E

11.1K 1K 69
                                    

Retno baru saja menyiapkan makan sarapan untuk sang suami dan anak-anaknya saat Nadya masuk kedalam rumah Juragan Kareem.

"Mbak Retno terlihat lebih glowing, apa ini efek mandi susu? Padahal baru tiga hari disini tapi hasilnya mengalahkan perawatan jutaan rupiah."

"Jangan bicara sembarangan. Sebaiknya kamu segera bersiap untuk melakukan penelitian. Abang bilang kita bisa pakai salah satu ruangan dikantornya untuk kantor. Maaf kemarin kita ngga sempat ketemu."

"Wah sudah panggil Abang saja, sudah dapat chemistry mbak dengan Juragan Kareem? Aku sih senang lihat mbak bahagia dengan pernikahan mendadak ini. Mbak Retno jangan khawatir aku ngerti kok mbak, pengantin baru biasanya kan pengen berdua saja, lagipula aku juga kemarin banyak acara, Farihaa dan Ibnu ngajak aku kesana kemari jadi ngga masalah kalau kita ngga ketemu. Semoga pernikahan mbak langgeng sampai maut memisahkan ya, mbak."

"Aamiin. terima kasih doanya. Syukurlah sampai saat ini semuanya berjalan baik. Abang dan anak-anak banyak membantu. Abang Kareem termasuk orang yang mudah diajak komunikasi, jadi antara kami tidak terlalu canggung."

"Kalau buaya buntung Roy tahu mbak bahagia dia pasti menyesal sudah meninggalkan mbak."

"Jangan dibahas lagi, semua sudah berlalu. Kami mungkin memang tidak berjodoh."

"Kita lihat reaksi Pak Roy saat bertemu mbak Retno nanti. Mbak akan ngisi seminar bareng Pak Roy tiga hari lagi."

"Oh ya? materinya sudah kamu siapkan kan?"

"Sudah aku kirim ke panitia. Kita harus kembali besok, karena lusa aktivitas belajar mengajar sudah dimulai. Mbak akan tinggal disini atau bagaimana?"

"Aku belum membicarakannya dengan bang Kareem. Rencananya hari ini bang Kareem akan menunjukkan peternakan sapinya pada kita. Kamu siapkan hal-hal apa saja yang akan kita pakai dan kita butuhkan selama penelitian. Seharusnya ini kita lakukan kemarin, agak terlambat dari waktu yang sudah ditetapkan."

"Tidak masalah mbak, toh sekarang mbak Retno bisa dikatakan pemilik peternakan, jadi bisa kesini sewaktu-waktu. Jangan lupakan mahar lima puluh sapi limousin mbak."

"Itu juga yang perlu aku bicarakan dengan abang. Maharnya terlalu berlebihan, kami bahkan baru bertemu. Mbak merasa tidak pantas."

"Baru bertemu sudah mantab-mantab, apa khabar yang sudah lama berhubungan pasti dapat banyak. Aku rasa lima puluh sapi tidak akan ada artinya mbak."

"Mbak sudah cari tahu tentang Julaikha-julaikha itu? Jangan sampai mbak menghadapi musuh dengan tangan kosong. Dari yang aku dengar Juragan Kareem sudah lama menjalin hubungan dengan Julaikha ini. Jangan sampai wanita ini jadi duri dalam daging dalam hubungan mbak. Mbak Retno harus bisa mengambil hati juragan Kareem secepatnya. Kalau kata mbak Masda itu juragan Kareem ini duren sawit mbak duda keren sarang duit harus dipertahankan sampai titik darah penghabisan. NKRI harga mati."

"Apa aja kamu ini Nad, mentang-mentang calon kamu TNI angkatan darat pakai NKRI harga mati."

"Pokoknya mbak Retno jangan sampai mau kalah dengan si Julaikha-julaikha itu mbak. Aku merasa dia akan jadi ancaman besar untuk mbak Retno. Saat ini mbak diuntungkan karena dapat dukungan dari anak-anak pak Kareem apalagi kalau mbak bisa membuat nilai skripsi Ibnu A tanpa sidang."

"Ngga ada yang kaya begituan. Kita lihat nanti saja. Yang belum terjadi jangan dipikirkan dulu. Jangan suka negatif thinking, bisa-bisa kejadian loh pikiran negatif kita. Sebaiknya berfikir positif saja. Saat ini saya dan bang Kareem sudah sah jadi suami istri. Bahkan Abang sudah mulai mengurus surat-surat pernikahan kami agar legal Dimata hukum."

"Hallo sayang, sudah siap? Anak-anak mana?" Kareem datang memutus perbincangan Retno dan Nadya. Lelaki itu mencium kedua pipi Retno dihadapan Nadya membuat gadis itu iri kemesraan diantara sepasang suami istri itu.

Retno (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang