#14

843 59 1
                                    

Keesokan harinya Arabela menjalani aktivitas seperti biasa. Ralat, aktivitas yang harus ia biasakan selama beberapa waktu ke depan. Semenjak bekerja dengan Aldebran banyak hal baru yang Arabela temukan. Salah satunya adalah penampilan merupakan hal penting di dunia bisnis. Arabela kira selama ia masih mengenakan baju yang sopan itu sudah cukup. Namun ternyata tidak. Semua yang bekerja di perusahaan Aldebran memiliki selera busana yang trendy dan Arabela baru menyadarinya ketika ia melihat setelan-setelan baju yang Aldebran kirim kepadanya.

Sejak itu Arabela mengerti jika penampilan merupakan hal penting karena bisa mempengaruhi citra perusahaan. Sebenarnya gaya busana Arabela tidak begitu buruk hanya saja ia terlalu malas mix and match sehingga kadang tidak enak untuk dilihat.

Arabela melirik kaca yang ada di dalam lift. Ia tersenyum puas melihat pakaian yang Aldebran berikan kepadanya kemarin. Tidak sia-sia ia pagi ini terburu-buru karena harus mengambil pakaian yang kemarin ia masukan ke laundry. Dress berwarna putih yang terlihat anggun terpasang sempurna di tubuhnya. Arabela benar-benar merasa seperti wanita karir dengan tampilan seperti ini.

Lift berdenting dan pintu terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lift berdenting dan pintu terbuka. Arabela melangkah keluar dari lift dan ketukan heelsnya dengan lantai menjadi melodi pengiring. Arabela tersenyum, ia tidak menyangka jika good outfits, good mood itu benar-benar nyata. Ia merasa senang dan bersemangat.

"Selamat pagi, Mba Priska." Sapa Arabela dengan ramah pada Priska yang tengah membereskan mejanya itu.

Priska mendongak dan melihat Arabela berada di hadapannya dengan tampilan berbeda. Priska mengangkat alisnya, "You look so pretty!"

Arabela terkekeh. "Really? Thankyou so much."

Priska mengangguk. "Saya sampai pangling."

"Emang ya outfit bener bener berpengaruh." Ujar Arabela kemudian ia duduk di tempatnya.

Priska terkekeh kemudian mengangguk. Kemudian Priska memberikan Arabela sebuah kertas yang Arabela yakin adalah proposal-proposal kepentingan perusahaan. "Nanti ini dikasih ke Pak Aldebran ya untuk beliau pelajari untuk rapat nanti siang."

Arabela mengangguk. "Rapat sama perusahaan mana? Kok kayaknya penting banget sampe ada dress code?"

"Sama investor ter-loyal di perusahaan kita. Lewie's Group. Dia mau mengajukan beberapa kerja sama lagi dan emang terkenal seperti sebuah acara mewah jika rapat dengan mereka." Jelas Priska.

Arabela mengangguk-anggukan kepalanya. "Penting banget dong? Kenapa bukan kamu yang temenin pak Aldebran?"

Priska menggeleng. "Saya menangani tamu pak Aldebran nanti siang. Jadi biar semuanya ke handle saya ditugaskan tetap di kantor."

"Ah..... saya harus ngapain ya nanti?" Ujar Arabela. Jujur ia masih bingung. Dibilang sekretaris juga bukan tetapi tugas ia mirip-mirip Sekretaris.

"Sekretaris Pak Aldebran yang dulu bilang kalau menemani pak Aldebran rapat cukup memperhatikan dan catat hal penting. Berbicara ketika ditanya dan dilarang basa-basi dengan investor."

INTO YOU [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang