R

4.8K 643 25
                                    

Entah sudah berapa lama Kareem tergugu disamping Retno. Hingga fajar menyingsing tidak ada tanda-tanda Retno akan membuka matanya. Kareem meraba kening sang istri dan terkejut  mendapati suhu tubuh sang istri meningkat. Dengan panik Kareem berusaha membangunkan sang istri. Ketika usahanya tidak berhasil, Kareem bergegas memanggil Ibnu. Putranya itu datang dengan tergopoh-gopoh karena tindakan ayahnya yang membangunkannya dengan kasar.

"Apa yang terjadi abah, kenapa Abah teriak-teriak?"

"Ibumu tidak sadarkan diri. Badannya panas." Ibnu terkejut, lelaki muda itu mengikuti Kareem untuk melihat kondisi Retno.

"Sudah berapa lama ibu pingsan Abah?" Kareem terdiam, kalau dia menjawab jujur anaknya pasti akan menyalahkannya. Dia belum siap untuk disalahkan apalagi penyebab ibunya tidak sadarkan diri adalah ulahnya yang cemburu buta.

"Kita bawa ibu kerumah sakit. Aku siapkan mobil." Ibnu berkata ketika tidak segera mendapat jawaban dari sang ayah.

"Tidak!" Kareem menolak keras, Ibnu menatap sang ayah tidak percaya.

"Ibu sakit Abah! Ibu perdarahan! Apa Abah tidak tahu!"

"Tidak, ibumu hanya kelelahan-" Kareem terhuyung kebelakang, ia shock mendengar perkataan Ibnu.

"Ibu panas! Lihat pangkal paha ibu berdarah! Sebenarnya apa yang sudah Abah lakukan pada ibu! Ibnu melihat beberapa luka dan memar ditubuh ibu, Abah memperkosa ibu?!"

"Jangan sembarangan bicara, tidak ada seorang suami yang memperkosa istrinya sendiri."

"Abah memaksa ibu melakukan hubungan sex. Ibnu mendengar ibu menjerit kesakitan, Abah memperkosa ibu, apa yang terjadi abah, kenapa Abah menyakiti ibu!" Ibnu menahan amarahnya ia tidak menyangka lelaki yang dihomatinya tega menyakiti wanita yang dia anggap sebagai pengganti ibunya. Tanpa memperdulikan sang ayah Ibnu hendak membopong tubuh Niken.

" Jangan coba-coba menyentuh ibumu!" Kareem berkata dingin, tapi Ibnu mengabaikan larangan sang ayah. Lelaki muda itu membopong sang ibu menuju mobilnya. Nyawa ibunya lebih penting daripada keposesifan Abahnya.

"Ibnu! Kamu mau bawa ibumu kemana!" Ibnu meletakkan Retno dibangku penumpang sementara dirinya segera mengambil tempat dibalik kemudi. Kareem yang tidak ingin sang istri dibawa begitu saja oleh sang anak segera ikut masuk kedalam mobil anaknya. Ibnu memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi, ia tidak ingin sesuatu yang buruk menimpa Retno. Beberapa kali dirinya harus mengerem mendadak hingga membuat Kareem marah.

"Ibnu tidak akan memaafkan Abah kalau sampai sesuatu yang buruk menimpa ibu." Setelah mengatakan semua itu Ibnu bergegas membawa Retno ke IGD. Lelaki itu berteriak memanggil perawat dan dokter mengabaikan Kareem yang terpaku ditempatnya.

Ibnu menunggu hasil pemeriksaan Retno, lelaki itu duduk dengan wajah murung sementara Kareem sudah duduk disebelahnya.

"Pak Kareem, Ibnu?" Baik Ibnu dan Kareem terdongak dan terkejut melihat siapa yang menyapa mereka di IGD. Dari sekian banyak manusia dibumi, Kareem sangat tidak ingin bertemu prof Nourman disaat kondisi Retno tidak baik-baik saja. Lelaki itu baru memperingatkan dirinya kemarin dan hari ini Kareem melakukan kesalahan dengan menyakiti Retno.

"Keluarga ibu Retno?" Seorang perawat memanggil, Kareem dan Ibnu segera menjawab bersama dan dengan diikuti oleh Prof Nourman kedua lelaki itu menghadap dokter yang sudah memeriksa Retno. Prof Nourman cukup terkejut saat melihat Ibnu dan Kareem duduk didepan IGD dengan wajah penuh kekhawatiran. Lelaki itu Barus saja membeli obat dan akan akan ke tempat parkir saat netranya melihat keberadaan Kareem dan Ibnu. Rencana untuk langsung pulang diurungkan karena penasaran untuk apa kedua lelaki itu berada di rumah sakit. keterkejutan Prof Nourman semakin menjadi-jadi saat mendengar perawat memanggil keluarga pasien bernama Retno.

Retno (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang