#17

840 66 5
                                    

"Al kamu gila ya?! Ini luar kota, Al?!" ujar Arabela panik begitu ia melihat plang penunjuk arah yang menyatakan jika ia memasuki kota lain di negara ini. Arabela terlalu asyik meladeni ocehan Aldebran hingga tidak sadar Aldebran sudah membawanya sejauh ini.

Aldebran terkekeh. "Aku bahkan pernah nyulik kamu hingga Makau, Ara. Tenanglah."

Arabela mendelik, ia menatap Aldebran dengan tidak percaya. "Seriously? Gimana dengan kantor?"

Aldebran mengedikkan bahunya. "Entah. Sudahlah, sehari bolos tidak ada masalah, kan?"

Arabela menggelengkan kepalanya. "Aku tidak masalah. Tapi kamu? Seorang boss masa bolos?"

"Thats it. I'm your boss. Jadi kamu harus menuruti semua perintahku." ujar Aldebran membuat Arabela mendengus. Terdengar arogan sekali!

"Kamu pasti suka sama tempatnya." ujar Aldebran lagi. Arabela menghembuskan napas. Sudah kepalang jauh jadi mau tidak mau Arabela harus menikmati perjalanan ini. Arabela tidak mengerti dengan Aldebran. Jika memang pria itu hendak membawa Arabela 'healing' setidaknya pria itu bilang terlebih dahulu agar Arabela bersiap dengan membawa pakaian lebih. Lelaki ini memang semau sendiri.

Mobil yang dikendarai oleh Aldebran telah keluar dari jalur tol yang cukup panjang tadi. Semakin lama mobil ini melaju semakin tidak bisa Arabela tebak akan kemana arahnya. Pasalnya Arabela baru pertama kali melewari jalan ini dan rasanya asing sekali. Arabela kembali menatap Aldebran, pria itu menyetir dengan damai. Pandangannya fokus ke jalan di depan. Satu yang Arabela baru sadari, Aldebran sudah melepas jas yang dikenakannya. Pria itu kini hanya memakai kemeja berwarna navy yang melekat dengan pas di tubuh atletisnya. Arabela menahan napasnya, jika dilihat sosok Aldebran mendekati sempurna. Memiliki paras yang tampan, bergelimang harta, tubuh yang atletis dan juga keluarga yang harmonis. Benar-benar impian semua orang.

Hanya saja minusnya di akhlak Aldebran yang sangat menyebalkan itu.

Arabela kini melirik tangan Aldebran yang sedang memegang kemudi. Melihat tangan lebar Aldebran membuat Arabela teringat dengan fakta bahwa beberapa kali tangan tersebut mengenggamnya. Walau hanya sesaat tetapi ternyata Arabela mengingat rasanya. Hangat dan aman. Itulah yang Arabela rasakan. Tangan Arabela memang jauh lebih kecil daripada Aldebran namun entah mengapa Arabela merasa persatuan tangan mereka terasa begitu pas.

Arabela menggelengkan kepalanya. Astaga! Barusan ia memikirkan apa? Rasanya otak Arabela sudah konslet! Bagaimana bisa ia memikirkan hal seperti itu?

Arabela mengalihkan pandangannya. Sepertinya Arabela harus meruqiyah dirinya agar setan-setan berhenti menghasutnya untuk berpikir tentang Aldebran. Akhir-akhir ini otaknya dipenuhi oleh lelaki di sebelahnya. Itu tidak benar. Arabela tidak boleh membiarkannya. Arabela takut jika ia membiarkannya maka ia akan jatuh pada pesona pria di sebelahnya.

Arabela tahu dengan pasti mata Aldebran hanya tertuju pada Morana, pemilik hatinya. Maka dari itu Arabela harus berhati-hati agar ia tidak jatuh ke jurang yang terlihat indah padahal penuh racun di setiap permukaannya.

Ya, Arabela harus berhati-hati.

***

"Pantai." ucap Arabela pelan saat mobil yang dikendarai Aldebran memasuki kawasan pantai. Arabela menyunggingkan senyumnya. Terakhir kali ia menginjakan kaki ke pantai sudah beberapa tahun yang lalu, bahkan Arabela tidak ingat dengan pasti tahunnya.

Setelah mobil terparkir dengan sempurna, Aldebran memberikan Arabela sebuah paper bag. Arabela mengangkat alisnya. "Apa ini?"

"Ganti pakaianmu terlebih dahulu. Gak mau kan pakai outfit kaya gitu di pantai?" ucap Aldebran.

Arabela melirik pakaian yang dikenakannya sekarang. Betul juga. Ucap batinnya. Arabela kemudian mengangguk, ia mengikuti Aldebran yang sudah turun terlebih dahulu dari mobil. Begitu pintu mobilnya terbuka, semilir angin langsung menyambutnya. Arabela tersenyum. Arabela menyukai pantai, hanya saja wanita itu tidak memiliki waktu untuk datang ke pantai. Lagipula, liburan bukan prioritas utama Arabela. Ia harus mencari uang untuk menghidupinya.

INTO YOU [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang