"Ini...tidak mungkin! Korban jiwa pertama dari obat boneka, jadi obat itu sudah dibuat! Tch." Riku meletakkan kembali tab-nya secara kasar ke meja kerjanya dan langsung mengganti pakaian santainya ke pakaian formal.
Dengan terburu-buru, Riku mengambil tas dan kunci mobilnya kemudian turun ke lantai bawah. Takeshi dan Rika yang melihat Riku turun, dengan tas juga aura yang ia keluarkan, tidak bisa berkutik karena mereka tahu jika mereka menghentikan Riku sekarang maka Riku tidak segan-segan untuk mengurung diri lagi.
Hal ini menyangkut masalah 5 tahun yang lalu, Riku benar-benar terpukul saat kasus yang membuat sahabat terbaiknya, yang sudah dia anggap sebagai saudara, meninggal dan kasus yang sama terjadi lagi dengan korban yang juga tidak sedikit. Jadi, maklum saja Takeshi dan Rika tidak menghentikan Riku.
"Takeshi-kun, aku sebenarnya sedikit khawatir dengan keadaan Riku-chan. Tapi..." kata Rika saat melihat Riku keluar dengan aura tadi.
"Tapi jika kita menghentikannya, Riku akan jadi pengurung diri lagi dan kita tak ingin dia mengurung diri kembali. Aku paham, kita berdoa agar kasus ini cepat selesai dan Riku kembali tenang ya." lanjut Takeshi merangkul sang istri. Rika tersenyum tipis dan memeluk Takeshi.
Riku yang ada di garasinya pun langsung menuju mobilnya dan setelah memanaskan mobil, ia melajukan mobilnya menuju ke tempat kawasan militer dengan kecepatan sedang.
Drt..drtt...drttt...
"Nande? Aku tidak mau basa-basi, jendral."
"Hah...kau ada di mana?"
"Perjalanan ke kantor. Doushite?"
"Mau rapat?"
"Hanya dengan Akai Ryuu."
"Besok kau ada acara atau kegiatan?"
"Mengajar, tapi lusa karena tanggal merah jadi aku libur. Why?"
"Pakai bahasa inggris segala, oke lusa temui aku di bar biasa jam 6 petang."
"Wakatta, aku tutup."Riku menutup panggilan dan fokus ke jalanan. Setelah beberapa menit, akhirnya ia tiba di kantor di mana para tentara sihir kerajaan melakukan rapat dan aktivitas lainnya termasuk latihan.
Riku keluar dari mobil dan berjalan menuju ke dalam kantor. Saat masuk ke dalam ia disambut dengan baik karena pangkatnya cukup tinggi, yaitu Mayor.
Ia pun menaiki lift dan pergi ke lantai 8 di mana ruangannya berada dan tempat ia akan melakukan rapat nantinya. Saat di dalam lift, ia menelpon salah satu bawahannya.
"Mayor, apakah ada perlu dengan saya?"
"Kau sedang dalam misi?"
"Tidak, ada yang bisa saya bantu?"
"Selidiki jejak obat boneka. Aku tunggu laporan setiap 3 hari dan lapor saat malam tiba."
"Baik, laksanakan Mayor."Panggilan ditutup oleh Riku dan tak lama lift yang ia naiki sampai di lantai 8. Ia pun pergi ke salah satu ruangan di mana tim Akai Ryuu sudah menunggu.
"Maaf terlambat." kata Riku saat memasuki ruangan. ( Kapten tim Akai Ryuu )
"Daijoubu Senchou, kami juga baru sampai." ucap Grycellia Hamlinty yang duduk di sebelah kiri kursi yang akan Riku duduki. ( Wakil kapten tim Akai Ryuu )
"Sou desu yo dan Shira-san juga akan datang nanti." kata Redina Reyku membersihkan pedang kesayangannya. ( member tim Akai Ryuu, ahli pedang )
"Itu benar, tapi seharusnya dia sudah sampai karena sudah 1 jam yang lalu dia bilang akan kemari." kata Fisry Glidasy yang sedang mengisi ulang pistolnya. ( member tim Akai Ryuu, penembak jarak jauh )
"Mungkin dia terjebak macet." kata Teryce Hamlinty, adik Grycellia, sambil memainkan tabnya ( member tim Akai Ryuu, ahli bela diri dan informan )
"Maaf terlambat, tadi terjebak macet." kata Shira yang baru saja datang saat Riku baru saja duduk di tempatnya. ( member tim Akai Ryuu, ahli strategi )
KAMU SEDANG MEMBACA
Terungkap #NewVersion (Complete)
FanfictionStatus : Tamat Terungkapnya identitas dari seorang pemuda yang memiliki banyak sekali rahasia. ### Jika ada kesamaan mohon dimaafkan. Karakter milik ©BandaiNamcoEntertaiment.Inc Amy hanya meminjam karakter dan cerita hasil pemikiran Amy. Publish :...