Keesokan harinya, Riku berangkat ke ReMa bersama Tenn dan Rika. Jadwal mengajarnya hari ini tidaklah padat seperti biasanya karena para murid baru saja melakukan ujian kenaikan tingkat minggu lalu.
"Bagaimana ujian kenaikan tingkat pertamamu di ReMa Tenn-chan? Apakah sulit?" tanya Rika memulai pembicaraan saat perjalanan ke ReMa.
Mereka berangkat menggunakan mobil Riku, namun yang menyetir adalah Rika sedangkan si pemilik mobil merebahkan dirinya di kursi belakang.
"Eh sudah ujian kenaikan tingkat? Soalnya seperti apa tahun ini?" tanya Riku yang sedang bermain game konsol di bangku belakang.
"Sama seperti 9 tahun yang lalu, kau masih hafal?" jawab Rika tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan.
"Ya, ujian itu ya...entah kenapa aku mengingat raut wajah pasrah Deryn saat itu. Dia keluar dari ruang ujian dengan wajah pasrah dan lelah. Tapi dia naik tingkat walau hanya satu tingkatan di atasnya saja." kata Riku sedikit tertawa.
"Kau sendiri?" tanya Tenn penasaran.
"Oh itu soal yang mudah jadi saat itu aku mendapatkan nilai sempurna dan tingkatan penyihirku langsung naik dari tingkat 4 ke tingkat profesor kalau tidak salah." jawab Riku dengan ringannya.
"Kau sekarang tingkatan apa? Kudengar banyak orang sudah menyerah saat tingkat ke 4. Tingkat 5 dan tingkat tinggi saja sudah sedikit." tanya Tenn menghadap ke belakang di mana Riku masih asik dengan game konsol miliknya.
"Terakhir aku mengambil ujian kenaikan tingkat itu 9 tahun yang lalu dan tingkatan ku sudah tidak bisa naik. Jadi seharusnya aku mengambil ujian kenaikan tingkat bersama guru-guru lain hari ini, tapi aku sudah tidak bisa karena tingkatan ku sudah tidak bisa naik." jawab Riku tanpa mengalihkan perhatiannya.
"Menang!" seru Riku mengangkat tangannya tinggi setelah memenangkan permainan di game konsol nya.
"Jangan bilang kau tingkat leluhur?" tebak Tenn dengan mata tidak percaya.
"Ya, memang ada tingkatan yang lebih tinggi dari itu? Tidak kan? Jika ada kristal pengukur tingkat, kristal itu akan pecah karena tidak bisa mengukur tingkatan ku jika aku mengambil ujian kenaikan tingkat lagi." balas Riku dengan wajah polosnya.
"Okaa-sama sendiri cuma sampai tingkat tinggi, dan Otou-sama tingkat profesor. Kau...bisa sampai tingkat tertinggi itu bagaimana caranya?" Tenn terlihat masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan Riku.
"Ada tingkatan yang lebih tinggi dan hanya Reika-sama yang bisa mencapainya saat ini." timpal Rika dan itu membuat perhatian Riku yang awalnya ke game konsol menjadi ke pembahasan tingkatan tertinggi.
"Tingkatan yang hanya Reika-sama yang bisa capai....tingkatan penyihir suci. Itu benar-benar ada?" tanya Riku tidak percaya, di matanya nampak sekali binar-binar penasaran.
"Ya, kalau tidak ada kenapa Reika-sama di sebut penyihir suci." jawab Rika menyalakan lampu sen dan mulai berbelok.
"Aku akan ikut ujian kenaikan tingkat itu, hanya ingin mencoba saja." Riku benar-benar bersemangat saat mengetahui ada tingkatan yang lebih tinggi dari tingkat leluhur.
"Tapi bagaimana jika identitas mu terungkap lagi?" tanya Rika khawatir.
"Memang sudah waktunya bukan?" Riku menjawabnya dengan nada biasa bahkan dengan wajah polosnya.
"Terserah kau saja nak, Kaa-san hanya bisa berdoa." Rika pasrah jika sudah menghadapi wajah polos Riku.
Tenn sedaritadi hanya menyimak karena memang dirinya tidak paham apa yang keduanya perbincangkan sedaritadi. Kecuali bagian ujian kenaikan tingkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terungkap #NewVersion (Complete)
FanfictionStatus : Tamat Terungkapnya identitas dari seorang pemuda yang memiliki banyak sekali rahasia. ### Jika ada kesamaan mohon dimaafkan. Karakter milik ©BandaiNamcoEntertaiment.Inc Amy hanya meminjam karakter dan cerita hasil pemikiran Amy. Publish :...