#18

792 69 3
                                    

Selamat sahur untuk yang menjalankan ibadah puasa! Semoga lancar hari ini yaa 🤍

***

"Udah sepuluh menit berlalu masih merah aja pipi kamu." ucap Aldebran.

Arabela yang tengah duduk di atas pasir dan sengaja menghindari Aldebran setelah pria itu menciumnya tadi pun mendongak, pria itu menghampirinya yang berada tak begitu jauh dari payung pantai yang tadi menjadi tempat berteduhnya.

Arabela mendengus. "Ini karena panas." kilah Arabela.

Tidakkah Aldebran tahu efek dari perlakuannya tadi membuat Arabela mati kutu tidak tahu harus bersikap seperti apa?!

Aldebran duduk di samping Arabela. "Masa? Bukan karena aku?" goda Aldebran.

Arabela mendelik. "Gak usah kepedean deh, Al."

Aldebran terkekeh. "Bukan kepedean. Daritadi kamu menghindar dan gak natap aku sama sekali."

Mendengar itu Arabela mendengus. Ia kemudian menolehkan kepalanya dan menatap Aldebran dengan tatapan lebarnya. "Nih udah natap. Puas?" ucap Arabela galak.

Aldebran mengangkat tangannya kemudian mengacak rambut Arabela yang sudah tidak terhalang topi pantainya. "Make it easy, okay? Aku gak mau kamu berubah gara-gara tadi."

Sial. Aldebran kenapa jadi bersikap seperti ini? Ini sungguh bahaya untuk kesehatan jantungnya! batin Arabela.

"Dan kamu harus terbiasa." tambah Aldebran.

Mata Arabela melotot seketika. "Terbiasa?! Kata siapa setelah ini ada yang lainnya?!" ucapnya.

"Kata aku." jawab Aldebran sekenanya.

Arabela mendecih. "Itu yang pertama dan terakhir kalinya. Jangan harap kamu bisa cium aku tanpa persetujuan kaya gitu."

Aldebran mengangkat alisnya. "Berarti kalau aku minta izin dulu, boleh ya?"

Arabela menggeleng. "Astaga. Darah aku bisa-bisa naik sampe ubun-ubun!"

Aldebran mengangkat senyumnya. "So, may i kiss you again, Ra?" ucap Aldebran.

Arabela kembali melotot, ia menjauhkan duduknya dari Aldebran kemudian ia mengangkat kepalan tangannya. "Kiss my hand instead, Al." ujarnya dengan sengit membuat Aldebran tergelak. Ekspresi Arabela yang defensif benar-benar lucu dan membuat perutnya tergelitik. Bersmaa Arabela, Aldebran dengan leluasa mengeluarkan tawanya.

Arabela membawa sesuatu yang baru terhadap dirinya. Aldebran jadi lebih ekspresif dan cenderung terbawa oleh sifat Arabela yang apa adanya. Dan tanpa Aldebran sadari dirinya sudah lebih bergantung kepada wanita itu. Sehari saja tanpa Arabela, Aldebran akan merasa kesepian. Apakah itu yang dinamakan jatuh hati? Tetapi Aldebran masih tidak memungkiri jika Morana masih memiliki hatinya secara penuh. Hanya saja saat ini pikirannya selalu terisi oleh Arabela. Hatinya penuh dengan Morana dan pikirannya penuh dengan Arabela. Sebenarnya apa yang terjadi dengan dirinya?

***

"Jadi apa alasanmu yang tiba-tiba bawa aku ke Pantai?" tanya Arabela saat melihat pesanan Aldebran datang.

Kini keduanya sudah berada di restoran yang berada di resort yang secara khusus dipesan oleh Aldebran. Setelah puas bermain di pantai, Aldebran dan Arabela memutuskan untuk beristirahat di resort. Selain itu cuaca di luar semakin panas dan kulitnya akan terbakar jika terus bermain di bawah terik matahari langsung.

Aldebran mengedikkan bahunya. "Gak tau." jawabnya sekenanya.

Arabela mendelik. "Kamu itu bukan orang gabut yang bisa liburan kapanpun, Al."

INTO YOU [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang