A time passedBerat rasanya jikalau melupakanmu; dipaksa keadaan. Sama halnya dengan hidup. Sejujurnya ini sangat menyiksa, batin dan hatiku terus tergores, menciptakan luka yang kian lama mendalam. Namun hari tetap harus terus berjalan, aku mencoba memulihkan semuanya sendiri. Seharusnya aku bisa mengendalikan rasa ini dan tidak seharusnya semakin tenggelam dalam relung hati. Aku tahu, sedari awal kita memang berbeda; dua dunia berbeda.
2190 hours with Tièrgarten
______________________________Waktu terus berputar, hari silih berganti. Dan kini Ayara tengah menempuh di bagku kelas dua belas, bahkan hanya dalam hitungan bulan dirinya akan lulus dari bangku menengah atas— menyusul Alaska yang setahun lalu telah lulus.
Kini laki-laki itu melanjutkan pendidikannya di salah satu kampus ternma di Jerman. Siapa sangka, Alaska— si laki-laki dingin nan bengis itu sangat pintar.Alaska meminta Ayara untuk mengikuti jejaknya, agar memudahkan dirinya menjaga Ayara. Namun, sampai saat ini Ayara masih belum kepikiran untuk itu. Akan membutuhkan biaya besar tentunya, dan tabungannya dari hasil kerja paruh waktu masih kurang. Meski Alaska bilang jika keluarganya akan membantu semua biayanya.
Memang sejak Kavindra menghilang selama setahun ini, Ayara memutuskan untuk bekerja paruh waktu. Meski kebutuhannya selalu terpenuhi berkat Jendra, namun tetap mengganggu Ayara—merasa menjadi beban dan terus-menerus merepotkan banyak orang. Selain itu agar dia bisa menyibukkan diri dan tidak begitu memikirkan kepergian Kavindra yang mendadak.
Selama itu juga, Alaska memperkenalkannya dengan keluarganya. Bahkan berencana juga mengenalkannya pada keluarga besar. Satu hal yang Ayara syukuri, kedua orang tua laki-laki itu menyambut dengan hangat. Meski tahu seluk-beluk Ayara, bahkan ibu Alaska mendekap erat mengetahui cerita hidupnya yang penuh belas kasih. Ayara memang gadis kuat.
Bahkan orang tua Alaska berharap mereka berdua bisa bersatu. Terlebih sang ibu yang khawatir dengan putranya yang nampak tidak tertarik pada seorang gadis, siapa sangka hatinya berlabuh pada gadis biasa ini.
“Willkommen! Was wollen sie bestellen? Sapa Ayara saat denting pintu berbunyi.
Willkommen : selamat datang
Was wollen sie bestellen : mau pesan apaLaki-laki yang berdiri di meja pesanan itu tersenyum begitu manis. “Kak Aska?!”
Aska, nama panggilan dari Ayara untuk Alaska. Tentu karena permintaan laki-laki itu. Dirinya juga ingin mempunyai nama spesial, dam hanya gadis itu yang boleh memanggilnya.“Hai! Gimana kerjanya hari ini? Kafenya rame?” sapaan yang terasa hangat. Alaska memang mulai sedikit berubah, menjadi lebih hangat meski masih galak. Dan itu hanya berlaku pada Ayara.
“Lumayan rame kak. Aku kan udah bilang sama kak Aska, jangan sering-sering ke sini.”“Kenapa? Bukannya bagus ya, jadi pemasukan kafe terus bertambah karena aku,” katanya sombong. Ayara mendelik sebal.
“Kenapa sih emangnya kalo aku ke sini terus?” tanyanya lagi.
“Enggak. Gapapa. Kak Aska mau pesen apa? Atau kaya biasanya?”
Alaska tahu penyebabnya. Karena gadis di depannya ini sesekali melihat ke meja tepat di belakang Alaska— gadis-gadis cantik berparas Jerman tengah menatap Alaska penuh kagum dan memuja. Alaska memang memiliki wajah asia yang tidak biasa, pahat wajah yang tampan, berkulit putih dengan mata yang tidak begitu sipit, hidung mancung dan bibirnya yang agak tipis. Ditambah tatapan tajamnya yang memikat mereka yang kali pertama melihat.
Beda halnya terhadap Ayara— tatapan teduh diselingin senyum manis dari bibirnya. Matanya yang terkadang membentuk bulan karena senyumnya yang merekah.
KAMU SEDANG MEMBACA
2190 hours with Tiergarten
FanfictionAyara, gadis biasa dengan sejuta misteri yang tidak satu hal pun Kavindra tau. Yang Kavindra tau hanyalah, Ayara adalah gadis yang hampir ia tabrak saat waktu hampir tengah malam. Namun Kavindra tidak tau yang sebenarnya, tentang dunia Ayara yang s...