Retno (End)

L

Hallo holla...

Aku gaget waktu baca komen di chapter kemaren ada yang nyangka ini cerita sampe 2 digit, kalau dua digit berarti cerita dek Retno ini bisa sampe huruf Z...  Bisa ngga yaaa??? Sabi lah, apa sih yang ngga buat para penggemar duda sapi mmmhhoooo...

Jadi mau lanjuuuttt ngga nih???

Kalau mau, sok atuh dibaca setelah iklan sapi berikut ini, kalo ngga ya wes cukup sampai di chapter K saja, tamat dan happy ending 😊

Mmmmhooooooo 🐄🐄🐄

🐄🐄🐄🐄🐄🐄🐄🐄🐄🐄🐄🐄🐄🐄🐄🐄

Tidak ada kehidupan rumah tangga yang berjalan semulus pantat bayi, begitupun kehidupan rumah tangga Kareem dan Retno. Sudah dua tahun mereka menikah tetapi keduanya masih mesra sebagai suami istri meski kadang mereka berselisih penadapat tapi baik Juragan Kareem maupun Retno masih bisa saling berkompromi hingga tidak harus berakhir dengan pengusiran Kareem dari kamar tidur dan tidur di sofa. Jadi sampai dua tahun pernikahan mereka sofa dan sofabed masih aman, tidak jadi tempat tidur sementara bagi Kareem. Tapi bukan berarti mereka tidak bercinta di sofa, semua tempat di rumah mereka sudah pernah menjadi destinasi percintaan mereka. Berbagai macam cosplay atau scene pernah mereka mainkan meski masih dalam tahapan aman untuk dimainkan. Retno masih menjadi dosen dan Kareem tetap menjadi peternak sapi. Dengan pengetahuannya dibidang peternakan dan agrobisnis Retno membantu Kareem membesarkan peternakannya. Tidak hanya sebagai produsen susu dan daging sapi, Kareem juga mengembangkan usahanya menjadi daging sapi olahan. Kotoran sapi pun dimanfaatkan sebagai pupuk kompos sebagai penghasilan sampingan dari peternakannya.  Kerjasama diperluas dan sapi-sapi Kareem berhasil menembus pasar export untuk daging olahannya. Pernikahannya dengan Retno benar-benar membawa berkah, tidak rugi dirinya ditinggal pergi Siti Julaikha dan ia bersyukur bisa mempersunting sang ibu dosen Retno Kinanthi.

"Adek benar-benar tidak ingin program kehamilan?" Kareem bertanya pada sang istri setelah mereka menyelesaikan ronde pertama percintaan mereka. Usia boleh bertambah tapi ranjang mereka tetap membara. Lelaki itu mengusap kepala Retno yang terkulai diatas bantal dengan keringat yang masih membasahi tubuh keduanya. Kareem tidak pernah puas bercinta dengan Retno dan Retno tidak pernah kehabisan cara untuk menyenangkan suaminya. Ia mempelajari berbagai macam tehnik bercinta dan memesan berbagai macam kostum yang membuat Kareem meneteskan air liurnya. Usia matang tidak membuat wanita itu kehilangan pesonanya, karena dimata Kareem, istrinya itu bagai lolita dan Kareem adalah lolipopnya. 

"Kita bisa Konsul dengan dokter Kama. Abang kenal baik dengan dokter Kama." Retno terdiam menatap Kareem dalam. Ini bukan pertama kalinya Kareem menawarkan agar mereka ikut program kehamilan. Selama ini Retno menolak karena dirinya sudah puas dengan kehidupannya bersama Kareem. Usianya tidak muda lagi dan akan sangat beresiko jika dirinya hamil bahkan melahirkan. Kareem sendiri menawarkan solusi program kehamilan karena setelah dua tahun pernikahan mereka, keduanya belum diberi kepercayaan mendapatkan momongan secara alami. Padahal Kareem sudah bekerja keras dalam rangka membuat bayi. Mungkin karena dirinya terlalu bersemangat hingga kelewatan saat spermanya harusnya berhenti di sel telur Retno malah terus berlari entah kemana. 

Kadang Kareem berfikir apakah dirinya terlalu memaksa Retno untuk memiliki keturunan sendiri padahal istrinya itu tidak begitu berminat. Retno tidak pernah mempermasalahkan apakah dirinya memiliki anak kandung atau cukup anak tiri saja. Tapi Kareem tidak ingin Retno sendirian jika dirinya dipanggil yang maha kuasa terlebih dahulu. Setidaknya jika Retno memiliki anak kandung sendiri, istrinya itu ada yang menemani. Karena jika mengharapkan Ibnu atau Farihaa takutnya mereka sibuk dengan urusan atau keluarganya masing-masing sehingga Ibnu dan Farihaa tidak sempat menemani Retno. Bagaimanapun juga memiliki anak kandung berbeda dengan memiliki anak tiri.