Diluar sendiri, Riku yang baru saja mendengar sesuatu dari Rika tidak percaya apa yang dia dengar. Dia perlahan berjalan mundur hingga menabrak dinding di belakangnya dan jatuh terduduk dengan raut wajah tidak percaya, bahkan ada beberapa bulir kristal cair keluar dari matanya.
"Tak mungkin.....jadi...." Riku tidak melanjutkan kalimatnya dan Rika hanya menatap anak bungsunya dengan tatapan sendu.
"Gomen na Riku-chan, Kaa-san tidak ingin memberitahumu hal ini tetapi inilah kebenarannya." kata Rika mendekat ke arah Riku dan mengelus punggung Riku sebelum memeluknya.
"Tapi kenapa hanya karena itu....Deryn harus...." Riku benar-benar tidak percaya apa yang dia dengar kali ini dan di hatinya terbesit rasa bersalah.
"Shhhttt....ini bukan salahmu atau salah siapapun Riku-chan, mereka yang terlalu serakah akan kekuatan sehingga seperti ini. Kau tidak perlu menyalahkan dirimu." kata Rika berusaha menenangkan Riku.
"Demo...." Riku menangis dipelukan Rika dan tak lama Takeshi tiba bersama Fisry dan Shira di belakangnya. Melihat Riku sedang menangis di pelukan Rika pun membuat mereka penasaran.
"Ada apa ini?" tanya Takeshi begitu mereka berdekatan.
"Aku baru mengatakan kebenarannya Takeshi, mau bagaimana pun dia perlu tahu. Sudah ya Riku-chan, kau harus kuat demi Deryn-kun." Riku menghapus sisa air matanya dan dia berdiri dengan mata yang menyorotkan tekad yang kuat.
"Pasti, bagaimana situasinya?" Riku langsung berubah menjadi serius kembali dan sisi lemahnya tadi seperti hilang tertelan bumi.
"Semuanya sudah di uruskan tinggal menunggu hasil introgasi dan barang bukti sudah di amankan sepenuhnya walau ada beberapa bubuk magnetis yang ternyata sudah mereka kirim ke atasan mereka entah di mana." lapor Shinta dan beberapa saat kemudian, Redina dan Teryce kembali dengan membawa sesuatu.
"Apa kalian mencari ini?" tanya Redina menaruh barang bawaannya di dekat Riku dan terlihat itu adalah bubuk magnetis yang dicuri.
"Mereka kebetulan berada dalam wilayah jangkauan kami dan kami juga sudah mendengar terjadi penyerangan atau apalah itu di laboratorium." jelas Teryce.
Riku mengambil salah satu botol dan dia melirik ke dalam kelas untuk memeriksa keadaan di dalam walau ada Grycellia.
"Lebih baik sekolah di liburkan hingga kondisi kondusif karena aku dengar perang sihir akan terjadi kembali." kata Riku menaruh kembali botol yang tadi dia ambil.
"Aku setuju, keselamatan masyarakat dan Tsumugi-hime sama lebih di utamakan." dukung Takeshi.
"Baiklah, akan aku umumkan sekarang." Rika pergi ke ruang TU dan mengumumkan jika sekolah akan di liburkan dengan alasan keamanan dan akan masuk setelah ada pengumuman lebih lanjut dari pihak tentara sihir.
"Lalu Riku, aku ingin kau pergi ke tempat 'itu'. Ada yang harus kami bicarakan denganmu dan Tenn." Riku mengangguk dan setelah memberikan perintah kepada anggota timnya, Riku langsung pergi ke tempat yang Takeshi maksudkan sedangkan Takeshi mengajak Tenn.
"Tenn, bisa ikut Tou-san?" tanya Takeshi memasuki kelas dan tipis-tipis dia menunduk hormat kepada Tsumugi yang ada di belakang Tenn.
"Doko Otou-sama?"
"Ada hal penting yang harus kami bahas, Riku dan Rika sudah berada di sana sekarang." mau tidak mau Tenn harus ikut bersama Takeshi dan sebelum pergi, Takeshi menghampiri Tsumugi sejenak untuk menyampaikan sesuatu.
"Hime-sama, maafkan keluarga kami yang selalu mengganggu ketenangan keluarga kalian." bisik Takeshi pelan sehingga hanya Tsumugi yang bisa mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terungkap #NewVersion (Complete)
FanfictionStatus : Tamat Terungkapnya identitas dari seorang pemuda yang memiliki banyak sekali rahasia. ### Jika ada kesamaan mohon dimaafkan. Karakter milik ©BandaiNamcoEntertaiment.Inc Amy hanya meminjam karakter dan cerita hasil pemikiran Amy. Publish :...