Mata Aldebran sedaritadi terarah pada seorang wanita yang duduk di sampingnya. Wanita tersebut tengah sibuk bersenda gurau dengan lawan bicaranya yang berada di hadapannya. Mata Aldebran tidak lepas dari bagaimana senyum cerah itu terpancar, dan bagaimana antusias dari wanita tersebut saat mendengar lawan bicaranya bercerita. Dan jangan lupakan bagaimana alunan tawanya terdengar lembut di telinga Aldebran dan berhasil menghantarkan getaran halus pada hatinya yang tidak bisa ia cegah sama sekali.
Sepersekian detik Aldebran ditimpa kenyataan, saat wanita itu menoleh kepadanya dan memberikan senyum manisnya, Aldebran tahu bahwa yang baru saja ia lakukan itu terlarang dan hampir merobohkan tembok pertahanan yang selama ini susah payah ia bangun. Ia berdeham, membenarkan posisi duduknya lalu mengikuti arah pandang wanita tersebut ke lawan bicaranya. Entah apa yang mereka obrolkan daritadi, Aldebran tidak mendengarnya sama sekali.
"Pulang sekarang?" tanya wanita yang sedaritadi Aldebran perhatikan itu.
Aldebran melirik arlojinya dan mendapati waktu makan siang telah usai. Ia pun mengangguk seraya menatap Yolanda, teman kuliah sekaligus klien yang akan membantu wanita yang bersama Aldebran untuk beberapa urusan ke depan. "Nice to see you again, Yolanda."
Wanita berambut curly itu tersenyum lalu mengangguk. "Terimakasih atas makan siangnya, Aldebran." Setelahnya ia menatap wanita yang berada di sebelah Aldebran. "We'll catch up later, Okay? Sampai bertemu lagi, Morana."
Morana mengangguk lalu berdiri guna memberikan peluk hangat kepada kenalan lamanya itu. Setelah itu wanita berambut keriting tersebut pamit dan meninggalkan Morana dan Aldebran yang sedang merapikan diri sebelum beranjak. Begitu dirasa tidak ada barang yang tertinggal, didahului oleh Aldebran, mereka melangkahkan kaki keluar dari restoran tersebut.
Begitu duduk dengan sempurna di dalam mobil yang disupiri oleh Damian, pria itu langsung menginjak pedalnya perlahan. Mata Aldebran terfokus pada jalanan di sampingnya, enggan untuk memulai percakapan. Dalam benaknya terus merutuki dirinya sendiri karena telah membiarkan mata serta otaknya bekerja tidak sesuai dengan perintah. Memperhatikan Morana dan membiarkan otaknya berkelana adalah kesalahan terbesarnya hari ini. Belum lagi di otaknya terngiang kata-kata Morana tadi saat di ruangannya.
"Kamu mungkin menyerah, tapi aku tidak. Karena di pikiranku, hubungan kita masih ada harapan."
Aldebran tahu wanita yang mengisi hatinya itu memang orang yang gigih dan tidak mudah menyerah tetapi entah mengapa Aldebran sedikit menyesali sifat adiknya itu. Entah bagaimana Aldebran harus menyadarkan wanita tersebut bahwa akan banyak yang tersakiti jika mereka memutuskan untuk egois dan melawan segalanya. Lagipula, Aldebran sudah memantapkan hati untuk memulai yang baru dengan wanita yang akhir-akhir ini selalu bersamanya. Arabela, ya, dia merupakan tujuan Aldebran selanjutnya untuk melabuhkan hati dan Aldebran harap semuanya akan berjalan dengan lancar.
Dalam keheningan yang ada, suara Morana terdengar membuat Aldebran yang sedang sibuk dengan pikirannya pun terdistraksi. Ia menoleh dan mengangkat alisnya. "Hm?"
Wanita di sebelahnya itu memberenggut kesal. "Kamu gak dengerin aku ngomong daritadi?"
Jangankan suara Morana, suara bising kendaraan saja tidak terdengar di telinganya karena kepalanya sedang sibuk berdiskusi dengan hal-hal yang memusingkan. Aldebran menghela napas, "Ada apa?"
"Gimana pendapat kamu tentang konsep yang Yolanda buat? Cocok nggak untuk Negara ini?"
Memangnya tadi Yolanda membuat konsep seperti apa? Ia tidak memperhatikan perkataan Yolanda sama sekali. Perhatiannya benar-benar teralihkan dan tidak ada yang Aldebran ingat sama sekali. Yang ia tahu obrolan tadi membahas tentang bagaimana Yolanda akan membantu Butik Morana untuk berkembang di negara ini. Bisa dibilang Yolanda adalah business consultan nya Butik Morana.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTO YOU [ON GOING]
Romance[SEQUEL DARI SECOND WIFE] ALDEBRAN & ARABELA ____________________________________________________________________ "Kamu pernah bilang, "I'm so into you.". Tapi satu hal yang lupa kamu jelaskan, kata "You" di kalimat kamu itu mengarah pada siapa? Aku...