Arabela menghembuskan napasnya, saat ini ia berada di dapur menunggu sosok Keisha yang tadi memintanya untuk bertemu dengannya. Aldebran bilang 2 jam lagi mereka akan pulang dan sebelum pulang Keisha minta untuk berbicara sebentar
"Arabela."
Arabela menoleh, Keisha berdiri dengan anggun di sebelahnya. Arabela tersenyum. "Ada yang mau dibicarakan, Tan?" tanya Arabela langsung.
"Bunda. Mulai saat ini kamu panggil Bunda, ya?" pinta Keisha membuat Arabela tersenyum kecil. "Bunda cuma mau minta tolong sama kamu. Boleh?" lanjutnya
"Ada apa, uhm.. Bun?" Tanya Arabela.
Keisha tersenyum. "Bunda tahu hubungan kamu sama Aldebran. Kalian tidak benar sepasang kekasih, kan?"
Arabela di tempatnya bingung mau jawab apa. Ia gugup, sungguh. Haruskah Arabela jujur?
"Nggak apa-apa. Bunda mengerti Aldebran butuh waktu untuk sadar dengan perasaannya." ujar Keisha lagi. Kemudian Keisha memegang pundak sebelah kanan Arabela dengan tangannya. Keisha menatap Arabela dengan tulus tetapi ada sedikit memohon di matanya.
"Entah kenapa Bunda percaya kamu orang yang tepat untuk Ale. Ara, bantu Aldebran untuk sadar akan perasaannya, ya?" Tambah Keisha.
Arabela membelalak. "M-maksud Bunda?"
"Sadarkan dia tentang perasaannya terhadap Morana. Walau mereka tidak sedarah, Bunda yakin Aldebran tidak benar mencintai Morana lebih dari kakak beradik. Bantu dia, ya?"
Arabela memandang Keisha sebentar lalu kemudian merunduk. Perlahan ia menggeleng. Lalu wajahnya kembali terangkat. "Bunda bukannya Arabela gak mau nolongin, tapi bagaimana Arabela menyadarkannya?"
Keisha tersenyum, tangan yang tersampir di pundak Arabela ia pindahkan menjadi di pipi Arabela kemudian mengelusnya dengan lembut. "Buat dia jatuh cinta sama kamu."
Arabela terbelalak. Ia tidak menyangka jawaban Keisha akan seperti itu. Kenapa semuanya berputar-putar dengan kesimpulan Arabela harus membuat pria itu jatuh cinta padanya?
"Mau kan bantuin Bunda?" Tanya Keisha.
Arabela terdiam. Sejujurnya ia ragu, bisakah Arabela memenuhi keinginan Keisha? Buat Aldebran jatuh cinta padanya? Tapi Aldebran sendiri yang mengatakan jika Arabela bukanlah tipe dirinya. Bagaimana bisa Arabela akan berhasil?
"Bunda yakin dengan kepribadian kamu yang unik, Aldebran bisa jatuh cinta sama kamu."
Arabela menghela napas, tentu tidak bisa semudah itu. Semua perihal hati, dan perasaan tidak bisa dibohongi. Membuat seseorang jatuh cinta tidaklah mudah, apalagi jika tidak dengan ketulusan. Tapi entah mengapa Arabela dapat melihat sesuatu di tatapan mata Keisha. Seperti..... permohonan? Seingin itu kah Keisha membuat Aldebran melupakan Morana?
"At least, give it a try. Jika tidak berhasil, it's okay. Bunda tidak akan memaksa." Tambah Keisha lagi begitu melihat raut wajah Arabela.
Arabela menghembuskan napas kemudian mengangguk, setidaknya akan Arabela coba. Keisha tersenyum kemudian memeluk Arabela dengan cukup erat. Arabela tersenyum namun jauh di dalam otaknya ia berpikir, hal apa yang harus ia lakukan untuk membuat Aldebran jatuh cinta padanya?
*****
"What is it about?"
Keheningan di antara keduanya terpecahkan. Mereka berada di dalam mobil menuju hotel. Aldebran heran, Arabela menjadi diam seribu bahasa. Biasanya perempuan itu cerewet dan banyak tanya, tetapi kenapa sekarang diam saja?
KAMU SEDANG MEMBACA
INTO YOU [ON GOING]
Romansa[SEQUEL DARI SECOND WIFE] ALDEBRAN & ARABELA ____________________________________________________________________ "Kamu pernah bilang, "I'm so into you.". Tapi satu hal yang lupa kamu jelaskan, kata "You" di kalimat kamu itu mengarah pada siapa? Aku...