Saat tiba jam makan malam, Riku baru saja pulang dan langsung pergi ke kamarnya, melewatkan makan malam.
"Riku-chan, apa kau tidak makan malam dulu?" tanya Rika saat melihat Riku langsung naik ke lantai atas tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.
"Aku akan melewatkannya Okaa-sama, hah....hari ini benar-benar melelahkan." jawab Riku dan dia bergumam di akhir sebelum bunyi pintu tertunda terdengar.
"Carel, siapkan air hangat satu baskom dan juga kain ya. Dia pasti akan langsung tidur tanpa bersih-bersih diri dulu." kata Rika saat ia akan membawa piring kotor ke tempat cuci piring.
"Nee Okaa-sama, apa Riku punya pekerjaan lain ya selain menjadi pengajar? Dia lebih sibuk daripada pengajar lainnya." tanya Tenn yang sedang membersihkan meja makan.
"Ya ada dan itu pekerjaan pertama Riku-chan. Menjadi pengajar adalah permintaan Takeshi agar dia tidak terlalu depresi memikirkan mendiang Deryn-kun." jawab Rika membilas beberapa gelas dan dia menaruhnya di rak.
"Apakah Deryn itu sosok penting bagi Riku? Sampai dia depresi saat mendengar dia meninggal." Rika mematikan keran air dan berbalik menghadap Tenn.
"Sangat penting, bahkan Riku lebih mementingkan sosok Deryn-kun daripada nyawanya sendiri. Ayo ke kamar Riku-chan, dia pasti sudah terlelap sekarang." Rika dan Tenn pun naik ke kamar Riku, dan benar apa kata Rika, Riku sudah terlelap dengan baju yang masih menempel di tubuhnya.
"Riku-chan pasti lelah, Tenn-chan bisa tolong ambilkan baju tidur di lemari Riku-chan?" kata Rika saat akan melepaskan baju Riku yang masih menempel pada tubuhnya.
"Ha'i." Rika, dibantu Tenn, pun membersihkan badan Riku dengan air hangat dan menggantikan pakaiannya.
"Nee Okaa-sama, anak laki-laki rambut coklat ini siapa?" tanya Tenn saat melihat salah satu bingkai foto yang ada di atas nakas dan mengambilnya.
"Dia Deryn-kun, padahal saat itu dia baru 13 tahun tapi dia sudah mengorbankan diri. Foto itu diambil saat acara kelulusan mereka dan itu menjadi foto terakhir mereka bertiga." jelas Rika membenarkan posisi tidur Riku dan menyelimuti nya.
"Yang tengah itu Deryn-kun, di kanannya Riku dan di kiri Deryn-kun adalah Shira. Mereka sudah dekat saat masih sekolah dan juga mereka masing-masing memanggil dengan sebutan kakak atau adik. Deryn-kun adalah yang termuda dan Shira-chan yang paling tua, mereka saling melengkapi satu sama lain. Tampaknya bahagia bukan?" lanjut Rika mengambil foto itu dari tangan Tenn dan menatap sendu foto itu.
'Saat itu juga, Riku-chan kehilangan keceriaannya bersamaan dengan perginya Deryn-kun.' batin Rika sedikit mengeluarkan air matanya begitu melihat senyuman lebar dan tulus di foto itu.
"Riku-chan begitu menyayangi mereka seperti menyayangimu Tenn-chan. Walau ada sosok saudara yang lebih dekat dan perhatian padanya, kau akan tetap nomor satu di hati Riku-chan. Sekarang ayo tidur, besok kau masuk pagi kan? Ayo tidur." Rika meletakkan lagi foto itu dan sebelum keluar dia mencium kening Riku. Saat Tenn akan masuk ke kamarnya, Rika juga menyempatkan untuk mencium kening Tenn.
'Riku, apa yang kau alami selama kita berpisah? Di mana senyum dan tawa lama mu?' batin Tenn sebelum dia jatuh ke alam mimpi.
Keesokan paginya, Riku bangun lebih pagi daripada biasanya dan setelah melakukan kegiatan seperti orang pada umunya di pagi hari, Riku turun ke lantai bawah dan dia melihat Takeshi baru saja pulang.
"Tadaima." Riku yang baru saja turun langsung menghampiri Takeshi yang baru saja pulang, tentu dengan keadaan lelah namun tidak ia tampilkan.
"Otou-sama okaeri, Riku kira kau akan pulang lusa." ucap Riku mengambil tas dan jubah Takeshi lalu menggantungkannya di tempat biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terungkap #NewVersion (Complete)
FanfictionStatus : Tamat Terungkapnya identitas dari seorang pemuda yang memiliki banyak sekali rahasia. ### Jika ada kesamaan mohon dimaafkan. Karakter milik ©BandaiNamcoEntertaiment.Inc Amy hanya meminjam karakter dan cerita hasil pemikiran Amy. Publish :...