11. Titik Terang?

78 10 1
                                    

"Permisi, Rinto-senpai. Apa kau ada di sini?" panggil Riku saat masuk ke perpustakaan dan terdengar suara benda jatuh di salah satu lorong.

"Rinto-senpai! Ah gomen, aku mengejutkan mu ya." kata Riku saat melihat Okazaki Rinto, penjaga perpustakaan, tertimpa buku dan membantunya berdiri.

"Arigatou Riku-kun, aku tadi terpeleset bukan terkejut. Lalu apa yang membuatmu kemari?" kata Rinto membenarkan kacamatanya.

"Ah soal kunjungan perpustakaan untuk kelas 5-1 dari jam pelajaran pertama sampai istirahat pagi, apakah bisa?" kata Riku membantu Rinto membereskan buku yang berserakan.

"Ah bisa, tidak ada yang melakukan kunjungan hari ini jadi pakai saja jam nya." Riku berterima kasih dan dia pun pamit pergi ke kelas 5-1.

"Ohayou minna, kyou wa jam pelajaran pagi hingga istirahat pagi akan di pakai untuk kunjungan perpustakaan. Tugas kalian di sana adalah merangkum materi soal sejarah sihir militer dan dikumpulkan nanti, sebelum kita melanjutkan tugas projek kalian beberapa hari yang lalu." kata Riku saat sudah ada di kelasnya.

Begitu bel masuk berbunyi, kelas 5-1 langsung ke perpustakaan. Riku pamit sebentar untuk menemui Rika yang merupakan kepala sekolah Reshine Majutsu Gakuen.

"Permisi, kepala sekolah?" kata Riku saat ada di depan pintu ruang kepala sekolah.

"Riku-chan, masuklah." setelah diizinkan, Riku masuk sembari membawa proposal.

"Ada apa?" tanya Rika yang merupakan kepala sekolah asli Reshine Majutsu Gakuen, Takeshi hanya menggantikannya sementara hingga Rika sembuh total.

"Aku ingin mengadakan studi wisata ke kawasan militer kerajaan, ini proposalnya." kata Riku lalu memberikan proposalnya, Rika menerima proposal itu dan membacanya dengan serius.

"Kenapa harus ke sana? Kenapa tidak ke laboratorium saja?" tanya Rika serius sembari membaca satu-persatu lembar.

"Ada beberapa hal yang ingin aku lakukan, juga mereka sudah seharusnya mulai mempelajari ilmu sihir tingkat militer." jelas Riku yakin.

"Identitasmu?" tanya Rika yang tidak melepas pandangan dari proposal buat Riku.

"Aku sudah mengatasinya, mereka kenal denganku tetapi aku menyuruh mereka untuk sebatas kenal selama studi wisata berlangsung." jelas Riku dengan percaya diri.

"Aku tidak akan tanggung jawab jika identitasmu terbongkar Riku-chan. Kalian akan berangkat kapan?" tanya Rika dan dia menutup proposal itu.

"Mungkin 5 hari lagi, projek mereka belum ada yang selesai." jawab Riku memeriksa kalender di tabnya.

"Terserah kau. Pesanku satu, berhati-hatilah selama studi wisata." Riku mengangguk lalu meninggalkan ruangan kepala sekolah.

"Apa yang kau rencanakan kali ini, Riku-chan?" Rika pun melanjutkan pekerjaannya dan ponselnya tiba-tiba berdering.

"Moshi moshi Takeshi, kenapa kau menelpon saat jam kerja. Kenapa?"
"Aku ijin pergi ke laboratorium kerajaan mungkin hingga 3 hari, kau dan anak-anak baik-baik di rumah ya."
"Tunggu dulu, apa yang terjadi di laboratorium?"
"Ada seseorang yang bisa masuk dan membawa sebagian besar bubuk magnetis yang sudah dikumpulkan, satu pelaku sudah dilumpuhkan namun sisa rekannya kabur."
"Ah souka, apa para tentara dan polisi tahu?"
"Hanya tentara karena jika polisi juga ikut bergerak, musuh akan semakin curiga. Info ini sudah menyebar saat festival sihir berlangsung."
"Naruhodo, wakatta kau hati-hati ya. Jangan membuat Tenn-chan khawatir."
"Ha'i, mata ne."

Panggilan di matikan oleh seberang dan Rika akhirnya paham kenapa Riku tidak memilih lab untuk acara studi wisata kelas 5-1.

"Dia itu selalu seperti tahu apa yang akan terjadi beberapa menit setelahnya." Rika pun melanjutkan pekerjaannya kembali.

Terungkap #NewVersion (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang