Di laboratorium kerajaan sendiri, lebih tepatnya di bunker mereka, Riku dengan beberapa peneliti sepertinya sibuk memeriksa dan meneliti banyak hal. Lalu tak lama pintu bunker terbuka dan menampilkan beberapa orang dengan seragam tentara juga jubah hitam.
"Bagaimana Riku-san? Apakah ada yang hilang atau apa?" tanya salah satu peneliti yang ada bersamanya. Riku yang awalnya masih memeriksa beberapa kotak yang ada di sana pun berdiri sembari membersihkan tangannya dari debu.
"Sementara masih aman, tapi banyak bubuk magnetis yang hilang. Apa kalian sudah menemukan rekan dia?" ucap Riku yang menghadapkan badannya ke seseorang yang pingsan dengan lebam dan luka di tubuhnya terikat dengan penjagaan.
"Jejak mereka di sekitar sini hilang karena puing-puing dan debu sepertinya, Takeshi-san juga belum kembali dari pengejaran." jawab seseorang yang menjaga orang itu yang menjadi tersangka utama.
"Apa kalian sudah menemukan tempat baru untuk laboratorium kerajaan?" tanya Riku memakai kembali jubah hitamnya.
"Ha'i, kami sudah berdiskusi dan rasanya wilayah belakang ReMa yang dahulunya menjadi perpustakaan itu mungkin akan cocok tapi kami belum memberitahu Yang Mulia Ratu dan Rika-san." ucap peneliti yang sedari tadi dekat dengan Riku.
"Untuk ijin ke Okaa-sama biar aku saja yang beritahu lewat pesan, kalian fokus untuk ijin ke Ratu karena mendapatkan persetujuannya lebih rumit daripada ijin ke Okaa-sama." ucap Riku mengetikkan pesan untuk Rika.
Pintu bunker terbuka lagi dan kali ini yang datang adalah Takeshi dengan beberapa orang tentara juga beberapa orang yang sepertinya rekan dari tahanan mereka.
"Kami menemuka rekannya dan juga markas mereka, ini bubuk yang dicuri. Kami hanya dapat 50% dari yang mereka curi karena 50% lainnya sudah di bawa ke markas pusat mereka." kata Takeshi saat dia dan beberapa tentara berada di dekat kerumunan.
"Di mana markas pusatnya?" tanya Riku yang baru saja selesai mengirim pesan ke Rika dan menatap orang-orang yang menjadi rekan tersangka diikat dekat dengan tersangka.
"Mereka ternyata tidak tahu karena mereka pangkat terendah jadi tidak tahu di mana markas utama. Hanya orang-orang pangkat tinggi saja yang tahu sepertinya." jawab Takeshi yang ikut menatap orang yang ia tangkap bersama timnya.
"Bawa ke markas bawah tanah dan interogasi mereka di sana setelah melaporkan ini dengan para Jendral dan Jendral Besar." ucap Riku memakai tudung jubahnya dan mendekat ke pintu.
"Riku, kau mau ke mana?" tanya Takeshi penasaran. Riku menekan tombol dekat pintu dan pintu pun terbuka.
"Ada satu urusan lagi yang harus Riku urus Otou-sama, tenang saja aku sudah bilang ke Okaa-sama jika aku pulang besok. Pastikan pemindahan laboratorium tidak di ketahui orang lain selain kita yang ada di sini dan Ratu juga Okaa-sama. Aku pergi dulu." kata Riku sebelum pergi.
"Hati-hati." Riku hanya tersenyum tipis sebelum dia benar-benar pergi dari bunker tersebut. 'Semoga Kami-sama dan Reika-sama selalu bersamamu, Riku.' batin Takeshi sebelum dia lanjut bekerja.
Riku keluar dari bunker dan dia membenarkan tudung jubahnya sebelum melesat diantara pepohonan lebat di sana. Laboratorium kerajaan itu terletak di tengah hutan dan dekat kaki bukit terdekat di kota Fleryca.
Setelah hampir 2 jam melesat di antara pepohonan lebat itu, dia tiba di satu danau yang cukup besar dan airnya benar-benar jernih hingga cahaya pantulan bulan sabit terlihat jelas juga beberapa penghuni danau itu terlihat, ya dia berada di Danau Holy sumber air kota Fleryca.
Riku menengok kanan kirinya, memastikan sudah aman dia berjongkok untuk memeriksa sesuatu di tanah, "Ada jejak truk pengangkut barang dan beberapa ada jejak sepatu orang. Mereka ternyata melewati jalur ini ya, aku harus selidiki." gumam Riku saat dia melihat jejak asing di tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terungkap #NewVersion (Complete)
FanfictionStatus : Tamat Terungkapnya identitas dari seorang pemuda yang memiliki banyak sekali rahasia. ### Jika ada kesamaan mohon dimaafkan. Karakter milik ©BandaiNamcoEntertaiment.Inc Amy hanya meminjam karakter dan cerita hasil pemikiran Amy. Publish :...