08. Bencana?

105 10 0
                                    

Besoknya, ujian tulis terlaksana dengan normal dan aman. Riku bersyukur karena tidak ada gangguan apapun dan dia bisa bernafas dengan tenang.

'Wajah mereka terlalu tegang untuk ukuran soal yang Okaa-sama buat, padahal ini soal dasar.' batin Riku saat melihat wajah murid-muridnya yang tegang.

Kringgg....Kringg...Kring.....

"Kumpulkan kertas sesuai nomor absen dari absen belakang dan silahkan istirahat. Saat bel masuk berbunyi kalian ke kelas untuk mendengarkan hasil ujian kalian, selamat istirahat." Riku menunggu hingga semua murid keluar dan dia langsung memeriksa jawaban murid-muridnya.

"Pengetahuan mereka luas juga terutama 3 peringkat teratas tahun ini, tapi praktek mereka masih sama belum ada perubahan. Hah....sudah ku latih dengan anggota tim elit tapi masih sama saja hasilnya." gumam Riku menatap kertas hasil ujian murid-muridnya.

"Kurasa langsung pergi ke tempat pelatihan itu lebih baik. Yosh sebentar lagi waktu istirahat habis, aku harus cepat selesaikan ini." bel masuk berbunyi tak lama setelah Riku selesai merekap nilai di buku nilai dan murid-murid kelas 5-1 satu persatu memasuki ruang kelas.

Mereka masuk saat Riku akan mulai menuliskan peringkat mereka di papan tulis di mulai dari yang paling rendah hingga di papan tulis atas ditulis 3 peringkat teratas dengan tulisan yang lebih besar. Riku menulisnya naik menggunakan tangga tentunya, dia tidak ingin membuang Mana hanya untuk menulis beberapa kata saja.

"Baiklah, ini adalah peringkat kalian tahun ini. Peringkat terbawah masih bertahan Tamaki-kun namun nilai dia mengalami kemajuan walau hanya beberapa saja. Lalu ada perubahan di tiga peringkat teratas, silahkan maju yang namanya sensei panggil. Tsumugi-chan, Iori-kun dan Tenn-kun." tiga orang itu maju ke depan dan papan tulis atas itu di turunkan oleh Riku hingga semuanya bisa melihat nilai tiga orang tersebut.

"Selamat kepada Tenn-kun yang menjadi peringkat pertama tahun ini baik di kelas maupun di sekolah. Lalu Iori-kun, kau hanya selisih 1 poin saja dengan Tenn jadi selamat kau di peringkat kedua di kelas dan di sekolah. Tsumugi-chan, kemajuan yang hebat hingga bisa menyusulkan diri dan selisih nilaimu dengan Iori hanya 2 poin. Tepuk tangan untuk ketiganya." riuh tepuk tangan terdengar dan Riku memberikan sebuah bingkisan sebagai tanda penghargaan kepada ke-tiganya.

"Baiklah, karena masih ada waktu hingga pulang sekolah kita akan berlatih untuk festival sihir 4 hari lagi. Kita mulai dari pertunjukan parade sihir khas sekolah kita dan sensei kali ini akan menjadi center bersama Tenn-kun." mereka pun pergi ke lapangan untuk brrlatih hingga hari menjelang sore tepat saat bel pulang berbunyi.

"Besok kita latihan lagi di sini hingga jam istirahat lalu kalian bisa pulang. Khusus Iori-kun, Tenn-kun dan Tsumugi-chan besok ada kelas tambahan untuk kalian hingga sore. Kalian bisa bubar sekarang, mata ashita." kata Riku dan mereka pun bubar, Tenn sengaja menunggu Riku sejenak di tempat parkir untuk pulang bersama.

"Hm? Tenn-nii? Kau menungguku?" tanya Riku saat dia ada di parkiran.

"Iya, Otou-sama bilang untuk pulang bersama mu. Apa tidak masalah?" jawab Tenn.

"Tidak masalah bagiku, tapi aku ingin mengunjungi makam seseorang dan mungkin sampai malam." kata Riku dan mereka berjalan ke mobil Riku.

"Aku akan menunggu di mobil, kau tidak perlu khawatir." Riku tersenyum dan mereka pun masuk ke mobil Riku yang isinya masih normal karena Riku belum melakukan hal yang berbahaya.

"Nee Tenn-nii, kita ke toko bunga sama konbini sebentar ya?" Tenn mengangguk dan Riku pergi ke toko bunga juga konbini untuk membeli sesuatu.

"Yosh sekarang berangkat ke makam Deryn." gumam Riku saat dia akan melajukan mobilnya dengan kecepatan normal karena Tenn tertidur di kursi sebelahnya.

Terungkap #NewVersion (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang