28. Partner 3

45 4 0
                                    

Takeshi dan Takamasa berjalan hingga menemukan sebuah pintu, dan saat pintu dibuka, ruangan yang sama saat Takeshi menceritakan kepada Tenn tentang keluarga Nanase, menyambut mereka.

Takeshi meletakkan Riku di sofa dan duduk di sebelahnya untuk berjaga-jaga jika Riku terjatuh dari sofa. Takamasa sendiri duduk di sofa single yang dekat dengan sofa panjang.

"Bagaimana sekarang? Apakah memang tanggal itu tidak bisa diubah? Aku merasa kasihan dengan Riku saat melihatnya seperti tadi, untuk kedua kalinya." kata Takeshi memandang wajah damai Riku yang masih setia di alam mimpi.

"Entahlah, hanya keluarga Yaotome saja yang tahu soal itu. Kita bertiga tetap keluarga dekat walau beberapa generasi berlalu dan kepala keluarga saat ini adalah Yaotome Sousuke, beberapa tahun lagi akan di gantikan putra semata wayangnya, Yaotome Gaku." jelas Takamasa bersender di sofa.

"Ya, tapi yang kudengar jika Gaku-kun lah yang harus melakukan ritual ini. Tapi dia sendiri belum menunjukkan tandanya." sambung Takeshi membelai lembut wajah Riku.

'Aku tidak ingin melihatnya menderita lagi.' pikir Takeshi dan ingatan lama saat Riku kehilangan Deryn pun menghampiri pikirannya.

"Mungkin kita bisa bertanya dengan Sousuke dahulu. Dia mungkin saja faham soal ini." usul Takamasa mengambil sebatang rokok kemudian menyalakannya.

"Menurutku bukan Sousuke-kun karena dia sudah ya kau tahu lah. Kau pasti lupa jika kau, aku, Sousuke, Soushi, Otoharu, Rintaro, dan guru-guru kebanyakan itu satu kelas?" kata Takeshi dengan wajah datarnya.

"Ah ya dan yang menjadi wali kelas kita saat itu kalau tidak salah..." kalimat Takamasa menggantung karena lupa.

"Yaotome Yoshi, ayah dari Sousuke dan kakek dari Gaku. Kurasa kita bisa tanya kepadanya. Bagaimana?" balas Takeshi menatap mantan teman satu kelasnya.

"Bisa saja, tapi apakah ada yang tahu dimana dia sekarang? Kudengar jika Yaotome-sensei berkali-kali hilang kontak dan juga sering berpindah-pindah." kata Takamasa menghembuskan asap rokok kemudian menghisapnya kembali.

"Bukannya informasi mu itu bisa menembus hal-hal seperti ini? Kenapa kau tanyakan ke aku?" tanya Takeshi heran.

"Tidak semua informasi aku tahu Baka Takeshi." jawab Takamasa dengan sinisan.

"Kau sebut aku apa, BuTakamasa?" balas Takeshi dan berakhirlah keduanya berdebat hingga membuat Riku terganggu dari tidurnya.

"Mo iiyo, kalian ini sudah berumur masih saja bertengkar seperti anak kecil. Aku tahu rumah Yaotome Yoshi-san karena aku wali kelas Gaku-kun. Kalian jangan bertengkar lagi." kata Riku bangun dari posisinya sembari mengucek matanya.

Keduanya berhenti bertengkar, "Ah gomen Riku, kami membangunkanmu ya? Lalu soal Yaotome-sensei, apakah dia tidak berpindah tempat lagi?" ucap Takeshi mengubah kembali ke topik awal.

"Iie, Gaku-kun berkata jika kakeknya sudah tua untuk berpindah lagi. Lagipula Yoshi-san lebih nyaman di rumahnya yang sekarang." balas Riku meregangkan badannya kemudian mengambil ponselnya.

"Sokka, kapan kita akan ke sana?" tanya Takamasa memadamkan putung rokoknya kemudian membuangnya di tempatnya.

"Sekarang saja. Lebih cepat lebih baik dan kuharap Gaku-kun ada di sana juga." kata Takeshi ikut meregangkan badannya.

"Ada. Aku dengar jika dia akan berkunjung ke rumah Yoshi-san bersama Sousuke-san." kata Riku tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel, tangannya masih setia mengetik sesuati di ponselnya.

"Bagus kalau begitu, kalian bawa mobil?" kata Takeshi merogoh kantung celananya dan mengeluarkan kunci mobilnya.

"Bawa." jawab Riku dan Takamasa bersamaan sembari menunjukkan kunci mobil masing-masing, Riku masih tidak mengalihkan pandangannya dari ponsel dan satu tangan yang lain masih mengetik.

Terungkap #NewVersion (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang