G

9.5K 854 75
                                    

Kareem tiba di kampus Retno tidak lama kemudian. Ia melihat sang istri sudah menunggu dengan seseorang yang juga terlihat menunggu istrinya. Mereka berbincang santai karena terlihat Retno tersenyum kecil. Kareem belum melihat dengan jelas sosok yang menemani sang istri tapi dia tahu kalau yang menemani istrinya adalah seorang lelaki. Sebelum Kareem benar-benar menghampiri sang istri, lelaki yang bersama Retno sudah lebih dulu pergi dan masuk kedalam sebuah sedan yang Kareem tahu harganya tidak murah. Kareem sempat melihat lelaki yang bersama Retno tadi melambaikan tangannya yang dibalas dengan senyuman oleh Retno. Ada perasaan tidak suka dalam hati Kareem saat melihat sang istri beramah tamah dengan lelaki lain. Retno itu miliknya.

"Dek Retno, sayang." Kareem mendekati sang istri, wanita itu tersenyum menyambut kedatangan suaminya.

"Abang sudah datang."

"Tadi itu siapa?" Tanya Kareem dingin, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak cemburu saat sang istri tampak bahagia berbincang dengan lelaki selain dirinya. Ia ingin dirinya satu-satunya lelaki yang membuat Retno bahagia dunia akhirat. Retno menaikkan alisnya mencoba menebak siapa orang yang dimaksud Kareem.

"Lelaki yang naik sedan mewah lalu melambaikan tangannya dan dek Retno memberikan senyuman padanya." 

"Oh itu tadi Prof Nourman. Beliau menawarkan akan mengantar aku pulang tapi aku tolak karena abang akan jemput."

"Kalau abang ngga jemput berarti adek mau pulang diantar Profesor itu?"

"Ya kenapa tidak, Prof Nourman sering antar aku pulang."

"Mulai sekarang, adek ngga boleh lagi terima ajakan pak prof untuk diantar pulang."

"Loh kenapa? kan hemat diongkos bang."

"Abang CEMBURU!!! Besok abang carikan sopir buat adek, biar pak Prof atau lelaki manapun tidak ada alasan buat antar adek pulang!" Retno tersenyum, melihat suaminya kesal ternyata memberikan kesenangan sendiri untuknya.

"Kalau adek pulang dengan sopir, abang tidak cemburu? adek malah risih pulang sama orang yang adek kenal. Kalau dengan prof Nourman adek kan sudah kenal dengan akrab. Lagipula adek kan tidak berdua saja dengan prof Nourman ada pak Gito juga."

"Siapa pak Gito?"

"Sopir prof Nourman, seperti pak Min."

"Terus kalau adek ikut prof Nourman, adek duduk dimana?"

"Ya dikursi penumpang dibelakang sopir karena Prof Nourman tidak suka duduk dibelakang sopir. Pertanyaan abang aneh, ngga mungkin kan adek duduk dipangkuan Prof Nourman?" Membayangkan Retno duduk dipangkuan prof Nourman membuat Kareem semakin kesal. Pasti prof Nourman modus ingin dekat-dekat dengan Retno. Meski tidak duduk saling pangku, bisa saja kan Prof Nourman itu bersandar di bahu Retno atau duduk sambil berpegangan tangan dengan Retno. Apalagi Prof ada rasa dengan Retno, pasti kesempatan untuk dekat dengan Retno akan diciptakan karena ada niatan untuk bersatu dengan Retno. Tak ingin membayangkan apa yang terjadi antara istri dan rekan kerjanya itu Kareem membimbing Retno masuk kedalam mobil, menutup pembatas dan membawa Retno duduk dipangkuannya. Retno memekik kaget saat Kareem membuatnya duduk menyamping di pangkuan lelaki itu.

"A-abang mau a-apa?" Tanya Retno gugup, jangan bilang suaminya mau maen kuda-kudaan di dalam mobil. Apalagi Kareem memeluk pinggangnya dengan erat dan menenggelamkan wajahnya di dada Retno. Istrinya itu bertanya-tanya dalam hati apa yang sudah terjadi pada suaminya, kenapa tiba-tiba suaminya bersikap aneh, padahal tadi suaminya baik-baik saja saat mengantarnya. Tidak mungkin kan karena cemburu suaminya mau ngajak bercinta didalam mobil. Kalau itu yang terjadi bisa remuk tubuhnya karena Kareem tidak akan puas jika bercinta hanya sekali pelepasan.

Retno (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang