Author's Note
Haii!
Buat kalian yang lagi menjalankan ibadah puasa, gimana hari pertamanya?
Aku sedih bgt nggak bisa puasa di hari pertama karena lagi berhalangan :(Semangat yaa puasanya!
Jangan lupa tidur krn itu salah satu ibadah di bulan spesial ini heheheSelamat membaca, semoga terhibur! <3
***
"Lho? kita gak balik ke kantor?" ucap Arabela begitu mobilnya bergerak tidak menuju jalan ke kantor.
Aldebran menggeleng. "we're about to celebrate our success today."
Alis Arabela terangkat. "our success?"
Aldebran mengangguk. "The investor seems interested with our business. isnt it good?"
Arabela tersenyum. Betul juga. Terlihat dari respon investor saat Aldebran menjelaskan secara rinci bidang kerja AD's Company yang seperti tertarik dan bahkan terlihat seperti memberi lampu hijau. Investor kali ini bukanlah investor biasa. Mereka adalah orang-orang yang menduduki 15 besar orang terkaya di dunia. Itulah mengapa Aldebran mempersiapkan betul-betul materi untuk meeting tadi. Sebenarnya bukan hanya AD's company yang bertemu dengan para investor tersebut. Sebelum perusahaannya, banyak perusahaan lain yang tengah mempromosikan bisnisnya. Tentu perusahaan yang bersaing dengan AD's company bukanlah perusaha ecek-ecek. Banyak perusahaan yang berjalan di bidang yang sama dengan AD's company yang memiliki rank di atas. AD's Company memanglah perusahaan besar tetapi di atas mereka masih ada perusahaan yang lebih besar cakupan bisnisnya. Itulah mengapa AD's Company masih harus berupaya untuk mendapatkan investor kelas kakap. Mereka ingin memperluas jaringan bisnisnya agar perusahaan mereka semakin dikenal dan branding dari perusahaan mereka semakin meyakinkan.
"Bukannya terlalu dini untuk nyimpulin mereka tertarik?" ujar Arabela.
Aldebran mengedikkan bahu. "Aku cukup percaya diri dengan daya tarik materi tadi."
Arabela terkekeh. "Ya, untuk kali ini aku setuju. You did well, Aldebran." ujar Arabela yang diakhiri dengan senyum tulusnya.
Aldebran sepersekian detik terdiam, kemudian ia memalingkan wajahnya. "Ini kali pertama kamu senyum."
"Masa sih?" emang Arabela sejutek itukah jika bersama Aldebran? Namun jika diingat-ingat kembali mereka memang lebih banyak berdebat dibandingkan mengobrol santai.
Aldebran kembali menoleh pada Arabela, kemudian ia mengangguk. "Dan sepertinya ini pertama kali kita ngobrol tanpa berdebat."
Mendengar itu Arabela tertawa kecil. "Betul! Rasanya aneh nggak sih?"
"Kalau gini kan enak. Akur." ucap Aldebran.
Arabela terkekeh. "Aku gak yakin kita bakal tetep kaya gini. Mengingat kamu adalah orang yang menyebalkan."
Aldebran mendengus. "Bukan aku yang menyebalkan, tapi kamu yang mudah tersulut emosinya."
"Tuh Tuh kan! Liat kan?! Kamu udah ngibarin bendera perang lagi." ucap Arabela.
Aldebran mendengus kemudian ia mengangkat tangannya untuk menyentil pelan bagian dahi Arabela. Wanita itu mencebikkan bibirnya kemudian mengelus dahinya. "Gausah dramatis. Jadi jinak dulu bisa ngga?" ucap Aldebran.
Arabela mendecak. "Gimana bisa jinak kalo selalu berhadapan sama kamu."
Alis Aldebran terangkat. "Aku merasa tidak melakukan apapun."

KAMU SEDANG MEMBACA
INTO YOU [ON GOING]
Romance[SEQUEL DARI SECOND WIFE] ALDEBRAN & ARABELA ____________________________________________________________________ "Kamu pernah bilang, "I'm so into you.". Tapi satu hal yang lupa kamu jelaskan, kata "You" di kalimat kamu itu mengarah pada siapa? Aku...