Malam pun tiba dan di saat para manusia tertidur dengan lelap, di sebuah tempat yang tertutup namun luas, terdapat 7 orang yang sedang melakukan sesuatu.
Mereka menggambar dua lingkaran sihir berbeda di tempat yang berdekatan dan kemudian mereka berdiri di tempat masing-masing yang sudah di atur sebelumnya.
4 orang dewasa berdiri di 4 arah mata angin sedangkan 2 pemuda berdiri ditengah lingkaran sihir yang ada di sana dengan ukuran diameter 10 meter, satu pemuda lagi berdiri sedikit jauh dengan lingkaran sihir tersendiri yang hanya berdiameter 3 meter.
Satu persatu dari orang dewasa itu menyebutkan mantra mulai dari orang dewasa yang berada di sebelah timur, lalu utara, barat, dan terakhir selatan.
Seiring dengan pengucapan mantra, lingkaran sihir itu mulai bersinar perlahan.
Setelah semuanya mengucapkan mantra, lingkaran sihir itu bersinar terang dengan warna merah darah.
Pemuda yang berada di lingkaran sihir lainnya juga ikut mengucapkan mantra yang berbeda dan cahaya merah jingga menyelimuti 4 orang dewasa yang ada di pinggiran lingkaran sihir utama.
Dua pemuda yang berada di tengah lingkaran juga ikut mengucapkan mantra dan salah satu dari mereka menggores tangannya agar darah keluar, dan tetap mengucapkan mantra yang sedikit lebih rumit.
Pemuda lainnya memperlihatkan tangannya yang tiba-tiba memunculkan sebuah tato sihir yang memiliki bentuk sama dengan lingkaran sihir yang mereka injak, kemudian mengarahkannya ke darah yang sudah sedikit tergenang di tanah.
Pengucapan mantra dilakukan berulang kali hingga darah yang ada di tanah itu menyerap ke dalam tanah.
Setelah memastikan darah yang tergenang tadi menyerap semua ke tanah, 4 orang dewasa dan satu pemuda yang terdapat tato di tangannya itu langsung mundur menjauhi lingkaran sihir utama, meninggalkan satu pemuda lainnya yang masih merapalkan mantra.
Lingkaran sihir itu semakin memancarkan sinarnya dan auranya yang cukup pekat jika di sekelilingnya tidak di pasang pelindung.
Mereka yang memperhatikan dari luar lingkaran hanya bisa berdoa saat melihat raut wajah kesakitan dari pemuda yang masih terus merapalkan mantra di tengah-tengah lingkaran sihir.
Pemuda yang masih di dalam lingkaran sihir masih berusaha menahan rasa sakit yang ia rasakan di sekujur tubuhnya, terutama pada jantung dan otaknya yang serasa akan meledak kapan saja.
"Ne...apa menurut kalian kali ini akan berhasil tanpa mengorbankan nyawanya?" tanya orang dewasa yang tadi berdiri di arah selatan, Takamasa.
"Entahlah Taka-chan, sejauh ini belum ada yang bisa bertahan walaupun sudah dibantu oleh penyalur." jawab orang dewasa yang berdiri di utara, Yoshi.
"Berdoa saja dia akan berhasil, dia bukan orang lemah seperti leluhur kita yang lainnya." balas orang dewasa yang berdiri di barat, Sousuke.
"Yah...aku berdoa demikian. Anak dan istrinya menunggu di rumah jadi, aku harap aku pulang dengan dia dengan selamat." sambung orang dewasa yang berdiri di timur, Takeshi.
"Tapi, kemungkinan selamat hanya 1% jika di lihat. Apakah Riku-sensei bisa bertahan? Dia terlihat sangat kesakitan, aku saja hampir pingsan jika tidak ada Tenn." kata pemuda yang memiliki tato di tangan, Gaku.
"Adik ku bukanlah orang yang lemah. Aku tahu itu dan dia sudah berjanji padaku dan Shinta-san untuk kembali dan hidup normal bersama." balas penyalur yang berada di lain lingkaran, Tenn.
Dan bisa ditebak jika pemuda terakhir adalah Riku. Mereka sedang melakukan ritual penyegelan yang berfungsi agar penjara dunia bawah yang menyegel Asmodeus tetap terkunci entah sampai kapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terungkap #NewVersion (Complete)
FanfictionStatus : Tamat Terungkapnya identitas dari seorang pemuda yang memiliki banyak sekali rahasia. ### Jika ada kesamaan mohon dimaafkan. Karakter milik ©BandaiNamcoEntertaiment.Inc Amy hanya meminjam karakter dan cerita hasil pemikiran Amy. Publish :...