Pagi harinya, Shinta sedikit terkejut karena pemandangan pertama yang ia lihat saat bangun tidur adalah dada bidang Riku yang tidak terbalut sehelai kain, bahkan sampai memperlihatkan sixpack sempurna Riku.
'Kenapa aku bisa lupa kalau fisik Riku terbentuk sempurna? Astaga.' batin Shinta dengan wajah memerah.
Shinta mencoba untuk melepaskan diri dari pelukan Riku, namun bukannya semakin melonggarkan pelukan, Riku justru semakin mengeratkannya.
"Tetaplah seperti ini sebentar Shi-chan. Aku mengalami hari yang berat kemarin." gumam Riku tanpa membuka matanya.
'Hari yang berat ya? Padahal aku ingin memberitahu kabar bahagia saat sarapan nanti. Tapi mungkin aku bisa menundanya beberapa menit.' Shinta kembali mendekat dan tidak butuh waktu lama untuk dirinya terlelap kembali.
Jaka bangun beberapa saat setelahnya dan begitu melihat pemandangan romantis itu, dia tersenyum karena senyuman Shinta saat tertidur.
"Dia bahagia, yokatta." gumam Jaka dan dia memilih pergi tanpa pamit, menggunakan sihir perpindahan.
Riku merasakan ada reaksi energi sihir di sekitarnya langsung terbangun dan melihat ke sekitar. Matanya awalnya tertuju pada Shinta, namun tak berapa lama, ia melihat sebuah catatan kecil di nakasnya.
"Jaga adik ku baik-baik Riku. Selama ini dia kurang kasih sayang dari laki-laki selain diriku sebagai kakaknya, tapi sekarang dia memilikimu sebagai seorang suami, kekasih, dan ayah. Jangan kecewakan dia atau membuat dia menangis. Tertanda Jaka Amano."
Riku tersenyum lembut dan kembali menaruh catatan kecil di tempat awal kemudian mencium kening Shinta lembut. 'Aku tidak pasti, tapi mungkin aku akan berusaha.' batin Riku dan karena telah terlanjur bangun, dia pun bangkit kemudian melakukan rutinitas paginya.
Kebetulan hari ini sekolah libur dan Riku sedang tidak ada misi maupun laporan, jadi dia sedikit santai untuk hari ini. Setelah melakukan rutinitasnya, dia pun membangunkan Shinta yang masih terlelap.
Tapi niatnya terbatalkan akibat ledakan sihir dari salah satu dimensi sihir buatan Riku membuatnya kesakitan di bagian dadanya dan itu artinya ia harus pergi ke dimensi itu. Sebelumnya, ia sempat untuk memberikan sebuah pesan singkat berserta kecupan lembut kepada sang istri.
"Shi-chan aku pergi sebentar ya. Jangan mencariku karena aku mungkin tidak pulang selama beberapa waktu sampai masalahku selesai. Aku menyanyangi mu dan anak kita. Tertanda, Nanase Riku."
Riku meletakkan pesan kecil itu di atas ponsel Shinta kemudian dia pergi ke salah satu dimensi buatannya yang terjadi ledakan sihir yang hingga membuatnya merasa kesakitan.
Dia berteleport ke dimensi Pelangi Suci dan betapa terkejutnya dia begitu melihat keadaan dimensi itu. Dimensi yang awalnya indah seperti dunia impian itu kini seolah menjadi sebuah neraka.
Yang lebih mengejutkannya, pelangi suci hilang tidak ada jejak sama sekali. Tentu saja hal itu sangat membuat Riku terkejut. Dia jatuh terduduk dengan wajah tidak percaya dan air matanya jatuh tanpa perintah.
"Lihat lah siapa yang datang? Kukira kau tidak peduli lagi dengan Pelangi Suci karena kau selalu menggunakan kekuatan iblis mu." Riku menoleh ke asal suara yang ada di depannya.
"Kimi wa dare? Lalu kenapa dirimu sama dengan aku?" tanya Riku menghapus kasar sisa air matanya dan berdiri berhadapan dengan sosok yang menyerupai dirinya, namun dia berpakaian serba putih.
"Aku adalah kau, kekuatanmu lebih tepatnya. Kukira kau tidak akan peduli dengan kekuatan penyihir suci mu lagi karena hanya sisi iblis mu saja yang selalu kau tunjukkan dan latih." kata sosok putih itu, kita sebut saja dia sebagai Iku saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terungkap #NewVersion (Complete)
FanfictionStatus : Tamat Terungkapnya identitas dari seorang pemuda yang memiliki banyak sekali rahasia. ### Jika ada kesamaan mohon dimaafkan. Karakter milik ©BandaiNamcoEntertaiment.Inc Amy hanya meminjam karakter dan cerita hasil pemikiran Amy. Publish :...