Aldebran menyecap winenya tanpa merasa terganggu dengan tatapan laser dari perempuan di sebelahnya. Andai Aldebran tahu betapa kesalnya Arabela pada pria itu hingga rasanya ia ingin menyemburkan air lemon yang berada di gelasnya ke wajah pria songong itu.
Arabela mendecak, ia meminum air lemonnya lalu menaruh gelas itu dengan cukup keras hingga menimbulkan bunyi yang membuat Janson kaget. Melihat suasana tidak enak, Janson akhirnya pamit undur diri dan meninggalkan Tuannya dengan seorang perempuan yang menjelma menjadi singa.
"Jadi, apa alasanmu menyulik saya?" tanya Arabela to the point dengan nada ketusnya.
Aldebran menoleh dan menatap Arabela dengan santai. "Apa itu penting?" jawabnya.
Arabela mendecak. "Tentu saja! Menurutmu itu tidak penting?!"
Aldebran mengangkat bahunya acuh. "Saya kira kamu menikmati penerbangan ini."
"Lagi pula saya tidak menyulikmu. Kamu yang sukarela ikut dengan saya." tambah Aldebran membuat mata Arabela melotot.
"Sukarela katamu?! Kamu memaksa saya dengan menyabotase Apartemen saya! Itu katamu sukarela?!" kesal Arabela.
Aldebran terkekeh. "Baiklah, saya ralat. Dengan sedikit paksaan."
Arabela mendecih. "Sudahlah cepat katakan. Apa tujuanmu?"
Kini Aldebran menatap Arabela dengan serius. "Oke, jadi gini. Di Makau nanti ada pertemuan keluarga. Kamu berperan sebagai kekasih saya. Jadi nanti—"
Arabela membelalak kaget, "HAH? Nggak, nggak! Saya gak mau!"
Aldebran menghela napas. "Dengarkan dulu."
Arabela menggeleng. "Gak! Saya gak mau! Jangan bawa-bawa saya!"
"Hanya untuk 3 bulan. Sesudah itu saya tidak akan mengganggu kamu lagi." jelas Aldebran.
Arabela dengan kekeuh menggeleng. "Saya tidak mau. Apapun alasannya, saya tidak mau."
Kini Aldebran menatap lurus Arabela. "Indonesia, negara asalmu, kan? Orang tuamu berada di sana, Kota what is it, Yogyakarta?"
Arabela kembali membelalak, kini perasaan was-was menyelimutinya. Pasalnya sudah menyangkut orang tua dan negara asalnya. Pria di hadapannya ini tentu harus Arabela waspadai.
"Produk ayahmu akan saya jadikan brand di perusahaan besar keluarga saya di sana. Kehidupan mereka akan saya jamin dan usaha mereka akan saya bantu hingga akhir. Bagaimana?" tambah Aldebran.
Arabela terdiam. Ia tidak boleh langsung tergiur dengan apa yang ditawarkan lelaki di hadapannya ini. Ia tidak tahu bagaimana watak Aldebran sebenarnya. Ia tidak ingin salah mengambil langkah karena pria ini sudah seratus persen memegang data lengkap tentang dirinya.
"Saya juga akan menjamin kehidupan kamu di negara ini hingga kontrak berakhir." lanjut Aldebran.
Arabela menghela napas, kemudian menggeleng. "Tidak. Saya masih bisa bekerja untuk mendapatkan semua itu. Jadi, saya tidak mau."
Aldebran mendecak. "Hanya 3 bulan. Setelah itu kamu bebas bekerja di mana saja dengan jalur gratis dari saya. Win win solution."
Arabela terdiam, tidak bisa ia pungkiri penawaran Aldebran menggiurkan. Hidup dirinya terjamin dan kesejahteraan orang tuanya juga terjamin. Arabela harus bagaimana? Tetapi menjadi kekasih pura-pura dari seorang eksekutif muda ini akan menyulitkan hidupnya. Hanya tiga bulan, bukankah itu waktu yang sebentar? Hanya 3 bulan dan Arabela akan menikmati hidup yang tenang tanpa memikirkan pekerjaan yang belum tentu ia dapatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTO YOU [ON GOING]
Romance[SEQUEL DARI SECOND WIFE] ALDEBRAN & ARABELA ____________________________________________________________________ "Kamu pernah bilang, "I'm so into you.". Tapi satu hal yang lupa kamu jelaskan, kata "You" di kalimat kamu itu mengarah pada siapa? Aku...