"Untuk grafik growth sale perusahaan kami sudah tim kami berikan melalui email. AD'S COMPANY yang bergerak di bidang transportasi ini ingin bekerja sama dengan Rolling Airlines." Ujar Aldebran.
Entah sudah berapa puluh menit terlewat membuat Arabela di tempatnya merasa bosan. Sungguh Arabela tidak diberitahu sedikitpun materi rapat hari ini jadi ia tidak bisa membantu apapun. Yang Arabela tangkap perusahaan Aldebran ingjn bekerja sama dengan salah satu perusahaan maskapai yang paling laris di negaranya.
Salah seorang dari lima orang tersebut mengangguk. "Saya sudah lihat dan grafik yang ditujukan cenderung mengalami kenaikan yang signifikan. Terakhir perusahaan anda bekerja sama dengan jalur cepat roda empat di daerah west virginia. Betul?"
Aldebran mengangguk. "Proyek tersebut berjalan lancar. Jalan tersebut sudah dioperasikan selama beberapa bulan ini dan belum ada keluhan."
Orang yang Arabela tahu namanya adalah Teddy itu mengangguk-anggukan kembali. "Baiklah. Rolling Airlines akan mengabari secepatnya untuk kerja sama ini."
"Terimakasih." Ucap Aldebran.
Arabela tersenyum ramah saat Teddy menatapnya. Pria yang terlihat masih muda itu pun balas tersenyum.
"Kamu namanya siapa?" Tanya Teddy.
"Arabela. Dia asisten pribadi saya." Bukan Arabela, Aldebran justru yang membalasnya.
Teddy mengulurkan tangannya, "Kita belum sempat berkenalan tadi. Saya Teddy Hermawan."
Mata Arabela membulat. "Kamu orang Indonesia?" Tanya Arabela kemudian membalas uluran tangannya.
Aldebran menyiku lengan Arabela kemudian saat Aldebran menatapnya tajam Arabela tersadar. "Uhm, maksud saya— ah, Saya Arabela Riyandani."
Teddy mendecak pada Aldebran kemudian melepas uluran tangannta pada Arabela. "Keparat satu ini benar-benar membosankan ya?" Ucap Teddy yang Arabela tahu ditujukan pada Aldebran.
Arabela hendak tertawa sebenarnya, tetapi tatapan tajam Aldebran membuatnya bungkam kemudian melirik sungkan pada Teddy.
"Kalian boleh duluan." Ujar Teddy pada bawahannya yang sedaritadi diam saja itu. Mereka mengangguk kemudian pamit pada Arabela dan Aldebran. Setelah anak buah Teddy menghilang, Arabela kembali menatap Teddy yang tengah menyecap lime juice yang dipesannya.
"So, kemarin lo ke Makau?" Ucap Teddy.
Arabela yakin Teddy bukan hanya sekedar seorang rekan bisnis. Mereka terlihat dekat. Bahkan tubuh tegak Aldebran kini terlihat lebih santai.
Aldebran mengangguk. "Hm."
"Adeeva cerita ke gue. Lo bawa pacar baru."
Aldebran meliriknya membuat Arabela menggeleng. Semoga Aldebran tidak memberitahukan apa-apa. Namun sayang, Aldebran justru menunjuk dirinya dengan dagunya. "Nih orangnya."
Teddy membelalakkan matanya. "Serius lo?!"
Ketika Teddy menatapnya, Arabela tersenyum canggung. Arabela beralih menatap tajam Aldebran. Namun Aldebran malah mengangkat bahunya tak acuh.
"Kalian beneran pacaran?" Tanya Teddy lagi.
Oke, satu hal yang Arabela tahu tentang Teddy saat ini adalah ia benar-benar kepo!
"Nggak." Jawab Aldebran. Syukurlah, seenggaknya Aldebran mengatakan yang sejujurnya.
Teddy menghembuskan napasnya. "Syukurlah."
"Syukurlah?" Tanya Aldebran.
Teddy mengedipkan sebelah matanya pada Arabela kemudian ia mengambil piring berisikan kue lalu memberikannya pada Arabela. "Mau gue incer." Ucap Teddy.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTO YOU [ON GOING]
Romance[SEQUEL DARI SECOND WIFE] ALDEBRAN & ARABELA ____________________________________________________________________ "Kamu pernah bilang, "I'm so into you.". Tapi satu hal yang lupa kamu jelaskan, kata "You" di kalimat kamu itu mengarah pada siapa? Aku...