa sangka kelelahan dan banyak pikiran membuat dia terlelap lebih lama dari rencananya.

Tidak butuh waktu lama Retno menyelesaikan acara mandinya, selama membersihkan tubuhnya Retno berfikir ulang tentang apa yang sudah terjadi dan langkah-langkah apa yang akan dia ambil. Setelah selesai membersihkan diri, Retno menyantap makanan yang dibawakan oleh Farihaa. Memakannya dalam diam seraya meyakinkan dalam hati bahwa keputusannya itu tepat. 

"Abah menitipkan ini buat ibu." Farihaa memberikan sebuah amplop pada Retno. Wanita itu menerimanya, membukanya dan menemukan beberapa gelang emas yang cukup berat ditangannya beserta sepucuk surat dengan tulisan cakar ayam ala anak sekolah dasar. Retno berusaha keras memahami apa yang sudah ditulis dikertas itu. 

Dear Dek Retno Kinanthi, calon istri Abang Kareem Al FArizi.

Bersama dengan datangnya surat ini, saya Kareem berniat meminang dek Retno untuk menjadi istri saya. Sebagai tanda keseriusan niat saya untuk menyunting dek Retno, saya berikan gelang emas seberat lima puluh gram beserta surat-suratnya. 

Besar harapan saya agar dek Retno mau menjadi istri saya.

Salam sayang dari aku yang sudah  jatuh hati padamu.

Calon suamimu

Kareem Al Farizi. 
Pemilik peternakan sapi Kareem

Retno mengernyit membaca surat dari Juragan Kareem. Wanita itu menimbang-nimbang gelang emas yang ada didalam genggamannya. Cukup berat juga dan kalau dia jual pasti akan dapat uang yang lumayan, apalagi Kareem memberikan gelang itu beserta surat-suratnya. Retno semakin mengernyitkan keningnya saat melihat tanggal yang ada di kwitansi pembelian gelang tersebut. Tanggal hari ini itu berarti Kareem baru saja membeli gelang-gelang itu. Bagaimana lelaki itu tahu selera dan model kesukaannya. Retno menatap Farihaa yang masih setia menunggunya selesai membaca surat. Gadis itu tersenyum tulus, entah kenapa Retno merasa Farihaa menerimanya meski mereka baru bertemu beberapa jam saja.

Retno (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang