K

6.6K 743 62
                                    

Retno kembali kerumah kontrakannya setalah beberapa hari dikurung Juragan Kareem di hotel. Ia sempat kesal dengan kelakuan suaminya, mereka sudah seperti tarzan kota, tidak pakai baju, bercinta tidak kenal waktu hingga tubuhnya terasa remuk redam. Retno tahu kalau Kareem maniak sex dan dirinya lebih gila lagi karena tidak bisa menolak ajakan dan rayuan suaminya untuk bercinta gila-gilaan. Retno merasa heran dengan fantasi sex Kareem yang tidak biasa menurutnya. Bercinta dengan pakaian yang aneh-aneh, diikat-ikat, dan masih banyak gaya yang sudah dipraktekkan Kareem padanya. entah dari mana suaminya itu mendapatkan ide bercinta yang nyleneh, tapi semuanya benar-benar memabukkan dan menyenangkan. Retno menyukai gaya bercinta Kareem yang bervariasi dan berwarna itu. Sepertinya dirinya harus lebih banyak googling pornhub atau film esek-esek agar bisa mengimbangi gaya bercinta suaminya, meski Kareem orang yang sabar dalam mengajarinya hal baru tetapi ia juga ingin mengekplorasi kemampuannya agar bisa membahagiakan suami tuanya.

Kembali kerumah kontrakannya, Retno sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya. Rumah kontrakannya yang semula minimalis sekarang terlihat lebih wah. Ada taman kecil didepan rumahnya, kursi diteras rumahnya dan saat memasuki rumah Retno sampai menjatuhkan tasnya saat melihat ruang tamunya berubah warna menjadi hijau lembut, kursi tamunya berubah menjadi sofa yang empuk dan nyaman. Ruang tengah terdapat televisi besar dan home teather yang sangat lengkap. Setahunya kemarin mereka hanya membeli kasur, televisi, ac, dan kicthen set. Tidak ada sofa ataupun sofabed.

"Abang mengganti kursinya?"

"Iya persiapan kalau adek nyuruh abang tidur diluar, kan sudah empuk sofanya. Kalau sofa yang kemarin bisa encok abang. Abang sengaja pasang sofabed di depan tivi agar kalau kita lihat film bisa sekalian praktek, tanpa perlu balik kekamar, lebih praktis." Retno meringis, ia lupa kalau suaminya ini sangat mesum, lihat saja semua perabot dipilih empuk dan tentunya aman saat digunakan agar bisa mendukung nafsu liarnya. Retno masuk ke arah dapur dan melihat meja makannya sedikit besar dari miliknya sebelumnya.

"Meja makannya abang ganti juga biar kuat saat kita ingin bercinta didapur. Kalau yang kemarin itu dibuat goyang dikit saja pasti patah kaki-kakinya, bisa merusak mood abang itu, masa pas on fire jatuh kan ngga lucu dek."

"Astaga abang pemikirannya ngga jauh-jauh dari selangkangan. Kalau abang masih mesum terus, aku cuci otak abang itu, biar bersih dan ngga ngeres pikirannya."

"Adek percaya sama abang, apa yang abang lakukan ini demi kebahagiaan lahir dan bathin kita. Sensasi bercinta di meja makan itu bikin ketagihan dek."

"Apa dengan ibunya Ibnu dan Farihaa abang juga bercinta di meja makan?"

"Abang bercintanya di kamar dek, bisa dipotong burung abang sama kakek dan neneknya Ibnu kalau abang bercinta di meja makan."

"lalu kenapa sekarang abang jadi ingin bercinta dimeja makan?"

"Hasrat terpendam abang. Adek jangan marah dong sama abang, hanya dengan adek abang bisa mewujudkan fantasi abang dalam bercinta. Oh ya, kita kedapur, abang punya kejutan untuk adek." Tak ingin istrinya ngambek lama-lama, Kareem membawa sang istri kedapur. Retno terbelalak melihat kitchen set miliknya. Lengkap dengan peralatan dan perlengkapan memasak terbaru. Sudah sejak lama Retno ingin dapurnya modern dengan peralatan dan perlengkapan memasak seperti yang dia lihat di media sosialnya, sayangnya dirinya tidak punya uang lebih untuk memenuhi keinginannya itu. Baginya uangnya lebih baik disumbangkan daripada harus membeli perlengkatan dan peralatan memasak yang harganya cukup memberi makan adik-adik pantinya selama berbulan-bulan. Ia memilih peralatan dan perlengkapan memasak sederhana asal sesuai fungsinya. Menuruti keinginan memang tidak akan ada habisnya, karena itu ia lebih memilih memenuhi kebutuhan daripada memanjakan keinginannya.

Retno semakin takjub dengan perubahan kamar tidurnya dan kamar tidur untuk tamu. Rumah kontrakannya hanya ada dua kamar, tapi kini kedua kamar itu telah disulap oleh Kareem menjadi lebih nyaman dan lebih menenangkan. Retno terharu dengan kebaikan suaminy yang terus menerus memanjakannya. Ia tidak menyangka Kareem akan menerimanya dan melimpahinya kasih sayang. Terbiasa hidup sendiri dan bekerja keras untuk dirinya dan saudara-saudara dipanti, Retno merasa terharu dan bahagia saat ada orang yang memanjakannya dan memberinya kasih sayang. Selama ini hanya Prof Nourman yang memberinya perhatian, tapi itupun terbatas.

"Adek menangis?" Kareem terkejut saat melihat butiran air mata membsahi pipi Retno. Lelaki itu mengusap air mata Retno dengan ibu jarinya dan memeluk istrinya yang semakin tergugu.

"Terima kasih, abang." Lirih Retno, Kareem mengusap punggung sang istri. Ia tahu tidak mudah menjalani hidup seperti Retno yang dari kecil sudah dituntut mandiri. Sekolah dengan beasiswa dan memenuhi kebutuhan hidup sendiri sangat berat. Kareem beruntung orang tuanya cukup kaya sehingga mereka bisa mewariskan peternakan yang kini dikembangkan dan dikelolanya.

Setelah istrinya merasa tenang Kareem melepaskan pelukannya dan membawa Retno duduk. Kareem mengambil berkas yang ia siapkan untuk hadiah kejutan lainnya bagi sang istri. Retno menatap penuh tanya apa yang sudah Kareem berikan kepadanya.

"Ini apa?"

"Hadiah untuk istri abang yang cantik." Retno membuka amplop yang diberikan kepadanya. Akta jual beli sekaligus sertifikat kepemilikan rumah. Retno memicingkan matanya saat tahu bahwa sertifikat itu adalah sertifikat rumah yang ditempatinya kini.

"Ini?"

"Rumah untuk istri abang yang sexy."

"Abang membeli rumah ini?"

"Iya dek, pertama melihatnya Abang merasa cocok. Lagipula tempat ini dekat dengan kampus. Waktu abang tanya ke pemiliknya mereka langsung setuju saat abang ingin membelinya. Semua urusan jual beli ini dipermudah, abang merasa ini rejeki kita karena semua urusan diperlancar termasuk keinginan abang merenovasi tempat ini. Halaman belakang masih luas, bisa ditambah bangunan kalau nanti anak kita lahir." 

"Abang sudah yakin saja, kita akan segera punya anak."

"Abang yakin, kerena tembakan abang tidak pernah meleset." Retno memukul lengan suaminya pelan. Kareem hanya tertawa, melihat istrinya kesal merupakan kesenangan tersendiri untuknya.

"Abang lapar, dek. Mau makan."

"Lapar yang mana dulu nih, yang ini" jari telunjuk  Retno menekan bibir Kareem, "atau yang ini?" tanyanya lagi seraya meremas sesuatu yang bersembunyi dibalik celana dalam Kareem. 

"Yang ini, sayang." ujar Kareem lembut seraya membawa tangan Retno ke perutnya. Kareem membuat gerakan mengusap-usap perutnya dengan telapak tangan Retno. 

"Kalau ini, boleh lah untuk makanan pembuka." Kareem menempelkan bibirnya di bibir Retno sebelum memberikan sapuan lembut hingga bibir soft pink Retno terbuka, memberi akses masuk untuk Kareem agar lebih leluasa menari didalam mulutnya. Kareem mendorong Retno hingga istrinya itu setengah terbaring di lengan sofa, membiarkan akta jual beli rumah terjatuh begitu saja ke bawah sofa. Retno melingkarkan lengannya dileher Kareem dan menarik sang suami agar membawanya ke puncak gairah. Makanan pembuka yang awalnya hanya icip-icip berlanjut hingga menjadi menikmati makanan utama. Kareem dan gairahnya berhasil menyulut kobaran apai gairah Retno lebih cepat dari sambaran api yang disiram bensin. Keduanya sudah menanggalkan seluruh pakaian dan saling memberikan pelayanan yang terbaik untuk memuaskan pasangannya. Kareem mendapatkan pelepasan tak lama setelah Retno meneriakkan namanya di pelepasannya yang ketiga. Wanita itu memejamkan matanya, tidak menyangka dirinya akan berubah menjadi maniak. Selama ini Retno menyangka dirinya penganut sex konvesional, siapa sangka pengaruh KAreem sang juragan sapi begitu kuat hingga dirinya berubah menjadi kucing liar yang sulit untuk dikendalikan. 

"Abang akan pesan makanan untuk kita." Bisik Kareem melihat istrinya kelelahan. Ia sebenarnya juga kelelahan tapi bersama Retno dirinya tidak bisa berhenti mereguk indahnya percintaan. Retno itu candu yang semakin direguk manisnya dirinya makin ketagihan.

Setelah melalui pertimbangan yang matang, Kareem memutuskan untuk tinggal dirumah yang dibelinya untuk Retno dan memilih sesekali mengunjungi peternakannya yang kini di jaga oleh Farihaa. Anak perempuannya itu menolak tinggal dengan Kareem karena tidak ingin berjauhan dengan kekasihnya yang menempati perkebunan di dekat peternakan mereka. Ibnu berhasil lulus ujian skripsi dengan nilai memuaskan berkat bimbingan dari Retno sang ibu tiri. Karena kepintarannya, Retno memberikan motivasi agar Ibnu melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Anak tirinya itu setuju, lagipula ayahnya tidak keberatan kalau Ibnu melanjutkan kuliahnya lagi.

🍌🍌🍌🍌🍌TAMAT🍌🍌🍌🍌🍌🍌

Retno (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang