Ralis story present;
••
***
O3.
"Ok, das war's für das heutige psychometrische Material"
*Baik, sekian untuk materi psikometri hari ini.
Satu per satu dari mereka mulai keluar dari kelas, Kavindra tengah sibuk membereskan barang bawaanya.
"Kantin gak Kak?" tanya Jendra, teman satu kampusnya.
Sedikit informasi tentang Jendra, laki-laki berdarah Australia itu adalah salah satu adik tingkat Kavindra. Yang kebetulan hari ini memiliki kelas yang sama dengannya.
"Duluan aja," jawabnya seperti biasa. Singkat.
"Susah emang kali ngajak manusia ac kaya lo," katanya sedikit menyindir. Kavin yang mendengar pun menatap tajam adik tingkatnya itu.
"Biasa aja kali kak, liatin gua nya. Awas itu mata nanti keluar, 'kan gak lucu."
"Saya emang gak lagi ngelucu," sahutnya kelewat datar.
"Udah gua bilang, jangan terlalu formal kalo ngomong. Gua-lo, biasain kak. Hadeuh," ujar Jendra sedikit frustasi.
Pasalnya, sudah berulang kali ia mengajari laki-laki kaku nan dingin ini untuk tidak terlalu formal jika tidak berhadapan dengan yang lebih tua atau orang tidak dikenal.
Mereka sudah hampir dua tahun lamanya berteman, tapi Kavin masih saja berbicara formal begitu.
"Iya."
"Yaudah deh, gua duluan nih ya. Nanti kalo lo mau cari gua, ada di kantin."
"Pengen banget dicariin," sahutnya. Jendra mendengus sebal mendengar jawaban kakak tingkatnya itu.
"Untung aja lo lebih tua dari gua," gumamnya pelan sambil keluar kelas. Kavin hanya menatap Jendra dengan datar. Perlahan punggung laki-laki Australia itu menghilang dari pandangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
2190 hours with Tiergarten
FanfictionAyara, gadis biasa dengan sejuta misteri yang tidak satu hal pun Kavindra tau. Yang Kavindra tau hanyalah, Ayara adalah gadis yang hampir ia tabrak saat waktu hampir tengah malam. Namun Kavindra tidak tau yang sebenarnya, tentang dunia Ayara yang s...