D

11.9K 996 52
                                    

Pagi hari sekali Retno sudah berkutat didapur. Ia merasa bersalah pada juragan Kareem tentang insiden gagalnya malam pertama. Bagaimana dia bisa tidak sadarkan diri setelah melihat pusaka Juragan Kareem. Apakah hanya milik suaminya yang sebesar itu atau memang mayoritas milik keturunan Arab besar-besar. Retno menghembuskan nafas perlahan. Bagaimana mungkin barang sebesar itu muat di miliknya, bahkan senjata pak Kareem itu lebih besar daripada terong hijau yang saat ini dipegangnya, belum lagi urat-urat yang menonjol itu entah bagaimana rasanya. Retno mengusap-usap terong yang ada ditangannya tanpa sadar, membayangkan itu milik juragan Kareem. Ia ingat salah satu film biru yang ditontonnya tentang blowjob, membayangkan terong itu masuk dalam mulutnya yang lebar saja pasti sesak apalagi masuk kedalam miliknya yang selama dirinya hidup tidak pernah mendapat sentuhan khusus pasti sangat menyakitkan dan menyesakkan. Retno sedikit menyesal karena minimnya pengalaman tentang sex, selama ini ia tertarik pada ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan peternakan dan pertanian. Punya pacar juga hanya sekali yaitu Roy, jadi pengalaman tentang skin ship dan menyenangkan pasangan dia tidak punya. Ia harus rajin belajar agar beasiswanya tidak dicabut dan bekerja paruh waktu agar bisa membantu Ibu Nara pengelola panti asuhan tempatnya dibesarkan. 

Retno kembali menghela nafas, hari ini dirinya akan masak terong sambal balado yang katanya makanan kegemaran juragan Kareem. Beruntung tidak ada yang curiga dirinya sudah didapur pagi-pagi bukannya bergelung manja di atas tempat tidur. Tubuhnya memang masih pegal dan lelah bukan karena aktivitas sexual tapi karena shock dengan semua rangkaian kejadian yang dialaminya kemarin. Ia tidak akan percaya hari ini menjadi istri, jika tidak melihat sosok juragan Kareem yang tidur memeluknya dengan mulut terbuka tentu ia mengira apa yang terjadi kemarin adalah mimpi. Lelaki itu tidak ngorok hanya saja bibirnya terbuka seperti ikan yang kekurangan oksigen. Benar-benar lucu dan menggemaskan. Bahkan Retno sempat mengecup bibir itu hingga tertutup. Juragan Kareem ini benar-benar sosok jantan-jantannya lelaki, tubuhnya benar-benar liat dan keras, pasti karena tiap hari minum susu sapi dan makan daging sapi. Peternakan sapi Kareem memang terkenal sebagai pemasok susu dan daging terbaik jadi tidak heran kalau pemiliknya sebesar sapi. Retno ingat bagaimana buasnya juragan Kareem menghisap payudaranya, pasti lelaki itu membayangkan minum susu sapi segar saat menghisapnya kemarin hingga meninggalkan jejak kemerahan dan sedikit perih karena Juragan Kareem menggigitnya akibat gemas air susunya tidak keluar. 

Mengingat apa yang mereka lakukan semalam membuat Retno tersenyum, wajahnya merona karena malu, bagaimana tidak juragan Kareem memberikan pengalaman yang belum pernah dia dapat dari manapun. Ia menyukai saat-saat dirinya mendapatkan pelepasan hanya karena lidah dan jari pak Kareem. Tanpa sadar Retno menjulurkan lidahnya hendak menjilat terong hijau yang ada dipegangannya, tapi belum juga lidahnya menyentuh kulit terong itu, sebuah tangan sudah menarik benda itu dari genggamannya.

"Lebih enak yang asli, sayang." Sebuah suara berat dan sexy terdengar di pendengaran Retno. Wanita itu terkejut dan salah tingkah saat tahu Kareem sudah berdiri dibelakangnya dan memeluk pinggangnya.

"A-abang sudah bangun?"

"Hmmm. Kamu tidak ada disamping abang, jadi abang cari-cari kamu, takutnya kamu kabur setelah lihat pedang abang."

"Maaf bang, semalam-"

"Sssttt... abang ngerti, seharusnya abang pedang abang kenalan dulu sama sarungnya, bukannya langsung mau masuk saja. Kamu wangi dek." Kareem mengendus leher Retno, lelaki itu senang melihat leher jenjang Retno yang terlihat seperti ice cream pisang yang minta untuk dijilat. Retno menggeliat saat Kareem benar-benar menghisap lehernya.

"Abang mau minum apa?" tanya Retno mengalihkan perhatian Kareem dari lehernya. Ia merasa geli dan tidak nyaman. Mereka memang sudah sah sebagai suami istri tapi bagaimanapun juga ini pengalaman pertama Retno intim dengan lelaki. Meski sebenarnya semalam Kareem sudah mencumbunya tapi ia masih tetap malu saat Kareem menunjukkan semua itu ditempat umum. Retno takut kegiatan mereka dilihat oleh asisten rumah tangga Kareem atau bahkan anak-anak Kareem."

Retno (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang